Bacawapres Tak Penting toh Ngaruh Juga

 

Bacapres koalisi perubahan Anies Baswedan (pic: detik.com)

Koalisi perubahan selama sekian waktu telah mengalami beragam intrik politik dalam memperjuangkan Anies Baswedan sebagai bacapres. Meski bacawapresnya dianggap kurang penting, tapi toh ternyata tetap ngaruh juga


Setelah mayoritas Kyai NU (Nahdlatul Ulama) menyatakan tidak pernah memberi restu pada pencalonan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin bacawapres Anies. Kemudian disusul dengan survei yang menunjukkan bahwa Cak Imin beserta partainya, selalu kalah dalam menjaring suara di daerah kantong-kantong PDI Perjuangan dan Gerindra, jelas menunjukkan sinyal bahwa Surya Paloh telah salah kaprah dalam menentukan bacawapresnya.

Sebelum kepalang tanggung menuju hari H, maka sudah selayaknya koalisi perubahan segera memutar balik haluan dengan memilih bakal calon wakil presidennya selain Cak Imin.


Bacawapres

Ketentuan pilihan dapat dialihkan kembali kepada AHY, yang sempat digadang-gadang dan diberi janji manis namun dikecewakan. Sudah selayaknya koalisi perubahan segera berbalik arah merangkul Demokrat kembali dalam koalisinya.

Namun apabila koalisi perubahan merasa hal tersebut bukan pilihan tepat, maka pilihan berikunya bisa dijatuhkan pada kader NU lainnya. Sebab memang sepertinya koalisi perubahan memiliki keinginan kuat adanya suara NU dalam koalisinya.

Seandainya benar demikian, maka pilihan dapat dijatuhkan pada Yenni Wahid. Sebagai putri Gus Dur yang dianggap mewakili NU secara resmi, baik-baik, dan tanpa konflik, Yenni menjadi pilihan mutlak mayoritas warga nahdliyin.

Tetapi ketika pilihan tersebut dirasa kurang sreg juga, maka pilihan berikutnya, sebagaimana gencar diberitakan dahulu, yakni gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawansa. Yang tentu saja sudah berpengalaman dalam bidang politik dan pemerintahan.

Ketika langkah cepat tidak segera diambil oleh koalisi perubahan, maka besar kemungkinan semua bacawapres yang dipilihnya bisa terbang melayang, atau pun betul-betul ogah dipilih.


Prediksi suara

Masih ada jeda waktu yang bisa dilakukan oleh koalisi perubahan sebelum hari H tiba, saat semuanya tak bisa diulang kembali. Karena seandainya tetap dengan pasangan duet bacawares Cak imin, dipastikan perolehan suara akan jauh dari harapan, sebab ternyata tak ada dukungan sepenuhnya dari kyai dan warga nahdliyin.

Kekalahan telak pertama adalah ketika berhadapan dengan bacapres Ganjar, sebab sebagian daerah basis NU telah dikuasainya. Apalagi bila merunut hasil survei beberapa waktu silam, perolehan suara partai Cak Imin selalu kalah telak dengan partai bergambar banteng tersebut.

Demikian juga bila berhadapan dengan Prabowo. Selama sekian waktu, partai Gerindra yang dipimpinnya selalu berhasil mengantongi suara mengungguli partai Cak Imin. Selain itu, sepertinya mantan Danjen Kopasus ini bakalan mendulang banyak suara dari simpatisan 212, yang kini merasa tak sejalan dengan bacawapres Anies. 

Bila prediksi di atas benar-benar terjaid, maka dikhawatirkan akan timbul rasa penyesalan pada koalisi perubahan karena salah pilih. Namun biar bagaimanapun, semua pilihan terletak di tangan koalisi ini. Tetapi amat sangat disayangkan bila perjuangan koalisi perubahan untuk melakukan perubahan ternyata tak terwujud akibat kalah suara.


Apalagi selama sekian waktu, koalisi perubahan telah mengalami beragam intrik politik dalam memperjuangkan Anies Baswedan untuk maju sebagai bacapres. Meski bacawapresnya dianggap kurang penting, tapi toh ternyata tetap akan ngaruh juga. Terbukti beberapa waktu berselang, pilpres belum dimulai,namun masyarakat sudah mulai menunjukkan rasa kecewa terhadap bacawapres pilihan koalisi perubahan. Lalu bagaimana nanti saat hari H pemungutan suara?

Semoga Koalisi Perubahan tak salah pilih lagi.

Comments