Mendiamkan Pasangan setelah Bertengkar, Benar atau Salah?

Ilustrasi diam membisu setelah bertengkar(pic:classroom.sinonym.com)


Pilihan sikap membisu saat bertengkar dengan pasangan bukan hal yang salah namun di sisi lain sikap memilih diam tidak tepat dilakukan jika menyebabkan beragam hal dibawah ini


Banyak orang berpendapat, bahwa apabila terjadi pertengkaran diantara pasangan sebaiknya cepat dibicarakan, jangan didiamkan, sebab akan dapat menimbulkan permasalahan yang lebih serius.


Memang tidak ada yang salah  dengan pendapat tersebut, karena sebuah persoalan jika dibiarkan berlarut-larut maka akan membuat kehidupan menjadi runyam dan bisa menjadi awal sebuah kehancuran. Namun bila pasangan lebih memilih diam membisu juga tidak disalahkan begitu saja.  



Alasan diam membisu setelah bertengkar


Saat sepasang kekasih bertengkar dan  tiba-tiba salah satu pasangan lebih memilih sikap membisu saat menghadapinya, mungkin memiliki beberapa alasan, diantaranya adalah:


Kejengkelan yang berlarut larut


Pihak yang membisu merasa jengkel setiap terjadi pertengkaran, hingga memilih sikap membisu, yang kemudian reda dengan sendirinya. Dan akibatnya ketika terjadi pertengkaran kembali, pasangan yang tadinya meilih membisu bisa jadi akan marah membabi buta. Ketika dia tidak menginginkan hal itu terjadi, maka pilihannya adalah membisu.


Kemarahan yang memuncak


Setiap terjadi pertengkaran, satu pasangan selalu merasa benar, sehingga pihak lainnya lebih memilih untuk mengalah, namun lama kelamaan kesabaran itu habis, berganti dengan tumpukan kemarahan yang terpendam. Ada keinginan untuk meledakkan kemarahan tapi enggan menyakiti pasangan, hingga akhirnya memilih membisu.


Ingin ketenangan


Ketika berbicara tidak menghasilkan apa-apa, malah justru berujung perdebatan hebat yang memperuncing masalah, sehingga pasangan lebih memilih cooling down, diam membisu untuk menenangkan diri. Diam membisu bukan berarti untuk memperuncing masalah, namun untuk menenangkan diri, berpikir jernih, agar suasana kembali damai dan tidak menyulut api kebencian.


Pasangan ngeyel


Terkadang mengajak berbicara pasangan saat terjadi permasalahan tidak mendatangkan penyelesaian karena pasangan justru melontarkan kata-kata kurang enak, mau menang sendiri, memaksakan pendapat, hingga terjadi kengeyelan, yang berujung perdebatan dan pertengkaran yang tak kunjung usai.


Sok benar


Hubungan yang berujung masalah seharusnya bisa dibicarakan baik-baik, jika kedua belah pihak mengalahkan ego masing masing. Namun jika salah satu pasangan merasa paling benar dalam permasalahan , atau bahkan malah dua-duanya merasa paling benar, maka yang terjadi justru kerunyaman hubungan. Akan sangat percuma jika saling berbicara satu sama lain, sebab hanya mendatangkan emosi tinggi karena masing masing merasa paling benar dengan argumentasinya. Akibat merasa paling benar, maka akan menganggap pasangan salah, sehingga tidak sudi mendengarkan. Sehingga diperlukan waktu diam untuk berpikir jernih bagi masing masing.




Sikap diam membisu yang tidak tepat


Pilihan sikap membisu saat ada permasalahan dengan pasangan bukan hal yang salah apabila hal tersebut bertujuan agar hubungan tidak makin runyam. Sebab terkadang banyak bicara justru bisa membuat pertengkaran makin menghebat dengan perdebatan-perdebatan yang tidak penting, sehingga hubungan dapat kian memanas. Namun sikap memilih diam saat bertengkar dengan pasangan tidak tepat dilakukan, jika:


Memperuncing masalah


Akan salah besar diam membisu saat bertengkar dengan pasangan apabila hal tersebut justru membuat hubungan kian meruncing. Masing-masing pihak tidak mengetahui apa yang dkehendaki pasangan, memilih membisu justru menutup jalan damai karena menemui jalan buntu.Ibarat blind spot, hanya meraba dan menebak keinginan pasangan tanpa tahu kenyataan yang sebenarnya, jika salah menebak akan berujung pada hubungan yang kian runyam.


Menambah kebencian


Sikap memilih diam tidak tepat dilakukan jika justru menambah volume kebencian di hati. Diam bisa dilakukan jika rasa benci itu bisa memudar seiring waktu. Namun jika seiring waktu berjalan kebencian kian membesar maka sikap memilih diam justru berbahaya.


Pikiran buntu


Salah besar jika memilih sikap diam membisu jika justru pikiran menjadi buntu. Segalanya menjadi blank, pikiran gelap total, mengakibatkan putus asa berkepanjangan. 


Sebuah hubungan memerlukan kedewasaan berpikir, namun jika hal tersebut tidak didapatkan, lalu memilih diam membisu , maka bisa mendatangkan berbagai permasalahan, seperti kabur atau mencari pasangan baru. Tetapi memilih mencari  pasangan baru terkadang tidak dapat menyelesaikan persoalan, sebab hanya bersifat pelarian semata. Saat kemudian menemui permasalahan yang sama dengan pasangan baru, maka justru akan bingung menyelesaikannya, karena cara yang dipilih pada mulanya adalah lari mencari pasangan baru. Jika selalu menyelesaikan permasalahan dengan cara seperti itu, maka permasalahan tidak akan ada habisnya.


Memilih bunuh diri


Beberapa pasangan yang kurang luas dalam berpikir akan sangat sulit dalam menentukan sikap, sehingga memilih bunuh diri. Sepintas terlihat sangat picik dan berpandangan sempit, namun hal tersebut tidak mustahil dapat terjadi pada pasangan yang sangat kebingungan dengan kondisi pertengkarannya, sementara disisi lain pegangan moralitas agama terlupakan, atau bahkan tak ada sama sekali.



Sikap terbaik saat menghadapi permasalahan dengan pasangan


Lalu bagaimana sebaiknya mengambil sikap apabila menemui permasalahan dalam hubungan percintaan? Berikut tips terbaiknya:


Kedewasaan


Masing masing pasangan harus memiliki sikap kedewasaan tinggi, sebab memilih menjalin hubungan berarti harus siapa dengan segala resiko yang akan dihadapi.

Hubungan tak selamanya manis-manis saja,  memang pada saat manis segalanya berjalan mulus dan tanpa halangan berarti, namun saat ada masalah, baru terasa ketidaknyamanannya dalam menjalin hubungan. 

Pasangan tidak seharusnya patah arang saat menghadapi hubungan yang kurang nyaman, sebab pada awal berhubungan telah bersedia untuk berkomitmen. Pasangan yang mudah rapuh biasanya belum memiliki sifat kedewasaan yang tinggi.


Berpikiran luas dan terbuka


Sudah seharusnya sepasang kekasih memiliki pikiran luas dan terbuka, sebab hanya dengan cara ini, mereka dapat menyelesaikan masalah dengan mudah. Masalah tidak akan selesai jika pasangan selalu berpikiran sempit dan tertutup. Apalagi ketika ada permaslahan yang menerpa, kecurigaan akibat pikiran sempit justru hanya akan mendatangkan masalah baru yang makin runyam.


Tidak merasa paling benar


Boleh jadi dalam sebuah permasalahan, salah satu pasangan merasa benar dan memang terbukti benar, namun janganlah hal tersebut menjadi alat untuk mendiskreditkan pasangan, karena hal tersebut dapat membuatnya merasa malu dan terpuruk.


Berkepala dingin


Saat menghadapi permasalahan, sudah selayaknya pasangan berusaha menghindari makin panasnya suasana dengan sikap keras kepala, sudah selayaknya segala macam permasalahan yang ada dihadapi dengan kepala dingin dan tenang.


Jika hal-hal di atas telah dicoba dijalani saat menghadapi permasalahan dengan pasangan, maka tidak menutup kemungkinan akan membuat permasalahan yang sebetulnya rumit dapat diselesaikan dengan mudah. Jangan pernah merasa dunia gelap gulita saat menghadapi masalah dengan pasangan , sebab  semua pasti ada jalan keluarnya.


Segala permasalahan yang terjadi adalah batu sandungan. Tinggal pilihan sikap dan cara pandang oasangan yang menentukan sebuah hubungan dapat menjadi kian kokoh. Semakin banyak batu sandungan, maka akan makin langgenglah sebuah hubungan asalkan pasangan berkomitmen untuk menghadapinya bersama.


Tak ada sebuah hubungan sempurna tanpa batu sandungan, justru akan terasa aneh bila hubungan hanya mulus-mulus saja. Sebab seiring perjalanan waktu, hubungan asmara sebagai sebuah komitmen jalan panjang, pastinya akan melewati waktu untuk saling mengenali dan memahami pasangan satu sama lain, disitulah akan terlihat adanya perbedaan, sebab tak semua orang memiliki kesamaan otentik.



Ketika siap dengan sebuah komitmen dengan pasangan, berarti  juga harus siap menerima konsekweksinya. Memahami pasangan bukanlah hal mudah, namun juga mustahil untuk menyebutnya sulit. Anda hanya tinggal memilih, tetap berkomitmen menjalani, atau akan berakhir begitu saja.


 

Comments