5 Jurus Jitu Menjadi Ortu Favorit

Ilustrasi orangtua favorit (pic:mominformed.com)


Menikah dan berkeluarga ternyata bukan hanya melahirkan, merawat, dan membesarkan anak-anak, tapi juga bagaimana mendidik mereka


Anda telah menikah, kemudian memiliki anak, dan kemudian anak-anak tersebut sangat menyayangi dan menjadikan anda panutan? Hal itu sangat luar biasa. 

Hal tersebut sebagai penanda bahwa anda telah menjadi ortu hebat yang merengkuh keberhasilan dalam kehidupan berkeluarga. Namun jika belum, berikut saya akan memberi beberapa bocoran, bagaimana cara agar dapat menjadi ortu favorit anak.

Favorit berarti anda disukai, ortu favorit berarti tipe orangtua yang disukai. Memang tidak mudah meraih semuanya itu, namun juga tidak sulit dalam melakukannya, setelah mempelajari dan memahami detailnya.


Menikah tidak hanya merawat dan membesarkan anak

Kita tentu memahami, bahwa menikah dan berkeluarga, ternyata bukan hanya melahirkan, merawat, dan membesarkan anak-anak, tapi juga bagaimana mendidik mereka. Sebab tak jarang kita melihat sebuah keluarga, hidup berkecukupan, bahkan boleh dikatakan berlebihan alias kaya raya, namun hubungan dalam keluarga tersebut kacau balau dan tak ada keharmonisan.

Orangtua yang kurang perhatian terhadap anak-anaknya, sementara anak-anak tidak memiliki etika terhadap orangtua. Sehingga tak ubahnya seperti sebuah kehidupan di kebun binatang, tanpa tata krama, sopan santun, atau pun tepo sliro satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang bagaimana menjadi orangtua yang diidolakan anak adalah sangat penting, sebab menjadi kunci dari sebuah kebahagiaan keluarga.


Ortu favorit anak

Mungkin anda belum memiliki anak, atau pun anak anda masih dalam perencanaan. Namun percayalah, dengan memulai pemahaman "ortu yang asyik" jauh-jauh hari sebelumnya, akan menjadi awal pondasi penting menjalin intensitas hubungan dengan anak. Dan kemudian dapat terjalin erat seiring bertambahnya waktu.

Lalu, seperti apa sih ortu yang difavoritkan anak anak itu?

1. Agamis

Ortu dengan pengetahuan agama luas serta mendalam akan dapat menjawab dan mengatasi pertanyaan anak anaknya tentang kehidupan kemarin, saat ini, dan nanti. Bahkan mampu menjadi tumpuan suri tauladan kehidupan keluarga.

Bisa anda bayangjan ortu dengan agama minus, maka akan kesulitan dalam mengarahkan moralitas dan arah masa depan anak anaknya. Sebab agama banyak memberi landasan, sandaran hidup, serta pedoman dalam membina kehidupan berkeluarga, sehingga saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Ortu dengan pegangan agama yang kuat tidak akan goyah dan terombang ambing dalam kehidupan, demikian juga dengan anak anaknya, karena memiliki pegangan hidup yang kuat.

2. Humoris

Ortu dengan pikiran ceria, akan memiliki miliri selera humor dalam menghadapi hidup bersama anak anaknya. Tidak gampang marah dalam menghadapi perilaku anak-anak, yang terkadang memang kurang tata krama. 

Sebagai ortu berselara humor tinggi, menghadapi dan merubah perilaku anaknya dengan cara menarik dan tidak kaku. Sehingga selain diperoleh perilaku sesuai etika, anak pun tanpa terasa mempelajari tata krama dengan cara bahagia.

Ortu mengingatkan perilaku anak dengan cara menyenangkan, sementara anak bisa menerima dengan kegembiraan. Tak ada tangis atau pun ngambek karena peringatan perilaku dari ortu, dan ortu pun tak naik darah dalam mengingatkannya.

3. Bijaksana

Di zaman serba instant seperti sekarang ini. Kita sering menjumpai banyak ortu produk instant juga. Memang menjadi ortu bukan hal yang sulit, tinggal memperoleh anak, maka jadilah ortu. Namun menjadi ortu yang bijak itu yang tidka mudah.

Sikap bijak tidak mudah diperoleh. Sikap ini terasah dari pengalaman yang terus diperoleh setiap waktu. Memang tidak ada baru jadi ortu langsung bijak, memerlukan pengalaman dan pikiran dewasa untuk mengasah sikap bijak.

Itulah kenapa kita sering menjumpai sebuah kekuarga yang amburadul, sikap ortunya berlawananan dengan anak. Ortu yang tidak bijaksana tentu saja tidak beda jauh dengan sikap kekanak-kanakan, sementara anak tentu saja sikapnya sudah pasti seperti anak-anak. Akibatnya jadi sama seperti "anak" mendidik "anak" tidak akan ada titik temu.

Sikap bijak tidak ditentukan jumlah umur. Tidak ada jaminan bahwa ortu berusia lebih akan lebih bijak, sebab sering kita jumpai, ada juga ortu yang masih berusia muda, namun mampu bersikap bijak terhadap anak-anaknya.

Ortu yang bijak mampu mengayomi dan bersikap adil terhadap anak-anaknya. Sehingga nak merasa tenang dan damai di dalam rumahnya. Sebaliknya, ortu yang kurang bijak, akan menciptakan neraka bagi anak-anaknya, mereka merasa tidak betah di rumah sebab merasa ada sikap tidak adil di dalamnya.

4. Tidak pilih kasih

Ortu yang didambakan anak adalah mereka yang tidak bersikap pilih kasih terhadap anak-anaknya. Mampu berdiri di atas semua kaki, tidak membanding-bandingkan kelebihan dan keberhasilan satu anak dengan lainnya.

Ortu yang tidak pilih kasih mampu melihat kekurangan anak sebagai kelebihan dan ciri khas unik tersendiri, seingga tidak membanding-bandingkannya dengan anak lain. Sebab memang bukan hal menyenangkan ketika dibandingkan, karena seperti apa pun anak anda bila dibanding anak yang lain, toh ia tetaplah anak anda. 

Lalu bagaimana bila justru anak anda yang membandingkan anda dengan ortu lain? Biasanya sikap ini mengadopsi dari sikap ortu yang juga suka membanding-bandingkan anak-anaknya. Sebab sikap dan perilaku ortu adalah contoh pertama yang diadopsi anak. Jadi sikap yang dapat anda lakukan adalah, berhentilah membandingkan anak, terimalah ia apa adanya.

5. Tidak agresif

Anda pernah melihat ortu yang spontan melakukan kekerasan fisik atau verbal pada anaknya ketika mereka melakukan kesalahan? Dan parahnya lagi, kekerasan tersebut dilakukn di depan orang banyak.

Kekerasan agresif yang dilakukan ortu jelas sangat tidak disukai anak. Mereka pun malu dengan sikap ortu tersebut. Namun mereka kadang tak bisa berbuat apa-apa dan menerimanya karen merasa dalam posisi sebagai anak yang numpang hidup.

Sekilas memang mereka hanya dalam posisi sebagai anak, tetapi mereka juga memiliki hati dan perasaan. Jika pada hewan piaraan kita mampu memahami keinginannya,apalagi kepada anak-anak yang notabene manusia.

Hal terbaik yang dilakukan ortu terhadap anak ketika mereka melakukan kesalahan adalah, mengajaknya berbicara empat mata dan mendiskusikan perbuatannya, bukan malah melakukan kekerasan agresif di depan umum. 

Mungkin ortu yang melakukan tindakan agresif menganggap sikapnya benar karena berhasil menghentikan perilaku anak. Namun ortu lupa hal tersebut dapat mempermalukan anak. Sebab boleh jadi saat tu ia berubah, namun tidak ada jaminan di hari lain ia tidak akan melakukannya.

Sifat anak yang berbeda satu sama lain. Ada yang merasa malu dengan kekerasan agresif tersebut, ada yang pasrah apa adanya, bahkan ada juga yang pendendam,. Akibatnya malah justru ganti mempermalukan ortu di depan orang banyak sebagaimana ia telah dipermalukan.


Demikian lima jurus menjadi ortu asyik, yang selalu diidolakan dan disayangi oleh anak-anaknya. Apakah anda telah berhasil menguasai semua jurus di atas? Selamat yaaaaa.... anda ternyata ortu yang luar biasa!

 

Comments