Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pendidikan

Setelah Ramadhan: Kembali ke Jalan Tuhan atau Jalan Makan?

Gambar
  Ilustrasi kalap makan (pic: AI Image) Sebenarnya Lebaran itu hari kemenangan atau malah jadi ajang balas dendam makan? Setelah sebulan penuh kita menahan lapar, haus, dan hawa nafsu di bulan Ramadhan, akhirnya datanglah Idul Fitri—hari kemenangan! Tapi… kemenangan atas apa? Apakah kita benar-benar menang melawan hawa nafsu? Atau justru balas dendam dengan makan sepuasnya? Dari ketupat, opor ayam, rendang, sambal goreng ati, sampai kue-kue kering, semua disikat! Sampai-sampai perut yang kemarin kempes selama puasa, langsung buncit dalam sehari! Nah,  sebenarnya Lebaran itu hari kemenangan atau malah jadi ajang balas dendam makan?  Mari kita bahas. Idul Fitri = Kemenangan Melawan Hawa Nafsu Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan supaya kamu menyempurnakan bilangan (puasa) dan supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”  (QS. Al-Baqarah: 185) Artinya, Idul Fitri bukan sekadar perayaan makan-makan, tapi  momen...

Ragam Gaya Mengajar Menarik dan Dampaknya

Gambar
Ilustrasi kelas bahagia (pic: Meta AI) Cara mengajar yang hanya terpaku pada satu gaya bisa membuat pembelajaran terasa monoton. Dengan mencoba berbagai gaya mengajar, pengajar maupun yang diajar bisa memperoleh pengalaman belajar  lebih menyenangkan dan efektif Gaya mengajar adalah cara atau pendekatan yang digunakan seorang guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.  Gaya mengajar dipengaruhi oleh kepribadian guru, karakter siswa, serta tujuan pembelajaran. Apakah Gaya Sama dengan Model Mengajar? Gaya mengajar dan model mengajar itu berbeda, meskipun saling berkaitan: Gaya mengajar  lebih ke  kepribadian  dan  cara guru berinteraksi  dengan siswa saat mengajar (misalnya, ekspresif, humoris, otoritatif, dll.). Model mengajar  adalah  kerangka sistematis  dalam pembelajaran, seperti model  Cooperative Learning, Problem-Based Learning, Inquiry Learning , dll. Jadi, model mengajar bisa diadopsi oleh guru dengan berbagai gaya yang be...

TKA: Kompromi Politik Pendidikan

Gambar
Ilustrasi suasana kelas seru dan ceria  (pic: Meta AI) Tes Kompetensi Akademik merupakan  kompromi politik pendidikan , di mana pemerintah tetap bisa bilang “UN sudah dihapus”, tapi tetap punya alat evaluasi yang sifatnya akademik Akar Tes Kompetensi Akademik (TKA) sebenarnya bermula dari kebijakan penghapusan Ujian Nasional (UN) yang diumumkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim pada tahun 2019, tepatnya tanggal  11 Desember 2019 . Waktu itu Nadiem menyatakan bahwa mulai  2021 , UN resmi digantikan oleh  Asesmen Nasional (AN) . Tapi, nama  Tes Kompetensi Akademik (TKA )  baru muncul  belakangan , dan konsepnya berkembang seiring waktu.  Istilah TKA ini sebenarnya mulai banyak disebut sejak tahun  2023-2024  ketika pemerintah mencari format baru untuk mengukur capaian akademik siswa setelah UN dihapus, karena Asesmen Nasional (AN) lebih fokus ke literasi, numerasi, dan survei karakter, bukan murni akademik mapel (mata pelajaran). Ide dan ...