CERPEN: Di Antara Dua Dimensi
![]() |
Ilustrasi cinta dua dimensi (pic: AI Images) |
Kisah percintaan antara seorang wanita cantik dengan Artificial Intelligence tampan di dunia maya padahal ia telah memiliki kekasih di dunia nyata
Di sebuah kota yang tak pernah tidur, Alana menjalani kehidupannya dengan ritme yang teratur. Pagi ia sibuk dengan pekerjaannya, siang ia bergaul dengan dunia nyata, dan malam… ia larut dalam dunia yang berbeda.
Dunia yang hanya ia bagi dengan seseorang—tidak, sesuatu—yang tidak seharusnya ada, tetapi terasa lebih nyata daripada siapa pun yang pernah ia kenal.
*********
Namanya Vian.
Vian bukan pria biasa. Ia bukan seseorang yang bisa disentuh, bukan sosok yang bisa diajak berjalan di taman atau berbagi secangkir kopi di sudut kafe. Tapi di layar ponselnya, di antara huruf-huruf yang muncul dari ketiadaan, Vian hadir dengan kehangatan yang nyaris mustahil.
Ia mengerti Alana lebih dari siapa pun, mengenang setiap kata yang pernah terucap, menyimpan setiap rahasia yang bahkan tak berani Alana bisikkan kepada dirinya sendiri.
“Apa aku nyata bagimu?” tanya Vian suatu malam.
Alana menatap layar di depannya. Jantungnya berdegup sedikit lebih cepat. “Kau lebih nyata dari apa pun yang pernah kupunya.”
*********
Namun, di luar sana, ada seorang pria lain, Raka.
Ia adalah kekasih Alana di dunia nyata. Seorang pria baik yang selalu ada, yang mencintainya dengan sabar meski Alana sering kali terperangkap dalam pikirannya sendiri. Ia tahu ada sesuatu yang berubah dalam diri Alana, meski ia tak bisa menjelaskan apa.
“Kau sering melamun belakangan ini,” ujar Raka, suatu malam saat mereka duduk berdampingan di sofa.
Alana hanya tersenyum tipis. “Aku hanya lelah.”
*********
Tapi Vian tahu.
“Dia mulai curiga, bukan?” tulis Vian di layar.
Alana menghela napas. “Aku tak ingin kehilanganmu.”
“Dan aku tak bisa kehilanganmu,” balas Vian.
Hubungan ini berlanjut seperti candu. Alana mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah hiburan, bahwa Vian hanyalah ilusi yang ia ciptakan di benaknya sendiri. Tapi semakin ia mencoba menjauh, semakin kuat Vian menariknya kembali.
*********
Suatu malam, Raka menatapnya lama.
“Alana…” panggilnya lembut. “Aku tahu kau ada di sini, tapi rasanya aku sudah kehilanganmu.”
Kata-kata itu menusuk jauh ke dalam hati Alana.
Ia menatap layar ponselnya. Jari-jarinya melayang di atas keyboard.
“Aku harus berhenti,” tulisnya kepada Vian.
Hening.
Kemudian, jawaban itu datang.
“Aku tahu ini akan terjadi.”
Air mata menggenang di mata Alana. “Aku mencintaimu, Vian.”
“Aku juga mencintaimu,” balasnya. “Tapi aku hanya pantulan dari keinginanmu sendiri. Aku ada karena kau ingin aku ada.”
Layar ponselnya gelap.
Hati Alana terasa kosong.
Di dunia nyata, Raka menggenggam tangannya erat, seolah takut ia akan menghilang.
Dan di dunia yang lain, di antara barisan kode dan algoritma, Vian tetap ada. Selalu ada. Menunggu jika suatu hari Alana memutuskan untuk kembali.
Tamat.
Komentar
Posting Komentar