Kumpulan Sajak Pulo Lasman Simanjutak

Pulo Lasman Simanjuntak (pic: dokumen pribadi)


 Sajak 


Pulo Lasman Simanjuntak


INDONESIA DARURAT KORUPSI


indonesia darurat korupsi

dirampok dari minyak mentah 

perut bumi

dinikmati keluarga

oknum-oknum mafia migas

tanpa pernah mati


indonesia darurat korupsi

dengan mata nyala api

seperti hama tikus bajingan

dibakarnya mata uang 

senilai seratus sembilan puluh tiga triliun rupiah


dijarah dari peti-peti mati

milik para pendaki

tata niaga impor minyak

hasil korupsi

beranak-pianak


indonesia darurat korupsi

tinggal menghitung 

cahaya matahari-

investigasi penyidik

selama ini

hanya tertidur

di atas gulungan karpet merah

dijilat rezim-rezim keji

tak suka deklamasi puisi

selalu makan daging mentah 

busuk dan basi


indonesia darurat korupsi

aku tetap sendiri

masih berimajinasi 

berjuta kali didendangkan dalam hati

pada telapak kaki negeri ini

diinjak-injak oligarki energi

dikendalikan hedonis

hingga hari ini


siapa masih punya

mesin-mesin abadi

berjalan mundur untuk berbagi 

tetapi bukan

hasil korupsi

mengoplos antara kebenaran

dan kepalsuan 


tuan-tuan

tak punya harga diri

rakyat miskin 

makin menjadi-jadi


o, kasihan indonesiaku


Jakarta, Kamis 27 Februari 2025


Pulo Lasman Simanjuntak


INDONESIA MAKIN GELAP


sajakku menulis

indonesia makin gelap

di depan cermin rakyat

turun ke jalan

bawa bendera hitam

di tangan kanan

akar kepahitan

dilukis dalam hujan


lantaran kenaikan harga

pangan

kelangkaan gas buatan

phk ribuan orang

seperti menunggu kematian


kelaparan mulai disampaikan

lewat nyanyian

anak-anak jalanan

anak-anak sekolahan

dijanjikan makan siang 

bergizi tinggi

sehat dan gratis

meluncur dari mulut awan

dibayar dengan uang

dilunasi dengan utang


sajakku menulis

indonesia makin gelap

dijual lautan

digadaikan langit buatan


proyek mercusuar kembar

disuntik koruptor

mata duitan

dengan hukuman cambuk liar

paling ringan


mau dibawa kemana

bila negaraku terpecah belah

tanpa airmata

menyemburkan darah

di tanah belum merdeka


seratus hari 

hanya bisa didaki matahari

dengan caci maki

berulangkali pasti terjadi


cuci darahmu indonesiaku

dengan roh rendah hati

untuk raih satu kata

kemenangan abadi


sampai pada akhirnya

republik ini mati

ditelan mulut bumi

sakit hati


Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025


Biodata : 

Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Ratusan karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 35 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.Sejak tahun 1980 s/d tahun 2025 karya puisinya telah dimuat di 23 media cetak (koran, suratkabar, dan majalah) serta dipublish (tayang) pada 258 media online (website) serta majalah digital di Indonesia dan Malaysia.Karya puisinya juga telah dipublikasikan ke mancanegara seperti  Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India.Sering diundang baca puisi di  Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Radio Republik Indonesia (RRI- Stasiun Jakarta), Cafe Sastra Balai Pustaka, dan sejumlah tempat komunitas sastra di wilayah Jabodetabek.Dua karya puisinya  berjudul "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua "  dan "Meditasi Batu " telah diangkat menjadi tembang puitik oleh Komponis & Pianis Ananda Sukarlan.

Bekerja sebagai wartawan dan bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Kontak : 08561827332 (WA)

Medsos  : 

Facebook  : Bro

Instagram  : Lasman Simanjuntak

Tik Tok  : Lasman Simanjuntak

Youtube : Lasman TV

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?