Palestina Megap-Megap, Israel Merajalela, Dunia Sendiko Dawuh, Kok Bisa?

Ilustrasi Palestina dan Israel ( Pic: Meta AI)


Meskipun ada kritik internasional terhadap kebijakan Israel, realitas politik dan ketegangan internasional sering kali membuatnya sulit untuk mengubah atau menekan kebijakan tersebut secara signifikan



Sikap Israel yang semena-mena terhadap Palestina disebabkan oleh dominasi kekuatan militer yang sangat besar, dukungan politik dan ekonomi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, serta kontrol atas sumber daya strategis di wilayah tersebut. 


Kondisi ini memungkinkan Israel untuk mempertahankan kebijakan ekspansif dan pengendalian wilayah tanpa banyak hambatan internasional, meskipun ada protes global dan kecaman terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terus terjadi di Palestina.


Israel memiliki kekuatan militer yang besar dan dukungan internasional yang kuat, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, yang memberikan Israel banyak kebebasan dalam mengambil langkah-langkah militer dan politik, terutama di wilayah Palestina. 


Beberapa alasan mengapa Israel bisa bertindak dengan “seenak udel” terhadap Palestina adalah:


1. Kekuatan Militer dan Teknologi Canggih


Israel memiliki salah satu angkatan bersenjata paling canggih di dunia, dengan kemampuan nuklir, sistem pertahanan udara yang kuat (seperti Iron Dome), serta teknologi tinggi dalam hal pengawasan dan intelijen. 


Ini memberi mereka keunggulan besar dalam menghadapi serangan dari kelompok militan seperti Hamas di Gaza, yang tidak memiliki kekuatan konvensional untuk menandingi Israel.


2. Dukungan Internasional


Israel sangat bergantung pada dukungan politik, ekonomi, dan militer dari Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya. 


Ini memberi mereka keleluasaan dalam kebijakan luar negeri dan strategi militer tanpa takut akan konsekuensi internasional yang serius. 


Negara-negara besar ini sering kali mendukung tindakan Israel atau setidaknya memberikan pembelaan dalam forum internasional, termasuk PBB.


3. Perang Asimetris dan Terorisme


Sebagian besar konflik Israel-Palestina bukanlah perang konvensional melawan negara yang terorganisir, melainkan serangan dari kelompok bersenjata non-negara seperti Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. 


Ini menciptakan ketegangan yang terus berlanjut karena Israel merasa perlu untuk mempertahankan keamanan mereka dari ancaman terorisme dan serangan roket yang sering datang dari wilayah yang dikuasai Palestina.


4. Kebijakan Keamanan yang Ketat


Israel menganggap ancaman dari Palestina dan negara-negara Arab lainnya sebagai masalah yang sangat serius untuk keamanan negara mereka. 


Oleh karena itu, Israel menerapkan kebijakan yang sangat ketat dalam pengamanan wilayah, termasuk pembangunan tembok pemisah di Tepi Barat, pembatasan akses di Gaza, dan penindakan terhadap perlawanan Palestina.


5. Ketegangan Sejarah dan Politik


Konflik antara Israel dan Palestina sudah berlangsung puluhan tahun, berakar pada perbedaan agama, nasionalisme, dan klaim atas tanah yang sama. 


Ketegangan ini diperburuk oleh perang-perang sebelumnya dan berbagai kebijakan yang tidak pernah menemukan penyelesaian yang langgeng. 


Israel memiliki klaim sejarah atas tanah yang kini menjadi Palestina, sementara banyak orang Palestina merasa terpinggirkan dan hak-hak mereka diabaikan.


6. Posisi Internasional yang Terpecah


Meskipun banyak negara mendukung Palestina dalam hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, tidak ada konsensus internasional yang jelas mengenai solusi dua negara atau cara untuk menyelesaikan konflik ini. 


Banyak negara besar memilih untuk tidak menekan Israel terlalu keras karena berbagai alasan politik dan ekonomi. 


Negara-negara Arab sering kali terpecah dalam cara mereka menghadapi Israel, yang juga mempengaruhi dinamika kekuatan dalam kawasan ini.


7. Strategi Politik Dalam Negeri


Politik dalam negeri Israel juga memainkan peran penting dalam kebijakan mereka terhadap Palestina. 


Pemerintah Israel, tergantung pada siapa yang berkuasa, sering kali mengambil kebijakan yang lebih keras terhadap Palestina untuk mendapatkan dukungan dari segmen-segmen populasi tertentu, terutama kelompok yang lebih hawkish dalam politik mereka.



Israel dapat bertindak dengan relatif bebas terhadap Palestina karena keunggulan militer yang sangat besar, dukungan internasional yang kuat (terutama dari Amerika Serikat), dan kenyataan bahwa konflik ini lebih sering berupa perang asimetris melawan kelompok non-negara, bukan negara yang setara. 


Meskipun ada kritik internasional terhadap kebijakan Israel, realitas politik dan ketegangan internasional sering kali membuatnya sulit untuk mengubah atau menekan kebijakan tersebut secara signifikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?