Setelah Ramadhan: Kembali ke Jalan Tuhan atau Jalan Makan?
![]() |
Ilustrasi kalap makan (pic: AI Image) |
Sebenarnya Lebaran itu hari kemenangan atau malah jadi ajang balas dendam makan?
Setelah sebulan penuh kita menahan lapar, haus, dan hawa nafsu di bulan Ramadhan, akhirnya datanglah Idul Fitri—hari kemenangan! Tapi… kemenangan atas apa?
Apakah kita benar-benar menang melawan hawa nafsu? Atau justru balas dendam dengan makan sepuasnya? Dari ketupat, opor ayam, rendang, sambal goreng ati, sampai kue-kue kering, semua disikat! Sampai-sampai perut yang kemarin kempes selama puasa, langsung buncit dalam sehari!
Nah, sebenarnya Lebaran itu hari kemenangan atau malah jadi ajang balas dendam makan? Mari kita bahas.
Idul Fitri = Kemenangan Melawan Hawa Nafsu
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan supaya kamu menyempurnakan bilangan (puasa) dan supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Artinya, Idul Fitri bukan sekadar perayaan makan-makan, tapi momen untuk bersyukur dan merayakan keberhasilan kita menahan hawa nafsu selama Ramadhan.
Tapi, kalau setelah Ramadhan kita malah kalap makan tanpa batas, apakah itu tanda kemenangan? Atau justru tanda kekalahan?
Dari Menahan Nafsu ke Menyerah Pada Nafsu?
Saat puasa, kita diajarkan menahan diri dari berlebihan. Tapi begitu Idul Fitri datang, banyak orang yang justru lepas kendali:
- Makan berlebihan sampai sakit perut
- Minum soda berlebihan sampai kembung
- Kalap makan daging, besoknya kolesterol naik
Padahal, Rasulullah ï·º bersabda:
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya.” (HR. Tirmidzi)
Nah lho, kalau sampai perut penuh dan kita nggak bisa gerak saking kenyangnya, masih bisa disebut menang nggak tuh?
Makan Boleh, Tapi Jangan Berlebihan
Islam tidak melarang kita menikmati makanan lezat saat Lebaran. Tapi, Allah SWT sudah mengingatkan:
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Artinya, boleh makan enak, tapi jangan sampai balas dendam! Karena kalau sampai sakit perut, kolesterol naik, atau malah jadi malas ibadah setelahnya, berarti kita bukan menang, tapi kalah oleh hawa nafsu sendiri.
Idul Fitri adalah momen kemenangan—tapi kemenangan yang sebenarnya bukan cuma bisa makan bebas setelah puasa, melainkan kemenangan atas diri sendiri.
Kalau setelah Ramadhan kita tetap bisa menjaga pola hidup sehat, tidak berlebihan dalam segala hal, dan tetap menjaga ibadah dengan baik, itulah kemenangan sejati.
Tapi kalau kita malah kalap makan, mager ibadah, dan lupa esensi Lebaran, ya… berarti puasanya cuma sukses bikin lapar, tapi nggak sukses bikin kita berubah!
Komentar
Posting Komentar