Islam & LGBTQ+: Perspektif Syariat dan Kesehatan
![]() |
Ilustrasi kehancuran kota Sodom (Pic: Meta AI) |
Islam melarang perilakunya, tapi bukan berarti membenci pelakunya. Menghargai manusia, namun tidak menormalisasi perilaku menyimpang
Islam memandang hubungan sesama jenis sebagai penyimpangan dari fitrah manusia yang diciptakan berpasang-pasangan (QS. Az-Zariyat: 49).
Dalil utama:
• QS Al-A’raf: 80–81: Kisah kaum Nabi Luth yang dihancurkan karena perilaku homoseksual yang ekstrem.
• Hadis Nabi SAW:
“Laknat Allah atas pelaku liwath (homoseksual) dan orang yang dilakukannya.” (HR. Tirmidzi)
Mengapa dilarang?
Karena Islam menekankan:
• Hifzh al-Nasl (menjaga keturunan)
• Hifzh al-‘Aql (menjaga akal)
• Hifzh al-Din (menjaga agama dan moral publik)
Dimensi Kesehatan: Data Medis dan Psikologis
Beberapa studi kesehatan mengungkap risiko yang meningkat pada hubungan seksual non-heteronormatif, terutama pada hubungan anal.
Fakta Medis (WHO, CDC):
• HIV/AIDS: Risiko penularan HIV jauh lebih tinggi pada hubungan anal yang tidak terlindungi.
• Infeksi menular seksual (IMS): Termasuk hepatitis B dan C, gonore, HPV.
• Risiko kanker anus & rektum: Meningkat signifikan pada pria dengan riwayat hubungan anal.
Aspek Psikologis:
Studi (New Family Structures Study – Regnerus, 2012) menunjukkan angka depresi, kecemasan, dan kecanduan lebih tinggi pada individu dengan orientasi non-heteroseksual, walau data ini kerap dikritik karena adanya tekanan sosial sebagai faktor luar.
Catatan penting:
Masalah kesehatan ini bukan karena orientasi semata, tapi karena praktik seksual berisiko serta faktor tekanan sosial.
Islam hadir untuk melindungi manusia dari risiko ini, bukan menghakimi martabatnya sebagai makhluk Allah.
Solusi Islam: Merangkul, Bukan Mengusir
Islam melarang perilakunya, tapi bukan berarti membenci pelakunya. Yang diajarkan:
• Taubat dan terapi ruhani: Bimbingan, bukan cercaan.
• Pendekatan ilmiah dan psikospiritual: Membantu mereka kembali ke fitrah.
• Masyarakat inklusif namun tetap berprinsip: Menghargai manusia, namun tidak menormalisasi perilaku menyimpang.
Referensi
- Tirmidzi. (n.d.). Sunan at-Tirmidzi.
- The Holy Qur’an. (n.d.). Surah Al-A’raf [7]: 80–81, Az-Zariyat [51]: 49.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2023). HIV and MSM: Facts and Statistics.
- World Health Organization. (2024). Global Health Sector Strategy on HIV 2022–2030.
- Regnerus, M. (2012). How different are the adult children of parents who have same-sex relationships? Findings from the New Family Structures Study. Social Science Research.
Komentar
Posting Komentar