7 Cara Bijak dan Efektif Mengatasi Anak Pelaku Kekerasan

Iustrasi anak pelaku kekerasan (pic: kompas.com)


Bingung dan merasa pikiran buntu saat mengatasi perilaku anak yang melakukan kekerasan? Berikut solusi bijak dan efektif mengatasinya!


Terkadang para guru atau pun orangtua sering menjumpai anak-anak dengan perilaku menjengkelkan. Sedemikian menjengkelkannya hingga mengarah pada kekerasan, akibatnya guru dan ortu hanya bisa mengelus dada menggeleng-gelengkan kepala.

Sebelum Anda kian tenggelam dalam tulisan ini, maka alangkah baiknya bila membaca terlebih dahulu tulisan saya tentang penyebab anak-anak melakukan kekerasan di tulisan sebelumnya.

Tanpa mengetahui penyebab pemula anak-anak melakukan kekerasan, maka tidak akan mudah dalam memahami dan mengatasinya. Tak beda jauh seperti dokter, yang terlebih dahulu mendiagnosa penyebabnya, barulah bisa menentukan obat dan cara mengobatinya.

Setelah mengetahui penyebabnya, maka kita akan dapat dengan mudah mencari cara terbaik dalam mengatasinya. Sebab anak-anak bermasalah bukan tanpa sebab, apalagi bila masalah mereka dibumbui kekerasan, pasti terdapat penyebab dari semua itu.

Mengatasi anak-anak yang melakukan kekerasan memang bisa memakai beragam cara. Namun dalam tulisan kali ini kita akan memilih cara-cara paling bijak dan efektif, yang dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan permasalahan baru lagi.

Cara-cara tersebut diantaranya adalah:

1. Kalem dan rileks

Mengatasi anak pelaku kekerasan tidak bisa ditempuh dengan cara kekerasan juga, sebab akan menimbulkan dampak yang serius. Seperti yang sering kita dengar dan saksikan di banyak pemberitaan, anak-anak pelaku kekerasan mendapat balasan perlauan kekerasan serupa dari guru atau orangtuanya. 

Sebuah contoh kasus, seorang siswa yang membuli temannya untuk merokok. Karena ketakutan akhirnya merokoklah anak yang dipaksa tersebut. Guru yang mengetahui kejadian segera membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Sang kepsek dengan kemarahan yang membumbung tingi, memaksa si anak pembulli unuk menghabiskan sisa rokok sebanyak satu pak dalam waktu satu jam.

Di satu sisi kita memahami hasil instant yang diinginkan guru dan kepsek, yakni akan timbul efek jera sehingga tidak memaksa temannya merokok lagi. Namun di sisi lain cara ini belum tentu efektif. Sebab justru dapat mengakibatkan hal-hal negatif, seperti bahayanya kesehatan siswa karena dipaksa merokok sedemikian banyak. Bukannya jera, malah justru akan ketagihan akibat zat nikotin dalam rokok.

Jelas sungguh tidak bijak bila kekerasan diatasi juga dengan kekerasan. Jadi cara pertama yang dapat kita tempuh adalah jangan terpancing kemarahan dan tetap tenang. 

2. Tenangkan pelaku kekerasan

Mungkin ini sedikit aneh, tapi demikianlah faktanya. Pelaku kekerasan harus ditenangkan semaksimal mungkin, dengan ketenangan, maka diharapkan si pelaku akan dapat memahami akibat negatif dari perilakunya. 

3. Dengarkan curhat pelaku

Setelah pelaku tenang, maka kita dapat mendengarkan curhatnya. Hasilnya, kita dapat mengorek lebih dalam tentang penyebab perbuatannya. Diharapkan cara ini akan efektif untuk memprogram memori otak pelaku agar memahami akibat negatif perilakunya.

4. Mengiyakan segala celotehnya

Memang perilaku kekerasan yang dilakukan tidak dapat ditoleransi. Namun dengan cara mengiyakan segala celoteh pelaku, tanpa menghakimi, membiarkannya menumpahkan segala celoteh hingga tuntas. 

Cara ini efektif untuk menampung segala uneg-uneg penyebab perilaku buruknya. Sebab biasanya para pelaku kekerasan adalah kumpulan emosi terpendam yang tak pernah didengarkan suaranya. Hal ini memicu terjadinya mati rasa, sehingga pelaku merasa bahwa perbuatan yang dilakukannya biasa saja sebagaimana ia diperlakukan.

5. Memberi nasehat tanpa menghakimi

Setelah mendengarkan curhat dan celoteh pelaku kekerasan, maka tiba saatnya anda memberi nasehat dan saran tanpa menghakimi. Dengan cara demikian nasehat dan saran anda lebih mudah diterima dan dilaksanakan.

6. Memahami kesulitannya

Setelah melakukan tindak kekerasan, si pelaku jelas akan mengalami kesulitan. Sebab yang dilakukannya sudah pasti melanggar pakem dan norma-norma yang berlaku.
Resiko dikucilkan sebagai sanksi norma kesusilaan dan kesopananan, serta dianggap sampah agama bila tetap melakukannya. Ketika ia telah melakukan perbuatan negatif, maka sanksi sosial akan dihadapinya.

Bahkan pelanggaran norma dapat berujung pada laporan ke pihak berwajib sebagai konsekuensi norma hukum. Untuk itu tindakan yang dapat kita lakukan adalah memahami kesulitan yang dihadapinya. Pemahaman yang diberikan ini diharapkan mampu merubah perilaku miringnya dengan cepat dan efektif.

7.  Memberi solusi permasalahan

Ketika anda telah memahami kesulitan si pelaku, kemudian just ga sudah mendengarkan celoteh dan curhatnya. Maka cara terakhir berikutnya adalah, memberi solusi atas permasalahannya.

Anda akan dapat dengan mudah memberi solusi ketika telah memahami beragam celoteh, curhat, dan duduk permasalahannya. Bila sudah demikian perilaku kekerasan dapat diatasi dengan mudah, tanpa harus menunda menjadi bola api liar yang akan membakar segalanya.


Perilaku beringas dan kasar yang berujung pada tindka kekerasan dapat diatasi dengan cepat, ketika kita memahami awal mula duduk permasalahannya. Sebab hal kecil yang dianggap hanya sebuah hal biasa saja, bisa menjadi awal pemicu perilaku kekerasan yang dilakukan seseorang.

Kini saatnya kita peka dan cepat tanggap dengan keadaan di sekitar kita. Jangan biarkan kekerasan merajalela seperti bunga api yang membakar keindahan di sekitarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Borneo Writers Club, Ajang Berkumpul Penulis Cilik Berbakat Kalimantan

Yang Tersisa dari Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI: Pembawa Baki Bendera yang Terganti

Zionisme, Akar Rasisme Pemicu Genosida Palestina