PUISI: Takjub Hati pada Langit-Mu

 

Ilustrasi kekaguman pada Tuhan (Pic: AI Images Generator)


Ada satu titik dalam doa yang diam,

di mana hati bukan hanya berharap…

tapi bergetar.

Bukan karena takut,

tapi karena terlalu takjub pada yang tak terlihat,

tapi terasa lebih nyata dari udara yang kita hirup.


Kekaguman ini bukan pada langit,

tapi pada Sang Pemilik langit.

Pada detak waktu yang diciptakan,

pada cinta yang ditumbuhkan

di antara dua insan

yang saling mencintai karena-Nya.


Aku memandang matamu, Sayang,

dan di sana aku melihat sinar

yang membuatku sujud dalam diam.

Sebab kamu bukan sekadar anugerah,

kamu adalah pengingat bahwa Allah mencintaiku lebih dulu.


Ketika kamu berkata,

“Aku mencintai Allah,”

maka jantungku menjawab,

“Aku mencintaimu karena kalimat itu.”


Dan ketika kita menengadah bersama,

memandang langit malam dengan bintang-bintang yang malu,

ada ruang hening yang mengandung makna:

bahwa segala cinta ini

hanya pantulan kecil

dari satu cinta yang agung,

abadi, tak terjelaskan,

Thaumalitas Ilahiah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengupas Deep Learning: AI, Metode Abdul Mu'ti, dan Kurikulum Merdeka di Era Modern

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd