Postingan

Menampilkan postingan dengan label Lingkungan

Belajar dari Bencana Sumatra: Pencegahan Banjir dan Longsor di Kalimantan melalui Koreksi Tata Kelola Hutan, Sawit, dan Tambang

Gambar
Ilustrasi koreksi tata kelola hutan (Pic: Grok) Kalimantan berada di persimpangan penting antara mengulang tragedi yang sama, atau memilih jalan pemulihan ekologis yang lebih beradab Banjir bandang dan longsor di Sumatra menunjukkan keterkaitan langsung antara kerusakan tata guna lahan, deforestasi masif, ekspansi sawit, pertambangan terbuka, serta rendahnya kesadaran pengelolaan sampah dengan meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi.  Kalimantan memiliki karakteristik ekologis dan ekonomi yang sangat mirip dengan Sumatra, terutama dalam pola eksploitasi sumber daya alam.  Tulisan ini bertujuan menjelaskan pola sebab-akibat bencana di Sumatra sebagai kerangka peringatan ilmiah bagi Kalimantan agar tidak mengulangi kegagalan ekologis yang sama. Pendahuluan Dalam dua dekade terakhir, Sumatra mengalami peningkatan signifikan frekuensi banjir bandang dan longsor.  Fenomena ini tidak lagi bersifat alamiah murni, melainkan dipicu degradasi lingkungan akibat: • Alih fungsi...

Krisis Ekologis Kalimantan: Analisis Deforestasi, Ekspansi Sawit, Pertambangan, dan Mitigasi Risiko Banjir Besar

Gambar
Ilustrasi krisis ekologis (Pic: Grok) Langkah-langkah mitigasi berbasis sains dan kebijakan yang tegas merupakan syarat mutlak agar banjir besar tidak menjadi bencana tahunan Kalimantan merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, namun saat ini berada dalam tekanan berat akibat deforestasi masif, perluasan perkebunan kelapa sawit, dan kegiatan pertambangan.  Kombinasi tekanan ekologis tersebut menyebabkan penurunan daya dukung lahan dan meningkatkan risiko banjir ekstrem.  Tulisan ini mengkaji hubungan antara perubahan tutupan hutan, degradasi tanah, dan frekuensi banjir, serta menawarkan strategi ilmiah untuk mitigasi dan pemulihan lanskap Kalimantan. Pendahuluan Kalimantan dikenal sebagai “paru-paru dunia”, namun tingkat kehilangan hutannya mencapai level kritis sejak tiga dekade terakhir.  Alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit dan pertambangan batubara telah memicu fragmentasi habitat, perubahan hidrologi, dan kerentanan sosial-eko...