Ini Penyebab Israel Ditakuti Dunia

Ilustrasi Israel (pic:cnnindonesia.com)



Meskipun dunia tahu perlakuan kejam Israel terhadap Palestina namun tak ada yang berani terang-terangan membelanya. Kenapa bisa demikian? Berikut beragam faktor penyebabnya!

Beberapa waktu lalu dunia sempat dikejutkan dengan brutalnya tentara Israel menganiaya dan menciderai warga Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa. Dan hal itu tidak hanya dilakukan oleh tentaranya yang notabene bersenjata lengkap, namun juga diikuti oleh pemukim Yahudi yang ada di sekitar tempat tersebut. 

Kabarnya perlakuan tak manusiawi itu telah berlangsung lama, dari generasi ke generasi, sehingga sudah menjadi tradisi turun temurun. Akibatnya Palestina menjadi terbiasa dan mati rasa dengan penderitaannya.

Sebagian negara di Timur tengah berusaha membela, seperti Libanon dan Suriah. Namun di sebagian besar belahan dunia lain lebih memilih diam. Tapi di balik sikap diam ada sisi nurani yang membenci perlakuan negara zionis tersebut. Karena tak mau ambil resiko, akhirnya memilih diam. Sebab bukan rahasia lagi bila Israel, meskipun negara kecil namun merupakan simbol negara kuat dari berbagai hal.

Pamor Blok Barat

Harus diakui, saat ini nampaknya pamor Amerika Serikat (AS) mulai memudar seiring konfrontasinya terhadap Rusia. Di satu sisi, sekutu-sekutu Amrik sangat berpegang teguh pada persekutuan NATO yang kuat, Namun di sisi lain, kebutuhan ekonomi tiap negara meronta-ronta, apalagi Rusia adalah pemasok gas terbesar di dunia. Ketika negara beruang merah ini bertingkah sedikit, maka sekutu Amrik akan berada pada dilema kedinginan di musim salju karena tak ada pasokan gas.

Sejak Perang Dunia I hingga II, tak dapat dipungkiri bila negara negara besar dan kuat selalu mempermainkan negara-negara kecil yang lemah. Akibatnya dunia terbelah menjadi Blok Barat dan Timur. Ketika usai perang dunia II, Amerika dengan pongah menjadi pemenangnya, itulah kenapa hingga saat ini, ia menjadi negara yang tak terkalahkan alias super power. Inilah yang menjadi alasan kuat mengapa Israel tak pernah tersentuh meski senakal apa pun, sebab merupakan anak kesayangan negara penguasa dunia.

Namun seiring waktu, ketika terjadi perubahan ekonomi besar-besaran. Apalagi setelah Pandemi Covid-19 dan semua negara terkena dampaknya saat lock down, ekonomi AS mulai disalip oleh China yang notabene dianggap blok timur. 

Sempat terpikir apakah ini akal-akalan negara tirai bambu. Sebab setelah pandemi usai, China bangkit menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke dua setelah Amerika. Di saat negara superpower itu diguncang resesi, justru China tenang-tenang saja. Sehingga menimbulkan persepsi, jangan-jangan di saat semua negara lumpuh karena ketakutan pandemi virus, justru China sibuk membangun ekonominya, entah murni pemikiran dan ide-idenya sendiri, atau diam-diam main contek produk negara lain yang menguntungkan. 

Dunia memang menjadi sebuah arena permainan negara-negara besar. Di saat Amerika membantu Ukraina yang berkonflik dengan Rusia. Negara beruang merah ini dengan tak kalah strategi, memakai tameng Chechnya yang mayoritas muslim untuk melawan Ukraina. 

Dengan cara ini sudah pasti Rusia akan meraup pundi-pundi kemenangan karena simpati dunia. Padahal konflik yang terjadi adalah antara negara beruang merah dengan Ukraina, tapi jadi terkesan perlawanan dua agama. Sebab Rusia tahu bahwa Palestina yang selalu dianaktirikan oleh Amrik adalah mayoritas muslim, sehingga dengan menggunakan tameng Chechnya, maka tak kan ada yang berani mengkritiknya.

Terlepas dari apa pun tindakan Rusia, tentunya dunia tak boleh lupa dengan sejarah. Ketika Chechnya berusaha memerdekakan diri dari Rusia, hingga mendapat gempuran habis-habisan agar kembali dalam pangkuannya. Demkian juga dengan Ukriana yang saat ini berusaha mbalelo, Rusia dengan sangat tepat menempatkan bidak caturnya pada posisi skakmat.


Penyebab Israel ditakuti

Meskipun dunia mengetahui bahwa Palestina teraniaya, serta paham bagaimana menderitanya bocah-bocah negeri itu dalam penjara Israel. Namun tak ada yang berani terang-terangan membelanya. Kenapa bisa demikian? Beragam faktor penyebabnya antara lain adalah::

Alutsista dan persenjataan canggih

Dari segi persenjataan, negara zionis ini tak bisa diragukan lagi. Mereka sangat kuat, bahkan mampu memproduksi alutsista dan persenjataan sendiri. Apalagi selalu ditunjang dengan beragam persenjataan canggih macam pelontar rudal dari Amerika Serikat, yang dikenal publik sebagai induk semangnya. 

Memiliki senjata canggih dan lengkap, serta alat pelontar serangan rudal, kurang apa lagi?

Dunia sering disuguhi berita dari berbagai media massa tentang bagaimana hebat dan canggihnya persenjataan yang dipakai tentara Israel ketika mengejar bocah-bocah Palestina, yang mereka beritakan sebagai anak nakal dan kurang ajar. Dan hasilnya bisa ditebak, mereka bisa dengan mudah menangkap dan memenjarakan anak-anak tersebut, hanya karena mengambil tanaman liar untuk sayur di tanah yang diklaim milik pemukim Yahudi, padahal dahulunya tanah itu milik warga Palestina.

Sehingga bukan hal aneh lagi kalau penjara Israel bukan hanya berisi warga Palestina dewasa yang dicurigai sebagai ekstrimis, tapi juga berisi ratusan bocah-bocah Palestina. Dan dunia diam saja, pura-pura tak tahu. Demikian juga badan dunia, tak gencar membela atau pun memberitakan, sebab ewuh pakewuh dengan AS sebagai penyandang dana terbesar di dunia.

Ini bukan sentimen keagamaan, sentimen ras, atau pun ingin ikut-ikutan populer membela Palestina. Namun ini murni sebuah hasil pemikiran, sudah manusiawi dan tepatkah tindakan yang dilakukan zionis Israel terhadap rakyat Palestina selama sekian waktu? Mengapa ketika dibiarkan, justru malah kian merajalela, semena mena, penuh kesewenang-wenangan dan seenak udelnya sendiri.

Tulisan ini mungkin akan diturunkan dari layar, atau pun tidak akan menjadi topik pilihan karena menjustice Israel. Sebab siapa sih yang berani melawan negara zionis ini?

Hebat dalam intelijen

Dari seluruh intelijen spionase dunia, tak ada yang bisa mengalahkan Israel. Mereka sangat jagoan, luar biasa terlatih, hingga banyak negara berbondong-bondong menimba ilmu intelijen pada negara zionis ini agar setangguh Mossads.

Jika telah sedemikian hebat dalam hal meretas serta memata matai, inilah yang membuat banyak negara di dunia lebih memilih sikap diam saat melihat perlakuan Israel terhadap Palestina. Sebab takut dan khawatir kalau sistem pertahanan negaanya diretas dan dihancurkan negara zionis tersebut. Masih segar dalam ingatan bagaimana sistem rudal Iran sempat colaps sesaat, yang kabarnya akibat dihack oleh Israel.

Berhasil merangsek ke segala sendi kehidupan

Israel dikenal sebagai bangsa yang berani melakukan apa pun demi meraih sebuah cita-cita. Zionis sebagai sebuah cita-cita untuk menduduki seluruh wilayah Palestina, yang diklaim sebagai negara leluhurnya. Sehingga keinginan mewujudkan sebuah negara Yahudi baru menjadi ambisi yang ingin mereka wujudkan. 

Meskipun tak semua warga Yahudi menginginkan hal tersebut, namun mayoritas imigran Yahudi di seluruh dunia telah melakukan eksodus kembali ke negaranya, hingga kemudian dengan segala akal bulus berhasil menggerogoti tanah warga Palestina.

Sementara, imigran Yahudi lainnya yang telah terlebih dahulu berhasil di Amerika, sukses memasuki segala sendi kehidupan vital. Mulai menjadi pengusaha tajir, menguasai pemerintahan hingga memperoleh kedudukan strategis, seperti Donald Trump, atau pun menjadi artis film, serta penyanyi handal macam Gloria Estefan. Keberhasilan mereka yang membuat nadi keuangan Amerika bergerak signifikan,
sehingga jangan bertanya lagi, mengapa Amerika Serikat sedemikian cinta mati pada Israel. 

Wajib militer

Kewajiban militer bagi penduduknya, membuat Israel sangat terlatih dalam segala hal. Mulai keberanian tingkat tinggi, kepercayaan diri, hingga kemampuan mendalami strategi musuh. Hal ini yang membuat ketangguhan negara zionis ini kian tak tertandingi. Apalgi dilengkapi dan dilatih dengan alutsista dan persenjataan canggih.

Banding terbalik dengan Palestina, yang terseok-seok memperbaiki reruntuhan bangunan negaranya yang sering dibombardir Israel. Tak ada waktu untuk wajib militer, sebab menembak roket demi membela haknya saja sudah pasti akan dibalas dengan serbuan jet tempur Israel. Bukan hanya rugi bangunan, tapi juga rugi nyawa.

Faktor kepentingan

Beragam faktor kepentingan yang membuat terbelahnya sikap dunia terhadap negara zionis. Faktor berani menolak dan mengecam negara tersebut akan berakibat luas dan mengancam beragam sendi kehidupan sebuah negara telah banyak terbukti. 

Seperti yang terjadi pada Indonesia baru-baru ini, saat berani terang-terangan menolak tim Israel dalam ajang U20, kontan ditendang sebagai tuan rumah dan digantikan oleh Argentina.

Ini hanyalah sebuah contoh kecil berkuasanya negara zionis atas dunia. Masih banyak contoh negara yang lain yang dapat dilucuti dalam senyap.

Sebagian orang beranggapan bahwa segala macam hal seperti seni, olahraga, dan beragam faktor tidaklah berkaitan dengani politik. Tapi yakinkah semua faktor tersebut tidak berkaitan dengan politik? 

Misalnya seseorang yang memiliki rencana politik jangka panjang, yang kemudian terpilih menduduki jabatan politik. Saat telah berkuasa, pasti akan mengeluarkan beragam kebijakan dalam segala faktor kehidupan. Yakinkah dalam setiap kebijakannya tidak terselip propaganda politik pada perencanaan programnya? Sebab bukankah orang tersebut berhasil menduduki jabatan politik karena rencana janji politik untuk pemilih-pemilihnya?

Demikian juga dengan penyelesaian masalah Israel-Palestina, tidak akan selesai dalam sekejap, sebab selain memiliki propaganda politik jangka panjang, negara zionis ini juga merupakan kesayangan negara superpower Amerika, yang kepak sayapnya menguasai seluruh organisasi-organisasi internasional dan dunia.

And so, sampai kapan Palestina bisa meraih kemerdekaan? Sampai negara ini mampu meniru perjuangan rakyat Indonesia, dengan membuang egoisme dan kepentingan daerah, bersatu dalam Sumpah Pemuda, barulah Belanda yang hobinya memecah belah knock out tak berdaya.


Selama Palestina tidak kompak, selama terpecah dalam konflik kepentingan kelompok dengan beragam organisasi ego seperti Hamas, Fatah dan lainnya. Maka disitulah kemenangan negara penjajah dengan semboyan "Devide et impera" nya, pecah belah dan jajahlah, yang tentu saja akan membuat zionis dengan mudah kian memperluas wilayah jajahannya.
 

Comments