Postingan

Menampilkan postingan dengan label Olahraga

Ketika Indonesia Dihukum karena Nurani: Analisis Politik Moral IOC di Era Genosida Modern

Gambar
  Ilustrasi Indonesia, Nurani, dan Olimpiade (Pic: Grok) “Di dunia di mana penjajah bisa berlari membawa obor perdamaian, barangkali api Olimpiade itu seharusnya padam dulu—biar nurani manusia bisa menyala lagi.” Kajian ini menelanjangi paradoks moral lembaga olahraga internasional, khususnya  International Olympic Committee  (IOC), yang kerap memuja “netralitas politik” namun tunduk pada logika geopolitik dan tekanan negara-negara kuat.  Kasus pengecualian terhadap Indonesia karena menolak kehadiran atlet Israel, berbanding terbalik dengan sanksi berat terhadap Rusia pascainvasi Ukraina.  Tulisan ini menyoroti bahwa “sportivitas global” ternyata tidak lebih dari eufemisme bagi selektivitas moral dunia: keras terhadap musuh Barat, lunak terhadap sekutunya. Pendahuluan Olimpiade, konon, diciptakan sebagai perayaan kemanusiaan dan perdamaian lintas bangsa. Tapi di dunia nyata, ajang ini sering menjadi alat diplomasi, hegemoni, dan validasi moral.  Ketika Indo...

Jilbab Dilarang, Pelangi Dibolehkan: Standar Ganda HAM di Prancis?

Gambar
Ilustrasi pelarangan jilbab (Pic: Meta AI) Kebijakan ini telah dikritik secara luas sebagai bentuk diskriminasi yang tidak sejalan dengan standar internasional tentang hak asasi manusia Prancis memiliki tradisi sekularisme ( laïcité ) yang kuat, yang memisahkan agama dari kehidupan publik.  Dalam konteks ini, pemerintah Prancis telah memberlakukan berbagai larangan terhadap simbol-simbol keagamaan di ruang publik, termasuk di sekolah dan, baru-baru ini, dalam olahraga.  Larangan ini didasarkan pada prinsip bahwa ruang publik harus netral dari pengaruh agama.   Alasan Pemerintah Prancis Pemerintah Prancis berpendapat bahwa larangan jilbab dalam olahraga diperlukan untuk: •   Menjaga Netralitas Sekular : Mencegah pengaruh agama dalam ruang publik, termasuk dalam olahraga. •   Mempromosikan Kesetaraan Gender : Menghindari simbol-simbol yang dianggap merepresentasikan penindasan terhadap perempuan. •   Mencegah Ekstremisme : Mengurangi potensi radikalisasi...

Refleksi Lolosnya Indonesia ke Piala Dunia U-17 2025

Gambar
Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025 (Pic: Twitter @TimnasIndonesia.) Lolosnya Timnas Indonesia U-17 ke Piala Dunia 2025 bukan hanya tentang menang dalam sepak bola. Ia adalah simbol harapan dan potensi masa depan bangsa Sepak bola bukan sekadar olahraga. Ia telah menjadi simbol budaya, alat diplomasi, dan bahkan kekuatan pemersatu bangsa.  Ketika Timnas Indonesia U-17 memastikan tempat di Piala Dunia U-17 2025, itu bukan hanya kemenangan dalam arti skor. Tapi juga peristiwa penting yang merefleksikan perjalanan pembinaan usia muda, nasionalisme, dan mimpi kolektif rakyat Indonesia. Proses Menuju Piala Dunia U-17 2025 Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 2025 dengan performa luar biasa di babak kualifikasi AFC. Mereka mengalahkan tim kuat seperti Yaman dan tampil konsisten di grup.  Keberhasilan ini merupakan hasil pembinaan jangka panjang yang dilakukan oleh PSSI melalui Elite Pro Academy dan kompetisi usia muda lainnya. Signifikansi Bagi Sepak Bola Nasional Lolos ke ...