Perpecahan Palestina: Senjata Terselubung Israel untuk Menghancurkan Perlawanan!
![]() |
Wanita dan anak-anak Palestina di reruntuhan (Pic: AFP/Said Khatib) |
Jika rakyat Palestina mengusir Hamas karena percaya bahwa tanpa mereka Israel akan berhenti menyerang, maka itu adalah kesalahan terbesar dalam sejarah perlawanan mereka
Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung selama puluhan tahun, dengan berbagai dinamika yang terus berubah.
Salah satu tantangan terbesar bagi Palestina bukan hanya serangan Israel, tetapi juga perpecahan internal yang dimanfaatkan oleh musuh mereka.
Saat ini, ada narasi yang berkembang bahwa Hamas adalah sumber utama penderitaan rakyat Palestina. Narasi ini didorong oleh propaganda Israel dan sekutu-sekutunya untuk melemahkan perlawanan dari dalam.
Namun, pertanyaannya adalah: apakah benar bahwa tanpa Hamas, Palestina akan memperoleh perdamaian?
Strategi “Divide et Impera” oleh Israel
Israel memahami bahwa perlawanan Palestina akan lebih kuat jika mereka bersatu. Oleh karena itu, strategi yang digunakan bukan hanya kekuatan militer, tetapi juga politik dan psikologi.
Dengan membombardir Gaza secara terus-menerus dan menciptakan penderitaan ekstrem, Israel tidak hanya menghancurkan infrastruktur tetapi juga mental rakyat Palestina.
Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights/OHCHR) melaporkan bahwa sekitar 70 persen dari korban tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 adalah perempuan dan anak-anak(antaranews.com,09/11/2024), ini membuktikan bahwa mereka menjadi korban paling rentan.
Pada 2024 saja, setidaknya 16.000 anak-anak Palestina telah tewas (presstv.ir, 22/07/2024).
Mereka ingin rakyat sipil melihat Hamas sebagai penyebab utama penderitaan mereka, bukan agresi Israel.
Jika rakyat Palestina termakan propaganda ini dan mulai menentang Hamas tanpa melihat konteks lebih luas, maka Israel akan semakin mudah melancarkan pendudukannya.
Ini adalah strategi klasik: memecah belah musuh agar lebih mudah ditaklukkan.
Apakah Hamas Benar-Benar Penyebab Utama Penderitaan?
Hamas, sebagai kelompok perlawanan, tentu memiliki kebijakan yang bisa diperdebatkan. Namun, menyalahkan mereka sepenuhnya atas penderitaan rakyat Palestina adalah sebuah kesalahan fatal.
Penderitaan ini bukan semata-mata akibat strategi perlawanan Hamas, tetapi karena Israel yang secara sistematis melakukan genosida dan pendudukan terhadap Palestina.
Walau Hamas tidak ada sekalipun, Israel tetap akan mencari alasan lain untuk terus menguasai wilayah Palestina.
Jika rakyat Palestina menyerah dan mengusir Hamas, itu tidak akan menghentikan Israel. Sebaliknya, Israel akan semakin mudah menguasai Gaza dan Tepi Barat tanpa ada perlawanan.
Oleh karena itu, bukan Hamas yang harus dihilangkan, melainkan strategi perjuangan yang harus diperkuat dengan pendekatan yang lebih cerdas.
Apa yang Harus Dilakukan oleh Palestina?
Untuk bertahan dan meraih kemerdekaan, rakyat Palestina harus:
- Menjaga Persatuan
Baik Hamas maupun rakyat sipil harus menyadari bahwa mereka berada di pihak yang sama, dan musuh sebenarnya adalah Israel yang ingin mencaplok tanah mereka sepenuhnya.
- Memperbaiki Strategi Perlawanan
Hamas perlu mengevaluasi cara perjuangannya agar tidak semakin merugikan rakyat sipil. Perlawanan harus dilakukan dengan strategi jangka panjang yang mempertimbangkan aspek diplomasi, politik, dan dukungan internasional.
- Melawan Propaganda Israel
Rakyat Palestina harus sadar bahwa mereka sedang dijebak dalam perang psikologis. Jangan sampai mereka tertipu dan berbalik melawan satu-satunya pihak yang selama ini berusaha membela tanah air mereka.
Palestina tidak akan pernah menang melawan Israel jika mereka terus terpecah. Sejarah menunjukkan bahwa musuh utama mereka bukan Hamas, tetapi Zionisme yang ingin menghapus Palestina dari peta dunia.
Jika rakyat Palestina mengusir Hamas karena percaya bahwa tanpa mereka Israel akan berhenti menyerang, maka itu adalah kesalahan terbesar dalam sejarah perlawanan mereka.
Satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan tetap bersatu, memperbaiki strategi perlawanan, dan menyadari bahwa narasi yang memecah belah mereka adalah bagian dari strategi musuh.
Jika Palestina ingin merdeka, mereka harus sadar bahwa musuh utama mereka bukanlah satu sama lain, melainkan rezim Zionis yang ingin menghapus eksistensi mereka.
Komentar
Posting Komentar