Postingan

Menampilkan postingan dengan label Curhat

Neuroimunologi Kasih Sayang Lintas Spesies: Ketika Tubuh Menolak Cinta yang Diberikan Kucing

Gambar
My beloved kitten Ahong (Pic: koleksi pribadi) Pelan-pelan, saya biarkan tubuh mengenalnya, seperti hati mengenali cinta yang baru datang Cinta terhadap hewan peliharaan, khususnya kucing, membentuk hubungan neurobiologis yang kompleks antara manusia dan spesies lain.  Namun, tidak jarang tubuh manusia bereaksi secara paradoks—menunjukkan alergi terhadap hewan yang justru dicintai.  Tulisan ini menelusuri interaksi antara  neuroimunologi, hormon cinta (oksitosin), dan sistem alergi IgE–histamin , dengan studi kasus fenomena “alergi terhadap kucing yang dicintai”. Pendahuluan Hewan peliharaan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia modern.  Kucing, khususnya, berperan bukan hanya sebagai makhluk lucu, tapi juga sebagai  co-regulator emosional .  Kehadirannya meningkatkan sekresi  oksitosin  dan  endorfin , dua hormon yang memperkuat ikatan kasih dan menurunkan stres. Namun di sisi lain, tubuh sebagian orang justru bereaksi dengan...

BotBot: Naluri Liar dan Kelembutan Setelah Kasih Sayang

Gambar
BotBot, kucing jalanan liar yang kini berubah manis (Pic: dokumen pribadi) Narasi tentang keberanian mencintai tanpa syarat, mengambil keputusan sulit demi kebaikan bersama, dan merawat harapan bahkan dari yang paling liar sekalipun Dalam dunia urban yang semakin sibuk, kasus penelantaran hewan domestik menjadi isu sosial yang kerap terabaikan.  Namun di balik kerasnya kehidupan kota, selalu ada manusia yang memilih untuk menjadi penyelamat.  Salah satunya adalah saya sendiri, yang memungut seekor kucing liar dari tempat pembuangan.  Kucing itu saya beri nama  BotBot , menjadi sebuah contoh relasi antara manusia dan hewan yang tidak hanya menyentuh, tapi juga kaya nilai-nilai sosial, psikologis, dan emosional. BotBot: Dari Liar ke Peliharaan BotBot adalah kucing dengan bulu lorek abu-abu putih yang awalnya sangat agresif, bahkan berani menyerang saya, sebagai pemilik barunya, dan seluruh penghuni rumah.  Agresivitas ini bisa dijelaskan melalui pendekatan  e...

Tarif Impor AS Mengguncang Pasar: Ancaman atau Peluang?

Gambar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Pic: AP) Indonesia dapat memperoleh investasi baru dari perusahaan yang mencari alternatif produksi di luar China Jika AS menerapkan tarif impor tinggi terhadap barang-barang dari negara mitra dagang, termasuk China, hal ini bisa berdampak pada rantai pasokan global.  Indonesia yang banyak mengekspor komoditas seperti kelapa sawit, tekstil, dan produk elektronik ke Amerika Serikat (AS) bisa mengalami penurunan permintaan jika biaya impor meningkat. Sektor yang Berpotensi Terpengaruh: - Sektor manufaktur  (misalnya tekstil dan elektronik) yang memasok bahan ke industri AS. - Sektor komoditas  seperti nikel, batu bara, dan sawit jika tarif menyebabkan perlambatan ekonomi global. Sentimen Investor dan Pasar Saham Indonesia Tarif impor yang tinggi bisa memicu ketidakpastian global dan menekan investasi di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.  Investor asing mungkin akan menarik modal dari pasar saham Indonesia ke aset yang l...