Setelah Palestina, Kini Lebanon
![]() |
pic: palestine-studies.org |
Israel makin merajalela. Dengan alasan pembelaan diri terhadap Lebanon karena kelompok Hizbullah menghujani rudal, maka remuk dan hancur leburlah Lebanon dalam sekejap.
Israel, dimana dan kapan pun, merupakan negara cerdik dan ahli berdiplomasi. Seperti apa jua kesalahan yang dilakukan, negara Yahudi ini sennatasa bisa berkelit. Ibarat jago propaganda, maka meski pun seluruh negara di duna mengkritik kelakuan buruknya. Tapi toh tetap saja negara Zionis ini di atas angin.
Karena sedemikian gemasnya warga dunia, hingga lembaga kriminal internasional, ICJ (International Criminal Justice) berniat melakukan penagkapan. Tapi, sekali lagi, bukan Israel kalu tidak sakti mandraguna dan ahli menghipnots dunia. Buktinya Perdana Menterinya Netanyahu, meski pun dinyatakan sebagai buronan yang akan ditangkap, toh bisa berpidato curhat leluasa dalam sidang PBB.
Bila sudah demikian, apalagi yang dapat dilakukan dunia dalam menghadapi kesewenang-wenangan negara tersebut? Tak ada, dengan pembelaan besar atas nama membela diri, dunia tetap tak dapat menghalangi terhadap apa yang dlakukannya terhadap Palestina. Ketika negara dan penduduk sipilnya telah lebih dari 40 ribu nyawa melayang sia-sia dalam genosida, toh rencana berikutnya untuk membumi hanguskan tempat pengungsian hanya dijadikan permakluman oleh seluruh komunitas internasional.
Saat berpidato dan "curhat" di depan komunitas PBB, Netanyahu tetap mengklaim negaranya sebagai korban dari kejahatan internasonal. Bisa anda pikir, sebagai korban, lalu mengapa kematian terbesar di pihak Palestina. Telah lebih 40 ribu warga sipil yang mayoritas wanita, lanjut usia, anak-anak dan bayi prematur. Jadi sebenarnya, Israel sebagai korban atau justru minta korban?
Mayoritas individu atau pun komunitas yang membela negara Zionis ini biasanya hanya berdasar kedekatan histori, agama, ras, antar golongan. Tanpa sedikit pun berpikir atas kemanusiaan dan hati nurani. Anda tak percaya? silahkan mempelajari dan mengamatinya sendiri.
Pembelaan besar oleh Amerika Serikat terhada Israel adalah juga karena mereka berada dalam satu golongan kepentingan, sehingga tak mengherankan bila justru pembantaian yang terjadi, selain dipiloti oleh Israel, tapi juga disediakan amunisinya oleh negara Paman Sam beserta sekutu-sekutunya.
Demikianlah yang terjadi saat ini. Pembantaian besar-besaran yang terjadi tidak akan berhenti bila tetap berhenti pada sikap ego pada kepentingan ras, antar golongan, ekonomi, dan beragam kepentingan dibaliknya.
Perdamaian akan terjadi bila keadilan itu ada. Dengan membuang segala sikap ego dan politik kotor d dalamnya, serta tidak melakukan propaganda, memutarbalikkan fakta. Ibarat musang berbulu domba, semoga domba tak digambarkan berubah sebagai harimau jahat. Sebab domba telah sekalian lama teraniaya dan menjadi makanan utama karena kelicikan musang.
Komentar
Posting Komentar