Belajar Dari Kasus Pengantin Bogor, Berikut Ciri-Ciri Calon Istri yang Baik

Pengantin Bogor Anggi dan Fahmi (pic: radarseluma.con)


Alangkah baiknya mengambil pelajaran dari kasus tersebut agar tidak mengalami nasib serupa sebab seorang pria harus benar-benar berhati-hati dalam mencari istri idamannya berikut beberapa ciri-ciri calon istri yang baik


Hebohnya pemberitaan tentang pengantin perempuan dari Bogor yang menghilang beberapa waktu lalu, hingga pengantin pria jungkir balik tak karuan mencari. Bahkan bukan hanya si pengantin pria tapi juga keluarga, hingga ibunya tak doyan makan karena khawatir menantu kesayangan diculik.

Namun tak diduga dan tak dinyana, ternyata upaya mati-matian pencarian tersebut sia-sia. Sebab si pengantin wanita ternyata hanya pura-pura hilang. Kenyataan sesungguhnya, ia lari dengan mantan pacarnya, atau malah mungkin masih berstatus pacarnya.


Lunturnya rasa malu

Sungguh hal di luar nalar, karena jelas-jelas menerabas segala macam norma. Namun si pengantin wanita tetap "kekeuh" melangkah, seakan segala yang dijalani biasa-biasa saja, tanpa adanya konsekuensi moral yang bakal dihadapi. 

Itulah salah satu contoh fenomena yang kini banyak terjadi pada masyarakat kita, Segala hal yang jelas melanggar norma dianggap wajar-wajar saja. Jelas menunjukkan putusnya urat malu sebab pelanggaran etika dipandang sebagai hal wajar untuk dilanggar.

Mungkin kejadian pengantin kabur buian kali ini saja, sebab siapa tahu ada Anggi dan Fahmi lain yang peristiwanya tidak muncul di permukaan.

Publik yang terhenyak dan bingung, menyoroti beragam norma yang telah diterabas. Diantaranya adalah norma agama, norma hukum, norma kesopanan, serta norma kesusilaan..

Bukankah telah menikah? Dengan terjadinya ikatan pernikahan, berarti si pengantin perempuan memiliki ikatan hukum kuat dengan sang suami. Ketika ia pergi dan meninggalkannya bersama lelaki lain, bukankah sudah masuk ranah pidana dengan pasal perzinahan?

Pihak tang paling terbebani secara moral tentu saja orangtua dari pengantin perempuan. Dianggap tidak mampu mendidik dan menjaga anak perempuannya. Tentu saja cemoohan, dikucilkan, serta menjadi bahan pergunjingan masyarakat menjadi sebuah konsekwensi sanksi dari pelanggaran norma kesopanan dan kesusilaan.

Jikalau memang si pengantin perempuan memang tak menginginkan pernikahan, kenapa tidak mengatakannya secara langsung kepada orang tuanya? Kepada calon suamnya? Sehingga tidak membei harapan palsu alias PHP.

Mungkinkah ada rasa ewuh pakewuh, Namun dengan berlangsungnya oernikahan, jelas ia lebih mempermalukan keduaorangtuanya karena beberapa waktu kemudian, kabur bersama lelaki lain.


Ciri-ciri calon istri baik

Jelas publik dibuat bertanya-tanya dengan ulah penganin perempuan. Mengapa ia bertindak diluar nalar dan melanggar norma kesopanan, apakah ia idak merasa malu? Melanggar norma kesusilaaan, apa yang ada dalam hati nuraninya, seperti apa pola berpikirnya?

Namun daripada kita hanya sibuk membicarakan nasib pengantin Bogor. Maka alangkah baiknya untuk mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut, agar tidak mengalami nasib yang serupa.

Untuk itu, seorang pria harus benar-benar berhati-hati dalam mencari istri idamannya. Berikut beberapa ciri-ciri calon istri yang baik:

Teguh beragama 

Keyakinannya yang kuat terhadap Tuhan, membuatnya percaya bahwa Dia Maha Melihat segala gerak geriknya. Tentu saja hal ini akan dapat mengendalikan diri si calon istri dari hal hal yang dilarang-Nya

Tidak pernah mengungkit masa lalu 

Calon istri yang baik biasanya tidak hanya bisa menjaga tubuh, namun juga tutur katanya. Ia tidak akan secara serampangan mengobral tubuhnya pada setiap lelaki. Sebab, seorang perempuan yang pernah tersentuh lelaki, biasanya akan selalu membandingkan satu dengan lainnya. Akibatnya sulit move on, ia merasa lelaki yang saat ini mendampinginya penuh dengan kekurangan, sebab ia tak pernah berhenti membandingkan.

Tidak menuntut yang aneh aneh

Calon istri yang baik biasanya tidak terlalu banyak menuntut materi berlebihan terhadap calon suaminya. Istilahnya tidak materialistis meskipun merasa dirinya serba segalanya, serba cantik, serba berpendidikan tinggi. Karena kelebihan yang dimiliki terkadang sering membuat congkak hati, akibatnya menuntut yang macam-macam terhadap calon suaminya.

Tidak mudah merajuk

Calon istri yang baik selalu berpikir secara dewasa, tidak manja dan kekanak-kanakan. Sebab sifat seperti ini sangat memusingkan calon suaminya, misal lamaran atau hantaran akan diberikan barang A sementara dia menuntut barang B. Karena tidak sesuai akibatnya ngambek tidak karuan.


Demikian sebagian ciri-ciri calon istri yang baik. Dapat digunakan sebagai alternatif pedoman agar dapat terhindar dari hal-hal yang idak diinginkan seperti kasus Fahmi pengantin Bogor. Semoga bermanfaat!


Comments