Islam dan Wanita: Agama yang Memuliakan atau Kedok Misoginis?

Ilustrasi pria dan wanita (pic: Meta AI)


Beberapa aturan Islam terlihat membedakan laki-laki dan perempuan, seperti kepemimpinan dalam rumah tangga, imam dalam sholat, dan pembagian warisan. Jadi benarkah Islam merendahkan perempuan?


Banyak orang mempertanyakan apakah Islam mendiskriminasi perempuan karena beberapa aturan yang terlihat membedakan laki-laki dan perempuan, seperti kepemimpinan dalam rumah tangga, imam dalam sholat, dan pembagian warisan. 


Namun, kalau kita melihat lebih dalam, aturan-aturan ini sebenarnya bukan bentuk diskriminasi, tetapi justru bentuk perlindungan dan keadilan sesuai dengan fitrah manusia.


Mari kita bahas satu per satu dengan sudut pandang Islam yang lebih luas.



Mengapa Laki-laki Dijadikan Pemimpin?


Dalam Islam, laki-laki memang diberikan tanggung jawab kepemimpinan dalam rumah tangga dan masyarakat. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa’ (4:34):


“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”


Ayat ini sering disalahpahami sebagai bentuk superioritas laki-laki atas perempuan. Padahal, maksudnya adalah tanggung jawab dan kewajiban laki-laki lebih besar dalam menjaga, melindungi, dan menafkahi perempuan.


Kenapa bukan perempuan yang jadi pemimpin?


- Islam membagi peran sesuai dengan fitrah. Laki-laki memiliki keunggulan fisik dan mental untuk menghadapi tekanan luar.


- Perempuan lebih fokus pada peran keibuan dan pendidikan anak yang sangat penting bagi generasi mendatang.


- Kepemimpinan laki-laki dalam Islam bukan berarti laki-laki boleh semena-mena, tapi justru harus menjadi pelindung dan pelayan bagi keluarganya.


Rasulullah ï·º bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)


Jadi, kepemimpinan laki-laki dalam Islam lebih kepada tanggung jawab dan perlindungan, bukan dominasi atau penindasan.



Mengapa Wanita Tidak Boleh Jadi Imam Sholat?


Dalam Islam, imam sholat memiliki posisi yang sangat penting. Laki-laki diwajibkan menjadi imam dalam sholat berjamaah, baik dalam keluarga maupun di masjid.


Alasan utamanya bukan karena wanita lebih rendah derajatnya, tapi karena:


- Fitnah dan daya tarik perempuan 

Gerakan sholat seperti rukuk dan sujud bisa menarik perhatian laki-laki, apalagi jika berjamaah di tempat umum.


- Perlindungan terhadap perempuan 

Wanita lebih rentan terhadap pelecehan, terutama dalam masyarakat yang tidak menjunjung tinggi adab Islam.


- Tanggung jawab keagamaan laki-laki lebih besar 

Laki-laki diwajibkan sholat berjamaah di masjid dan menjadi pemimpin dalam ibadah.


Namun, dalam lingkungan yang aman seperti di rumah, perempuan boleh menjadi imam untuk sesama perempuan.



Mengapa Warisan Perempuan Hanya Setengah dari Laki-laki?


Banyak yang menganggap pembagian warisan dalam Islam tidak adil karena laki-laki mendapat dua bagian, sedangkan perempuan hanya satu bagian, sebagaimana disebutkan dalam Surah An-Nisa’ (4:11):


“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, yaitu: bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan.”


Namun, kalau kita melihat lebih dalam, ini bukan diskriminasi, tetapi justru keadilan yang sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.


Kenapa laki-laki dapat lebih banyak?


1. Laki-laki wajib menafkahi keluarganya

Warisan yang didapat laki-laki bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk menanggung ibu, istri, dan anak-anaknya.


2. Perempuan tidak wajib mencari nafkah

Harta yang didapat perempuan adalah miliknya sendiri dan tidak ada kewajiban untuk membiayai orang lain.


3. Anak laki-laki bertanggung jawab atas ibunya sampai tua

Jika seorang ibu sudah tua dan tidak memiliki suami, maka anak laki-lakinya wajib merawat dan membiayainya.


Jadi, perempuan sebenarnya lebih diuntungkan, karena meskipun dapat bagian lebih kecil, dia tidak memiliki beban finansial yang besar seperti laki-laki.


Bahkan dalam beberapa kasus, perempuan bisa mendapat warisan lebih banyak daripada laki-laki, tergantung situasi keluarga dan hubungan kekerabatan.



Penutup


Setelah memahami semua ini, kita bisa melihat bahwa Islam tidak mendiskriminasi perempuan, tetapi justru melindungi dan memuliakannya.


Laki-laki sebagai pemimpin bukan berarti superior, tetapi memiliki tanggung jawab lebih besar untuk melindungi dan menafkahi perempuan.


Wanita tidak menjadi imam sholat di depan laki-laki bukan karena lebih rendah, tetapi untuk menjaga kesucian ibadah dan melindunginya dari fitnah.


Warisan perempuan yang setengah dari laki-laki bukan ketidakadilan, tetapi bentuk keadilan karena perempuan tidak memiliki kewajiban menafkahi orang lain.


Jadi, apabila ada yang menyebut Islam mendiskriminasi perempuan, itu karena mereka belum memahami konteksnya secara mendalam. Islam justru memberikan keadilan yang sempurna sesuai dengan fitrah manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?