Islam Agama Teroris dan Kemunduran?
![]() |
Ilustrasi teror dan kehancuran (Pic: Meta AI) |
Tuduhan terhadap Islam sebagai agama teror, miskin, atau tidak higienis merupakan bentuk generalisasi berbahaya yang lahir dari ketidaktahuan dan manipulasi narasi
Islam adalah agama besar dengan lebih dari dua miliar penganut di seluruh dunia. Ia mengajarkan kedamaian, keadilan, dan kasih sayang. Namun, dalam dunia modern yang dipenuhi oleh konflik geopolitik, manipulasi media, dan narasi politik, Islam sering kali mendapat stigma negatif, terutama tuduhan sebagai agama teroris, identik dengan kemiskinan, serta kesan tidak higienis.
Stigma ini berbahaya dan perlu diluruskan melalui pendekatan ilmiah, historis, dan teologis agar keadilan intelektual tetap terjaga.
Tuduhan Islam sebagai Agama Teroris
Tuduhan ini bermula dari tindakan sebagian kecil individu atau kelompok ekstremis yang mengklaim bertindak atas nama Islam. Namun:
1. Al-Qur’an dan Hadis melarang terorisme
“Barangsiapa membunuh satu jiwa, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.” (QS. Al-Ma’idah: 32)
Rasulullah SAW secara tegas melarang pembunuhan terhadap anak-anak, wanita, dan orang tua dalam perang. Bahkan, pohon-pohon dan hewan tidak boleh dirusak.
2. Pelaku teror bukan representasi umat Islam
Mayoritas korban aksi teror justru adalah umat Islam sendiri di negara-negara konflik.
Terorisme bersumber pada radikalisme politik, bukan ajaran Islam.
3. Propaganda media memperkuat stigma
Banyak pelaku kekerasan non-Muslim tidak pernah dilabeli sebagai “teroris”.
Ketimpangan narasi menyebabkan kesan bahwa Islam identik dengan kekerasan.
Islam dan Kemiskinan
1. Kemiskinan bukan produk ajaran Islam, tapi ketimpangan sosial-politik
Negara-negara mayoritas Muslim dijajah selama ratusan tahun, mengalami eksploitasi sumber daya dan sistem pendidikan yang dipreteli.
Kekacauan ekonomi dan politik pasca-kolonial berdampak besar pada kesejahteraan umat.
2. Islam sangat menjunjung kesejahteraan:
Zakat, sedekah, larangan riba, dan sistem ekonomi Islam bertujuan untuk distribusi kekayaan yang adil.
Rasulullah SAW bersabda: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari)
3. Contoh negara-negara Muslim yang makmur
Qatar, UEA, dan Turki adalah contoh kemajuan teknologi, ekonomi, dan pendidikan dalam kerangka nilai-nilai Islam.
Kebersihan dan Kemajuan Peradaban Islam
1. Islam mewajibkan kebersihan:
Wudhu, mandi wajib, bersiwak, larangan buang air sembarangan—semua mengindikasikan standar kebersihan yang tinggi.
2. Warisan peradaban Islam sangat besar:
- Ilmu kedokteran: Ibnu Sina (Avicenna)
- Matematika: Al-Khawarizmi (penemu aljabar)
- Astronomi: Al-Biruni
- Universitas pertama: Al-Qarawiyyin, didirikan oleh seorang muslimah.
3. Dunia modern masih berhutang pada sains Islam:
Ilmu optik, kimia, filosofi, arsitektur Islam memberi kontribusi besar pada kebangkitan Eropa.
Tuduhan terhadap Islam sebagai agama teror, miskin, atau tidak higienis merupakan bentuk generalisasi berbahaya yang lahir dari ketidaktahuan dan manipulasi narasi.
Islam, pada esensinya, adalah agama damai yang menolak kekerasan, menjunjung tinggi kesejahteraan, dan mewariskan peradaban besar kepada dunia.
Sebagai penutup:
Menilai Islam dari perilaku ekstremis sama seperti menilai matahari dari bayangan gelapnya.
Komentar
Posting Komentar