Postingan

Menampilkan postingan dengan label Nasional

Mbulet Susur Sistem Gaji Guru: Kajian Kritis Pemotongan Iuran JKN di Indonesia

Gambar
Ilustrasi guru terkejut melihat slip gaji (Pic: Meta AI) Praktik pemotongan iuran JKN dari TPG tampak “legal-formal”, namun secara substansial menyiratkan ketidakadilan struktural yang menjadikan guru sekadar  obyek administratif , bukan subjek yang dihargai secara utuh Tulisan ini menyoroti praktik pemotongan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap penghasilan guru di Indonesia, khususnya iuran 1% dari Tunjangan Profesi Guru (TPG).  Penelitian ini mengurai “mbulet susur” birokrasi yang membingungkan dan mengikis rasa hormat terhadap profesi guru.  Dengan pendekatan kritis dan reflektif, artikel ini mengajak pembaca untuk meninjau ulang sistem yang seolah-olah terencana, namun dalam praktiknya justru penuh paradoks. Pendahuluan Guru adalah pilar bangsa. Namun, sistem penggajian dan pemotongan iuran kesehatan kerap mencerminkan ketidakkonsistenan dalam menghargai jasa mereka.  Salah satunya adalah pemotongan JKN dari Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang menimbulk...

Penulisan Ulang Sejarah Kekerasan 1998: Politik Peringatan vs. Pelupaan Kolektif

Gambar
Ilustrasi kerusuhan (Vid: Meta AI) Dalam buku sejarah yang ingin menghapus luka lama, semoga kita tetap jadi penjaga ingatan — bukan penandatangan lupa Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan, dipimpin Fadli Zon, menggagas penulisan ulang sejarah Indonesia, termasuk menyertakan peristiwa prasejarah hingga era kekinian, dan menargetkan peluncuran menjelang 17 Agustus 2025. Proyek ini didukung sekitar 100–113 sejarawan dan mengalokasikan dana Rp 9 miliar. Tujuannya: menghapus bias kolonial, menekankan prestasi, dan memperkuat identitas nasional “Indonesia‑sentris”    . Kontroversi pada Kekerasan 1998 Kekerasan Mei 1998: penjarahan, pembakaran, dan pembunuhan terhadap warga, terutama etnis Tionghoa — merenggut sedikitnya ribuan korban, termasuk ratusan kasus pemerkosaan. Fadli Zon menyatakan era reformasi dan peristiwa Mei 1998 akan disajikan kembali, tetapi hanya dua dari 12 kasus pelanggaran HAM berat yang diakui, dengan narasi lebih “positif” agar tidak memecah persatuan. Pe...