Hari Perempuan Internasional, Sejarah dan Makna
![]() |
International Women’s Day (pic: internasionalwomensday.com) |
Pengalaman biologis perempuan lahir (cisgender) seperti menstruasi, kehamilan, melahirkan, diskriminasi tubuh perempuan — adalah pengalaman unik yang gak bisa diambil alih oleh siapa pun yang terlahir sebagai laki-laki
Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day atau IWD) dimulai sejak tahun 1911. Awalnya, gerakan ini muncul di Eropa — terutama di Jerman, Austria, Denmark, dan Swiss — yang dipelopori oleh aktivis perempuan Clara Zetkin, seorang feminis dan sosialis garis keras.
Tanggal 8 Maret dipilih karena terinspirasi oleh demo besar buruh perempuan di New York tahun 1908, yang menuntut jam kerja layak, upah adil, dan hak pilih perempuan. Sejak itu, 8 Maret resmi diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.
Tujuan Awal dan Perkembangannya
Awalnya, berfokus pada hak ekonomi dan politik perempuan. Tapi seiring waktu, cakupannya makin luas:
- Kekerasan berbasis gender
- Akses pendidikan dan kesehatan
- Kesetaraan upah
- Pemberdayaan ekonomi perempuan
- Peran perempuan di sains, teknologi, dan politik
Kemajuan Perempuan Sejak Ada IWD
Sejak ada Hari Perempuan Internasional, banyak kemajuan tercapai, misalnya:
1. Hak pilih perempuan
Dulu perempuan dianggap gak layak ikut pemilu, sekarang perempuan jadi pemimpin negara.
2. Edukasi
Akses pendidikan makin terbuka buat perempuan.
3. Karier dan Ekonomi
Perempuan kini bukan cuma ibu rumah tangga, tapi pengusaha, peneliti, astronot, hingga presiden.
4. Kesadaran akan Kekerasan Seksual
Gerakan #MeToo jadi bukti perempuan mulai berani bersuara.
5. Kesehatan Reproduksi
Perempuan mulai punya hak atas tubuhnya sendiri.
Bagaimana Dengan Transgender? Apakah Termasuk Perempuan?
Nah ini topik panas yang sampai sekarang masih jadi perdebatan global. Ada dua kubu:
- Kubu Inklusif (Pro Transgender)
Mereka bilang perempuan transgender adalah perempuan, karena gender adalah konstruksi sosial, bukan sekadar jenis kelamin biologis. Jadi, perjuangan perempuan harus merangkul semua identitas gender yang terpinggirkan, termasuk transgender.
- Kubu Radikal Feminisme (Gender Critical)
Mereka berpendapat bahwa pengalaman biologis perempuan lahir (cisgender) — seperti menstruasi, kehamilan, melahirkan, diskriminasi tubuh perempuan — adalah pengalaman unik yang gak bisa diambil alih oleh siapa pun yang terlahir sebagai laki-laki.
Bagi kubu ini, transgender perempuan yang masuk ke ruang perempuan justru dianggap “perampas ruang dan hak-hak perempuan biologis”.
Komentar
Posting Komentar