SIAPA SURUH JADI GURU ?


Yang menjadi pemikiran Penulis pagi ini tentang nasib Guru di Indonesia.
Menurut kabar yang beredar jumlah Guru di Indonesia melebihi jumlah murid yang dikuasai, misal di luar negeri rasio guru murid 1: 15, maka di Indonesia 1 : 2, dan jumlah Guru terbesar ada di perkotaan, kenyataan yang seperti itu menimbulkan sebuah tanda tanya besar, jangan-jangan hal inilah yang menyebabkan gaji Guru dan segala finansial keuangan yang berhubungan dengan Guru terkesan dipersulit dan berbelit-belit.

Bukan rahasia umum kalau gaji Guru di Indonesia adalah yang terkecil di dunia, tapi tanpa bermaksud mengkaitkannya dengan nilai moral seorang Guru yang seharusnya banyak beramal dengan ilmunya, toh Guru juga memiliki kehidupan yang harus dibiayai.
Bahkan adanya rumor bahwa Guru telah menerima gaji dua kali lipat melalui sertifikasi mestinya harus lebih berkualitas, tapi seperti apapun masyarakat menganggap besar jumlah rupiah yang diterima Guru tetap saja belum sebanding dengan tantangannya mengawasi dan mendidik selama di sekolah.

Sebagian masyarakat mencibir dan mengatakan siapa suruh jadi Guru? sebuah pertanyaan yang mungkin sangat mengabaikan rasa empati terhadap Guru, hingga bila dua pihak saling bertahan dengan egonya masing-masing, kemudian terjadi kekerasan terhadap murid, gantilah Guru mengatakan siapa suruh jadi muridku?
Seperti apapun ini adalah persoalan bangsa kita, alangkah indahnya apabila saling bahu membahu mencerdaskan bangsa ini, wajib adanya saling memahami posisi masing-masing, baik dari posisi Masyarakat yang memerlukan Guru untuk mendidik anak-anaknya, dan Guru yang bertugas mencerdaskan anak-anak bangsa ini.

Comments