Kacau Politik Thailand 2025: Studi Geopolitik Asia Tenggara dan Krisis Konstitusional Pemerintahan Paetongtarn

Ilustrasi kemarahan publik di Thailand (Pic: Meta AI)

Thailand kembali berada di zona turbulensi politik—bergulir melalui pola lama: elite penguasa mengendalikan, hukum digunakan sebagai alat politik, rakyat terus protes


Pada 1 Juli 2025, Mahkamah Konstitusi Thailand menangguhkan jabatan PM Paetongtarn Shinawatra setelah menerima gugatan dari 36 senator atas dugaan pelanggaran etika dalam pembicaraan telepon bocor dengan Hun Sen, Mantan PM Kamboja. 


Pembicaraan ini memicu kemarahan publik karena dianggap melemahkan citra militer Thailand.


Sebagai tanggapan, Paetongtarn mengundurkan diri dan mengambil peran sebagai Menteri Kebudayaan, sementara Wakil PM Suriya Juangroongruangkit ditunjuk sebagai PM Pelaksana Tugas.



Sejarah Siklus “Pembalapan Elite”


Penangguhan ini adalah bagian dari pola yang sudah sering terjadi dalam politik Thailand: penggantian pemimpin melalui jalur hukum dan taktik kekuasaan, bukan proses demokratis yang luas.


Paetongtarn adalah anggota keempat dari keluarga Shinawatra yang mengalami gagalnya pemerintahannya lewat proses legal—setelah Thaksin (ayah), Yingluck (tante), dan terdahulu Srettha.



Dampak Ekonomi & Investor Panik


Ketidakpastian politik langsung berimbas ke perekonomian:


Bank sentral mempertimbangkan pelonggaran suku bunga guna mendukung aktivitas ekonomi yang melambat sebesar 2.3‑2.5% tahun 2025  .


Saham Thailand sempat melonjak usai penangguhan (pemulihan harapan stimulus), tapi sesi berikutnya jatuh karena ketidakpastian dan potensi hambatan kebijakan.


Proyeksi pertumbuhan turun ke kisaran 1.6‑1.8%, dan risiko tarif AS semakin menekan ekspor.



Isu Kedaulatan & Protes Jalanan


Bocornya panggilan telepon Paetongtarn–Hun Sen juga memicu protes besar-besaran—menuntut pengunduran dirinya—dengan massa berdemo puluhan ribu orang.


Gugatan terhadapnya mencerminkan ketegangan antara elit militer/kerajaan yang konservatif dan aliran politik rakyat yang dipimpin keluarga Shinawatra.



Apa Selanjutnya?


Paetongtarn kini memiliki waktu 15 hari untuk mengajukan pembelaan. Jika terbukti bersalah, dia bisa diblokir dari politik selama 10 tahun.


Partai koalisi sedang merancang perombakan gabungan—nominasi PM baru dari Pheu Thai atau tokoh alternatif sedang dipertimbangkan.


Protes dan potensi kudeta (melalui jalur hukum atau militer) tetap jadi risiko yang sangat mungkin terjadi.



Thailand kembali berada di zona turbulensi politik—bergulir melalui pola lama: elite penguasa mengendalikan, hukum digunakan sebagai alat politik, rakyat terus protes. 


Tren masa depan?

Negatif: Keputusan hukum akan menentukan arah politik negara.

Positif: Turunnya fanatisme elite bisa membuka ruang demokrasi baru—asal proses hukum berjalan adil.

Risiko Tertinggi: Politik jalanan dan ketergantungan pada madunya kudeta dapat menghambat reformasi yang berkelanjutan.









Referensi

1. Reuters. (2025, July 1). Blow for Thailand’s government as court suspends PM from duty. Reuters. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/thai-constitutional-court-weigh-petition-seeking-pms-dismissal-2025-07-01/

2. Reuters. (2025, July 1). Thailand’s Deputy PM Suriya to become caretaker premier, minister says. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/thailands-deputy-pm-suriya-become-caretaker-premier-minister-says-2025-07-01/

3. Reuters. (2025, July 1). Thailand’s political chaos: what happens next?. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/thailands-political-chaos-what-happens-next-2025-07-01/

4. DW. (2025, July 1). Thailand: What now after PM Paetongtarn’s suspension?. https://www.dw.com/en/thailand-what-now-after-pm-paetongtarns-suspension/a-73104717

5. The Jakarta Post. (2025, July 1). Thailand’s political crisis deepens amid mass protests. https://www.thejakartapost.com/world/2025/07/01/thailands-political-chaos-what-happens-next.html

6. Investing.com. (2025, July 2). Thai protesters call for prime minister Paetongtarn’s resignation. https://www.investing.com/news/world-news/thai-protesters-call-for-prime-minister-paetongtarns-resignation-4115387

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?