Pasar Modal sebagai Cermin Bangsa: Mengapa Banyak Negara Mempercantik Bursa Sahamnya?
![]() |
Ilustrasi investor saham (Pic: Meta AI) |
Jika pemimpin negara mencemooh bursa saham, investor akan menilai itu sebagai sinyal negatif: tak ada jaminan, tak ada keberpihakan
Pasar saham bukan permainan angka. Ia adalah cermin kepercayaan, etalase kemajuan, dan panggung reputasi nasional.
Negara-negara dengan kepemimpinan yang visioner mempercantik pasar modal karena tahu:
“Investasi jangka panjang dimulai dari kepercayaan jangka pendek.”
Pasar Modal Sebagai Indikator Kepercayaan Investor
Di mata dunia, pasar saham mencerminkan:
• Stabilitas politik
• Kepastian hukum
• Efisiensi birokrasi
• Etika bisnis dan transparansi
Jika pemimpin negara mencemooh bursa saham, investor akan menilai itu sebagai sinyal negatif: tak ada jaminan, tak ada keberpihakan.
Contoh:
• Vietnam membuka akses e-investment, pemangkasan pajak capital gain, dan memberikan perlindungan hukum bagi investor.
• India memperkuat SEBI (otoritas pasar) dan mendorong digitalisasi perdagangan saham hingga ke desa.
Pasar Modal Sebagai Cermin Kestabilan Ekonomi
Kinerja indeks saham berkorelasi langsung dengan:
• Nilai tukar mata uang
• Tingkat inflasi
• Penyerapan tenaga kerja
• Arus modal asing (FDI & FPI)
Jika indeks pasar lesu karena kebijakan tak berpihak, itu artinya ekonomi sedang kehilangan daya tarik dan arah.
Negara seperti Brazil pernah mengalami hal serupa — pasar ambruk karena presiden mengeluarkan pernyataan anti-pasar. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya.
Pasar Modal sebagai Etalase Profesionalisme Korporasi
Pasar saham tempat perusahaan go public untuk:
• Meningkatkan modal ekspansi
• Menunjukkan transparansi laporan keuangan
• Menarik talenta profesional
Namun… jika:
• Korupsi merajalela
• Penegakan hukum lemah
• Pemerintah tak peduli pasar
Maka investor akan hengkang, dan perusahaan-perusahaan terbaik lebih memilih IPO di luar negeri (dual listing atau pindah total).
Ancaman Terhadap Daya Tarik Pasar Modal Indonesia
• Komentar pejabat yang sinis terhadap saham → bikin investor kabur.
• Korupsi BUMN → merusak kepercayaan.
• Demo anarkis → sinyal instabilitas.
• Minimnya edukasi pasar dari negara → membuat ritel babak belur.
Harusnya Apa yang Dilakukan Negara?
• Mengangkat regulator pasar modal ke posisi strategis (bukan ban serep).
• Mendorong literasi keuangan nasional.
• Menjadikan pasar modal sebagai pilar ekonomi, bukan sebagai spekulasi elit.
• Memastikan pejabat paham bahwa saham bukan judi, melainkan ruang pertaruhan masa depan bangsa.
Negara yang mencintai rakyat dan ekonominya akan menghias bursanya seperti taman: indah, nyaman, dan menarik untuk disinggahi.
Negara yang mengabaikannya? Akan kehilangan investor, kehilangan martabat, dan akhirnya kehilangan masa depan.
Referensi
1. World Bank. (2020). Capital Markets Development: Building Institutions and Incentiveshttps://www.worldbank.org
2. OECD. (2023). Enhancing Capital Market Frameworks in Emerging Economies
3. International Monetary Fund (IMF). (2022). Investor Confidence and Macroeconomic Stability: Evidence from Global Markets
4. Indonesian Stock Exchange (IDX). (2024). Annual Report & Market Outlook
5. La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., & Vishny, R. (1997). Legal Determinants of External Finance. Journal of Finance, 52(3), 1131–1150.
Komentar
Posting Komentar