Terlalu Mencampuri QRIS dan GNP, Amerika Ngelunjak!

Ilustrasi visa dan master card (Pic:AI Images Generator)


Kehebohan Amerika Serikat terhadap berkembangnya QRIS dan GNP adalah bukti nyata ketakutan mereka kehilangan kontrol atas sistem keuangan dunia



Dalam beberapa dekade terakhir, dominasi sistem pembayaran global dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat, seperti Visa dan MasterCard. 


Namun, perkembangan teknologi keuangan di berbagai negara, terutama negara berkembang, telah melahirkan sistem pembayaran lokal yang mampu menyaingi kekuatan lama itu.


Pada April 2025, Amerika Serikat menunjukkan kekhawatiran serius terhadap penggunaan luas sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dari Indonesia dan GNP (Gerbang Pembayaran Nasional) yang memperkuat kedaulatan transaksi keuangan nasional.


Fenomena ini bukan sekadar soal inovasi teknologi, melainkan mengguncang fondasi ekonomi global yang selama ini menguntungkan AS.


Dalam tulisan ini, kita akan membahas mengapa hal ini menyebabkan kehebohan, dampaknya terhadap sistem keuangan global, serta arah masa depan transaksi lintas negara.



Apa itu QRIS dan GNP?


QRIS adalah standar pembayaran berbasis QR code yang memudahkan pembayaran lintas platform di Indonesia, sedangkan GNP (Gerbang Pembayaran Nasional) adalah integrasi antarbank dan platform pembayaran dalam negeri tanpa ketergantungan pada jaringan asing.



Mengapa AS Heboh?


Selama ini, transaksi internasional banyak bergantung pada Visa dan MasterCard, yang keduanya mengambil komisi dan mengumpulkan data transaksi global.


Ketika negara-negara seperti Indonesia memperkenalkan sistem mandiri yang dapat digunakan lintas negara (misalnya QRIS bisa dipakai di Malaysia, Thailand, dan bahkan dalam proyek ASEAN QR Link), berarti:

• Komisi untuk Visa/MasterCard berkurang drastis.

• AS kehilangan sebagian kendali atas data keuangan internasional.

• Dominasi ekonomi berbasis dolar AS perlahan terkikis.


AS merasa ini adalah ancaman terhadap kekuatan “tak terlihat” mereka dalam mengendalikan aliran uang dunia. Ini bukan soal sekadar bisnis; ini soal hegemoninya yang mulai roboh.



Apa Hubungannya dengan Politik Global?


Sistem pembayaran adalah bagian dari soft power Amerika Serikat. Melalui Visa dan MasterCard, mereka bisa:

Mengontrol sanksi ke negara lain.

Mengawasi pergerakan dana internasional.

Membatasi atau memblokir transaksi saat terjadi konflik politik.


Dengan banyak negara membuat sistem mandiri seperti GNP, kekuatan ini melemah.


Apalagi, QRIS dan GNP dirancang untuk bisa terhubung ke sistem pembayaran dari negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan), yang juga berupaya menciptakan dunia multipolar — bukan lagi dunia unipolar di bawah AS.



Efek Jangka Panjang


Jika tren ini terus berlanjut:

Dunia akan punya banyak pilihan sistem pembayaran internasional tanpa Visa/MasterCard.

Negara-negara bisa lebih mudah berdagang satu sama lain tanpa tekanan politik dari AS.

Struktur ekonomi global bisa berubah dari dominasi dolar menjadi sistem berbasis multi-mata uang atau bahkan aset digital lokal.



Kehebohan Amerika Serikat terhadap berkembangnya QRIS dan GNP adalah bukti nyata ketakutan mereka kehilangan kontrol atas sistem keuangan dunia.


Inovasi ini bukan hanya soal kemudahan bertransaksi, tetapi juga bentuk perlawanan negara-negara berkembang terhadap dominasi finansial global yang tidak adil.


Seiring makin luasnya adopsi sistem pembayaran nasional, dunia perlahan tapi pasti bergerak menuju tatanan ekonomi yang lebih seimbang, lebih adil, dan lebih merdeka dari monopoli kekuatan besar.


Masa depan adalah tentang kedaulatan keuangan. Dan QRIS serta GNP adalah simbol bahwa perubahan besar itu sudah dimulai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?