Pembunuh Senyap Bernama Wajan dan Teman-teman

Illustrasi wajan aluminium (pic: berkeluarga.id)


Seorang ibu bisa menjadi pahlawan penyelamat kelaparan bagi suami dan anak-anaknya, namun juga bisa menjadi pembunuh senyap dari peralatan masak yang dipakainya



Pernah mengamati bahan utama peralatan masak yang digunakan saat memasak di dapur? Atau enggan mengamatinya karena yang penting masakan enak dan perut kenyang? 


Zaman dahulu segala peralatan masak terbuat dari tanah liat, mulai dari panci, wajan, dan lainnya. Namun seiring dengan kemajuan zaman, bahan tanah liat telah ditinggalkan sebab dianggap terlalu memakan waktu lama dalam pembuatannya, hingga kemudian diganti dengan beragam bahan praktis yang cepat pembuatannya.


Akibat tuntutan kepraktisan dan kemudahan, membuat peralatan masak dari tanah liat tidak ada lagi di pasaran, dan tinggal menjadi nostalgia jaman penjajahan.



Ketidakamanan aluminium menjadi perdebatan


Seiring perkembangan zaman, bahan-bahan baku peralatan memasak mengalami banyak perkembangan, salah satu yang paling mudah didapatkan adalah aluminium. Tetapi ketidakamanan aluminium untuk memasak makanan atau kegiatan lainnya yang dikonsumsi manusia telah lama menjadi sumber perdebatan. 


Sebagian pakar kesehatan menyebut aluminium sangat berbahaya bagi kesehatan, namun sebagian lainnya  mengatakan aman-aman saja asalkan tidak melebihi ambang batas yang ditetapkan.


Dikutip dari smarterhealth.com, dalam kondisi normal, setiap hari asupan aluminium dari darah akan diekskresikan oleh ginjal (5-10 mg), namun bagi yang mengalami gagal ginjal tidak memiliki kemampuan untuk menyaring zat aluminium, sehingga tidak bisa dikeluarkan dari tubuh, akibatnya sangat berbahaya karena mempengaruhi kesehatan otak dan tulang.



Beragam penyakit disebabkan aluminium


Peralatan masak berbahan aluminium memang terkenal murah dan terjangkau harganya dibanding bahan lain seperti titanium dan baja. Selain faktor bahan yang mudah didapatkan, juga mudah untuk didaur ulang kembali menjadi barang baru.


Aluminium mudah dilelehkan dan praktis, namun karena kemudahannya itu juga yang membuat barang berbahan lauminium mudah luntur, yang tentu saja membawa efek negatif pada tubuh sebab. akan meresap dalam organ-organ tubuh, menyebabkan beragam penyakit.


Macam-macam penyakit yang diakibatkan pemakaian peralatan masak berbahan aluminium, diantaranya adalah kanker usus, alzheimer, kerusakan otak, liver, gagal ginjal, osteoporosis, dan gangguan tremor, sebagaimana dikutip dari suara.com (14/10/2020).


Jika pernah melihat proses pembuatan makanan kaleng di pabrik, yang melalui mesin uji detektor logam, saat makanan kaleng terdeteksi mengandung logam, maka tidak akan diloloskan dalam pemasaran karena berbahaya untuk kesehatan.


Kadar aluminium yang tinggi di dalam darah akan menyebabkan berbagai macam risiko berbahaya sebab  terakumulasi dengan albumin (protein utama di darah manusia yang diproduksi organ hati), kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh terutama otak dan tulang., sehingga aluminium dianggap sebagai biang jerok penyebab kepikunan alias demensia  karena  terakumulasi di otak.


Dalam suatu percobaan sederhana, yakni merebus air dalam ketel aluminium, setelah mendidih didinginkan semalaman, saat proses pendinginan, air berubah warna menjadi kelabu, hal ini menunjukkan lunturnya bahan logam yang terkandung dalam ketel.


Pernah membayangkan seandainya hal itu juga terjadi pada peralatan masak yang lain, seperti panci, wajan dan lainnya. Proses pelunturan memang sangat kuat terjadi pada awal pertama pemakaian barang hingga menimbulkan warna kelabu, seiring waktu memang tak terlalu gelap, namun yakinkah bila proses lunturnya logam akan berhenti begitu saja?


Bahkan seperti dikutip dari brilio.net (11/7/2015) peralatan aluminium buruk bagi kesehatan karena mengandung partikel ion yang  berbahaya bagi otak sebagai penyebab penyakit Alzheimer.


Memang  saat pertama memasuki tubuh larutan logam hanya sedikit, namun seiring berjalannya waktu, larutan logam akan makin menumpuk, terutama dalam organ tubuh, menimbulkan penyakit-penyakit serius yang berbahaya, seperti kanker.



Ibu, pahlawan atau pembunuh?


Dari hal yang telah kita bahas di atas, kita bisa mengambil kesimpulan, ternyata seorang ibu bisa menjadi pahlawan penyelamat kelaparan bagi suami dan anak-anaknya, namun juga bisa menjadi pembunuh senyap dari peralatan masak yang dipakainya.


Di jaman serba sulit ini, yang segala macam harga barang tak terjangkau,, sementara tuntutan hidup terus memburu, pastilah setiap orang mencari barang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan harga terjangkau. 


Bukan hanya ibu-ibu rumah tangga yang terdesak kebutuhan rumah tangga, bahkan para pedagang kaki lima yang menjual makanan matang dan gorengan didapati banyak memakai produk alumunium yang ringan dan harganya terjangkau. Siapa yang harus disalahkan bila ekonomi memaksa karena kebutuhan hidup yang mencekik. 




Dus, mau tak mau kita harus pintar menjaga kesehatan diri sendiri sebaik-baiknya dengan lebih teliti dan hati-hati dalam memilih peralatan masak. Biaya pengobatan lebih mahal dari harga peralatan masak yang dipakai, mungkin efeknya tidak hari ini, bisa lima, sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun mendatang.


Semua kembali pada diri sendiri, sebab kesehatan adalah hak mutlak setiap individu yang sudah pasti menjadi tanggung jawab pribadi sebab resiko dihadapi sendiri.


Siapkah Anda menghadapinya?


 

Comments