Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hukum

Elon Musk Mengumumkan Rencana “America Party”

Gambar
Ilustrasi Elon Musk (Pic: Meta AI) Rencana ini inovatif dan taktis, berpotensi mengubah dinamika legislatif—tapi berada di jalur panjang dan rumit Pada 4 Juli (Independence Day), Musk mengusulkan membentuk partai ketiga bernama America Party, melalui jajak pendapat di X, menentang usulan “Big Beautiful Bill” yang ia kritik karena berpotensi menaikkan defisit hingga $3,9 triliun. Ia menargetkan 2–3 kursi Senat dan 8–10 kursi DPR untuk mendapatkan kekuatan penyeimbang di Kongres. Meskipun ragu dengan gagasan lawasnya, kini dakwaannya didukung oleh ~40% publik dalam jajak pendapat Quantus. Sudah Disahkan atau Belum? Partai ini hanya digagas secara informal lewat X, belum ada prosedur legal atau pengesahan pemerintah AS. Pembentukan resmi harus melalui berbagai regulasi negara bagian, termasuk jumlah anggota & tanda tangan rakyat, yang bisa memakan waktu & biaya puluhan hingga ratusan juta dolar. Meski Musk kaya, para ahli menyatakan: “ Biaya besar bukan jaminan. ” – butuh tahun da...

16 Ribu Anak-anak Palestina Dibunuh, Dunia Diam: Anda Waras?

Gambar
  Ilustrasi penderitaan anak-anak Palestina (Pic: Meta AI) Ketika foto jasad bayi tak mengguncang parlemen, dan jerit ibu tak menembus ruang PBB, masihkah kita menyebut ini peradaban? Di tengah hiruk-pikuk diplomasi dan perundingan senjata, satu fakta tak terbantahkan terus menganga: lebih dari 16.500 anak-anak Palestina tewas dalam 19 bulan konflik—sebagian besar dalam tidur, di pelukan ibu, atau saat mencari roti.  Dunia menyaksikan, dunia tahu, namun dunia diam. Pertanyaannya bukan lagi di mana keadilan, tapi apakah kita masih memiliki nurani? Mengapa Leadership Israel Gagal Belajar dari Holocaust? a. Pendidikan & ingatan yang memudar • Israel memiliki program seperti  Witnesses in Uniform  yang mengirim pasukan ke kamp Holocaust, tetapi studi menunjukkan empati lebih menguat dalam konteks pribadi, bukan struktural nasional. • Ada kekhawatiran generasi muda kehilangan hubungan emosional karena top-down, bukan melalui dialog yang mendalam. b. Narasi nas...

Ironi Gencatan Senjata: Israel Perkuat Serangan Sebelum Damai, Frustasi atau Aji Mumpung?

Gambar
  Ilustrasi serangan Israel (Pic: Meta AI) Motif militer-politik kemungkinan mencakup pembersihan struktural dan tekanan jangka panjang Menjelang perjanjian gencatan senjata selama 60 hari, bukan seminggu sebelumnya, intensitas serangan Israel malah meningkat. Ini kemungkinan strategi klasik ‘bargaining-through-brute-force’: • Frustasi militer: Keterbatasan hasil panggul dan tepi barat membuat Israel mengebut serangan akhir sebelum perjanjian. • Aji mumpung (pressure tactics): Pipek terhadap Hamas dan mengintervensi wilayah-wilayah strategis selama masa transisi, menciptakan momentum politik. Direktur Rumah Sakit Tewas: Irama Kejam Konflik Kasus Dr. Marwan al‑Sultan, ahli jantung dan direktur Indonesian Hospital Gaza, tewas saat serangan udara Israel—ditandai sebagai “kerusakan akibat tembakan sekunder”. Total lebih dari 70 pekerja   medis tewas dalam 50 hari terakhir. Rumah sakit di Gaza kini hampir kolaps dengan hanya 17/36 yang masih beroperasi. Serangan terhadap m...