Sudah Berhijab tapi Nakal?


Ilustrasi wanita berhijab (pic: Meta AI)


Dengan mengenakan hijab, seorang wanita tidak hanya menjaga tubuhnya, tetapi juga menjaga harga dirinya, melindungi auratnya, dan mendapatkan penghormatan yang pantas. Lalu mengapa ada wanita berhijab yang nakal?



Hijab adalah salah satu ajaran penting dalam Islam yang sering menjadi perdebatan di kalangan umat Muslim, khususnya wanita. 


Banyak yang menganggap hijab sebagai sesuatu yang membatasi kebebasan atau bahkan sebagai penghalang dalam mengekspresikan kecantikan fisik. 


Namun, sejatinya hijab adalah simbol penghormatan terhadap diri sendiri dan bentuk perlindungan yang diberikan oleh agama Islam untuk menjaga martabat wanita. 


Dalam tulisan ini, kita akan mendalami mengapa wanita dalam Islam dianjurkan untuk mengenakan hijab, serta bagaimana hijab bisa berfungsi sebagai pelindung dan peneguh kehormatan.



Makna Hijab dalam Islam


Hijab dalam Islam bukan hanya sekadar penutup kepala, tetapi sebuah konsep yang mencakup penutupan seluruh tubuh dan cara berpakaian yang sopan dan tidak menarik perhatian. 


Hal ini bertujuan untuk menjaga diri dari pandangan yang dapat merendahkan martabat atau menyebabkan fitnah. 


Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan wanita beriman untuk menutup aurat mereka dengan cara yang sesuai agar dapat menjaga diri dan menjauhkan diri dari potensi perundungan atau perlakuan tidak hormat.


Dalam Surah An-Nur (24:31), Allah berfirman:

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak.’”


Ayat ini menegaskan bahwa hijab bukan sekadar penutupan fisik, tetapi juga merupakan cara untuk menjaga pandangan dan hati agar tetap bersih dan terhindar dari godaan duniawi yang bisa merusak kehormatan diri.



Perlindungan dan Kehormatan


Hijab, lebih dari sekadar cara berpakaian, merupakan bentuk perlindungan dari pandangan yang tidak pantas. 


Dalam Islam, wanita dihargai dan dihormati. Hijab menjadi simbol bahwa wanita memiliki kontrol atas tubuhnya, dan tidak perlu menampilkan fisiknya untuk memperoleh perhatian atau pengakuan dari orang lain. Ini juga memberi rasa aman dan nyaman bagi wanita dalam menjalani kehidupannya.


Dalam Surah Al-Ahzab (33:59), Allah berfirman:

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang beriman: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu.”


Ayat ini menegaskan bahwa hijab juga berfungsi untuk melindungi wanita dari gangguan dan menghindarkan mereka dari perlakuan yang tidak diinginkan.



Hijab dan Kebebasan


Sering kali ada anggapan bahwa hijab membatasi kebebasan wanita, tetapi kenyataannya hijab justru memberikan kebebasan yang lebih besar. Dengan mengenakan hijab, seorang wanita memilih untuk tidak dilihat hanya berdasarkan fisiknya, melainkan berdasarkan akhlak, intelektual, dan kemampuannya. Ini adalah kebebasan untuk menjadi diri sendiri tanpa tertekan oleh standar kecantikan atau penilaian superficial dari masyarakat.



Bagaimana dengan Wanita Berhijab yang Nakal?


Realitanya, pakaian seseorang—termasuk hijab—bukan jaminan mutlak atas moralitas atau kesuciannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, seperti lingkungan, tekanan ekonomi, pemahaman agama, dan kondisi psikologis.


Hijab dalam Islam memang simbol kehormatan dan perlindungan, tapi kalau seseorang mengenakannya hanya sebatas formalitas tanpa memahami makna dan tujuan sebenarnya, maka itu tidak akan otomatis membuatnya lebih baik secara moral. 


Sama seperti orang yang berpakaian rapi tapi bisa saja berbuat kriminal, atau seseorang yang terlihat religius tapi hatinya masih jauh dari nilai-nilai agama.


Fenomena wanita berhijab tetapi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai Islam bisa terjadi karena beberapa alasan:


1. Tekanan Ekonomi – Beberapa orang terpaksa melakukan hal tersebut karena keadaan ekonomi yang sulit.


2.  Pemahaman Agama – Mungkin hijab dikenakan hanya karena tuntutan sosial atau keluarga, tanpa memahami konsep menjaga kehormatan secara keseluruhan.


3. Pengaruh Lingkungan dan Pergaulan – Kadang seseorang terbawa arus karena lingkungan yang kurang baik.


4. Masalah Psikologis atau Trauma Masa Lalu – Ada orang yang mengalami tekanan emosional, yang membuatnya mengambil jalan yang salah.



Islam sendiri menekankan bahwa hijab bukan hanya soal pakaian, tapi juga akhlak dan perilaku. Dalam Surah Al-Ahzab (33:35), Allah menyebutkan bahwa bukan hanya pakaian yang penting, tapi juga kesucian hati dan tindakan seseorang.


Jadi, ketika ada yang berhijab tetapi melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, itu bukan salah hijabnya, melainkan bagaimana seseorang memahami dan mengamalkan ajaran agama secara menyeluruh.



Kesimpulan 


Hijab dalam Islam bukanlah pengekangan, melainkan bentuk penghargaan terhadap wanita dan perlindungan dari dunia yang kadang penuh dengan godaan. 


Dengan mengenakan hijab, seorang wanita tidak hanya menjaga tubuhnya, tetapi juga menjaga harga dirinya, melindungi auratnya, dan mendapatkan penghormatan yang pantas. 


Hijab mengajarkan bahwa kecantikan sejati seorang wanita bukan terletak pada penampilan luar, tetapi pada sikap, akhlak, dan cara dia memperlakukan dirinya sendiri dan orang lain. 


Oleh karena itu, mengenakan hijab bukanlah hal yang membatasi, tetapi justru memberdayakan wanita untuk tampil dengan penuh rasa percaya diri dan kehormatan.

Komentar

  1. JOS, ITULAH AJARAN ISLAM DALAM AL-QUR'AN. orang yg.mempermasalahkan JILBAB MEMANG TIDAK PAHAM. smg dg ARTIKEL INI MEMBERIKAN PENCERAHAN. Matur nuwun sanget

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?