7 Indikasi Genosida Tindakan Ngawur Israel, Masih Waraskah?

Kondisi Gaza usai diluluhlantakkan Israel (cnbcindonesia.con)


Banyak hal tidak masuk akal, diluar nalar, dan melebihi batas ambang emosi yang dilakukan Israel. Apa saja itu?

Terkadang rasa ego, rasialisme, kekuatan antar golongan, dan eksklusivisme mendorong sikap untuk memihak dan berbuat tidak adil, sehingga pemikiran irasionil lebih memenangkan sebuah pemilihan sikap dan pendapat.

Demikian juga dengan yang terjadi saat ini di sebagian belahan dunia, karena rasa itulah yang membuat mereka bertindak hanya berdasar perasaan dan bukan akal pikiran waras dan sehat.


Mencari tikus dengan membakar lumbung padi?

Mari kita telusuri satu persatu, agar kita dapat berpikir realistis, sehat, dan waras. Tentang perang antara Israel dan Hamas, konflik yang terjadi adalah antara dua kekuatan tersebut. Tapi mengapa justru Palestina yang menjadi korban?

Alasan pertama dari perlakuan yang dilakukan IDF Israel adalah karena Hamas dianggap memiliki markas di bawah tanah, yang tentu saja di atasnya adalah wilayah Gaza. Namun apakah dengan alasan tersebut negara zionis ini bebas memborbardir rakyat sipil, terutama wanita dan anak anak?

Alasan kedua yang dipergunakan Israel atas semua keputusannya, adalah akibat Hamas berlindung di belakang rakyat sipil. Realistiskah ialasan ini? Tampaknya jauh dari kenyataan.

Justru yang kita lihat saat ini di berbagai media massa dunia, adalah bahwa Israel sangat 'baper' saat ini, tak mempergunakan rasio lagi. Ibarat wanita setiap bulan mengalami PMS. Marah, uring uiringan, ngamuk, meradang tak jelas, hingga bertindak di luar nalar.

Ibarat peribahasa, karena marah dengan tikus yang mencuri padi, si petani justru membakar lumbung padi demi memusnahkan tikusnya. Apakah ini tindakan waras? Bagi orang yang sakit hati, tindakan ini dianggap sah-sah saja, sebab ia melampiaskan emosi dan kemarahannya. Tapi bagi orang waras, jelas ini tindakan bodoh yang menggampangkan permasalahan namun mendatangkan permasalahan baru. Sebab bila tikus tidak ikut musnah terbakar dengan padi, maka boleh jadi, justru telah lari terlebih dahulu meninggalkan lumbung padi. 

Memang akhirnya tikus tidak ada lagi, bisa jadi karena telah ikut terbakar, atau justru eksodus. Namun padi beserta lumbungnya pun musnah dalam sekejap. Apakah hal tersebut akan merugikan petani? 

Merugikan, bila memang si petani adalah pemilik asli dan sah dari lumbung, sebab ia kehilangan padi beserta bangunan lumbungnya. Hingga terpaksa harus tekor membangun lumbung serta menanam padi kembali. Bahkan kalau si petani tak memiliki persediaan beras, terpaksalah dia harus menahan lapar, atau menghutang ke tengkulak demi menunggu panen berikutnya.

Kini kita memahami kenapa negara zionis sekaliber Israel, yang dikategorikan super cerdas tiba-tiba bersedia melakukan hal bodoh tersebut. Tentu saja kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa si petani pastilah bukan pemilik sah dari lumbung beserta padi yang dibakarnya. Sehingga ia dengat sangat rela membakar lumbung.
Jika ia adalah pemilik sah, tentu saja ia tak rela melakukan kebodohan tersebut. Bukankah lebih baik menangkap tikusnya daripada memusnahkan lumbungnya. 

Tetapi jelas hal tersebut tak akan dilakukan Israel. Sebab dengan cara meluluhlantakkan Jalur Gaza, memusnahkan penduduknya, maka negara Yahudi ini akan makin leluasa memperluas wilayahnya tanpa lelah-lelah mengusir seperti kebiasaan sebelumnya. Jelas ada udang di balik batu. Kini kita kian memahami sepak terjang Israel selama ini.


Menguatnya indikasi genosida

Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi Israel berbuat demikian, adalah kesulitannya berfikir jernih. Trauma dan shock, serta merasa dipermalukan, hal itulah yang membuat negara Yahudi ini berpikir serba ngawur, asal asalan, yang berakibat strateginya acak-acakan tidak karuan.

Perilaku demikan sangat berbahaya, karena bisa melahirkan sebuah sikap apatis, pesimis, dan yang lebih parah mengarah ke gangguan jiwa alias kekurangwarasan. Sehingga wajar bila kemudian yang terjadi adalah:

Ribuan anak menjadi korban

Silahkan amati secara cermat, berita di televisi atau pun sumber pemberitaan lainnya. Berapa jumlah korban bayi dan anak-anak yang tewas atau pun luka kesakitan di Gaza akibat serangan Israel. Ribuan!

Bukan hanya ngeri, tapi ada tanda tanya dari perilaku biadab negara zionis ini, yang sejak dahulu selalu menyasar bocah tak berdosa. Mereka adalah generasi penerus Palestina, ketika banyak yang tewas terbunuh, bisa anda bayangkan hilangnya sebuah generasi penerus bangsa. Lalu apa tujuan dibalik pemusnahan generasi penerus, kalau bukan genosida.

Tahun ajaran pendidikan yang seharusnya masih berjalan dengan tawa canda anak-anak, telah terhenti seketika akibat kiriman kematian dari pesawat tempur Israel. Mereka tewas akibat terkena hantaman rudal yang ditembakkan Israel, atau pun meregang nyawa karena tertimpa reruntuhan bangunan. 

Bahkan yang paling menggores hati nurani, ribuan bocah yang masih hidup di bawah reruntuhan bangunan. Seharusnya masih bisa diselamatkan nyawanya, namun karena terbatasnya peralatan, serta dilarangnya pasokan bahan bakar memasuki Gaza oleh Israel, akhirnya para bocah Palestina itu mati secara perlahan di bawah reruntuhan.

Belum cukup sampai di situ, anak-anak Palestina yang sedang terbaring lemah dan kesakitan di rumah sakit, akhirnya kehilangan nyawa akibat dibombardir Israel. Sebagian besar kehilangan nyawa secara perlahan karena peralatan medis tak bekerja sebab tak ada pasokan bahan bakar diperbolehkan memasuki Gaza.

Nestapa Wanita Palestina 

Bukan hana anak-anak, namun juga kaum wanita memperoleh kekejaman serupa. Selain banyak yang tewas akibat dibombardir Isarael, mereka yang hidup pun dipaksa mengecap penderitaan dan ketidakadilan.

Sebagaimana kodrat wanita yang secara alamiah memperoleh memstruasi setiap bulannya. Namun wanita Palestina, terutama yang di tempat-tempat pengungsian, terpaksa harus rutin meminum pil penunda haid akibat tidak adanya pasokan pembalut karena pasokan sumbangan dari negara luar dihalangi Israel.

Terlihat jelas, bahwa selain anak anak, tapi juga kaum wanita sengaja menjadi sasaran empuk penyerangan Israel. Merupakan indikasi kedua tentang genosida semakin menguat, sebab wanita adalah yang bertugas melahirkan generasi penerus bangsanaanya.

Penyerangan Rumah sakit bersalin

Hal gila lainnya adalah banyaknya rumah sakit yang dibombardir Israel, terutama rumah sakit bersalin. Padahal dalam aturan hukum perang internasional, rumah sakit, wanita, dan anak anak adalah hal yang dilarang untuk diserang, namun toh hal itu terus terjadi.

Penyerangan terhadap rumah sakit bersalin, tentu saja menghabisi nyawa bayi bayi mungil tak berdosa penerus generasi Palestina. Bisa dibayangkan betapa hancurnya hati para wanita seusai melahirkan menyaksikan bayinya mati tak berdaya dalam gempuran pesawat tentara zionis.

Dari indikasi ini, jelas meninjukkan bila negara Yahudi ini bertujuan menghabisi seluruh nyawa warga Palestina, bukan hanya yang masih sehat, namun juga yang sudah kesakitan. Jelas menunjukkan kebiadaban, dan mengarah pada pemusnahan massal, yang tentu saja tidak jauh dari genosida.

Bahkan, ancaman terhadap dokter dan staf medis agar segera mengosongkan rumah sakit demi akan dibombardir, jelas menunjukka perilaku yang kurang waras. Bagaiman mungkin tenaga medis yang sudah kelelahan merawat korban bergelimpangan, namun masih harus diperintahkan mengevakuasi. Sungguh diluar nalar akal sehat.

Meski dengan alasan bahwa di bawah rumah sakit terdapat markas Hamas , tetap tidak dapat dinalar secara akal sehat. Apa iya demi membunuh tikus di bawah rumah harus memborbardir rumah sekaligus isinya?

Jurnalis dan tenaga medis berguguran

Banyaknya jurnalis dan tenaga medis yang menjadi korban serangan pesawat tempur Israel, jelas merupakan indikasi bahwa kebenaran berita akan dibungkam. Dan memang sejak dulu kala, berita dunia telah dikendalikan serta dikuasai barat dan sekutu-sekutunya. Sehingga bukan hal sulit bila mereka kemudian dapat mengubah pandangan dunia terhadap banyak hal melalui propagandanya, yang sebagian besar adalah tipu-tipu belaka.

Seperti saat terjadinya konflik Timur Tengah. Seluruh belahan dunia terprovokasi dengan segala pemberitaan propaganda yang dibuat oleh barat. Segala frame pemberitaan diatur sedemikian rapi, hingga tak ada seorang pun yang berani menyalahkan atas teradinya campur tangan AS atas Irak, Libya, Yaman, dan negara lainnya. Bahkan AS dianggap sebagai pahlawan pembela hak-hak manusia melawan pemimpin diktator.

Namun seoring waktu berlalu. Kini masyarakat dunia tahu bahwa semua hanyalah sebuah propaganda, sebab kenyataannya setelah seluruh pemimpin negara berhasil digulingkan karena diframe AS sebagai penjahat, toh setelah pemimpin itu dilengserkan, ternyata tak ada bukti, malah justru tak ada kedamaian di negara tersebut. Ambulan diserang.

Dengan dalih bahwa ambulan disusupi pejuang Hamas, Israel pun dengan mudahnya menghancurkan sarana transportasi vital di tengah berjatuhannya nyawa ribuan warga sipil. Meski pun klaim dan alasan sepihak tentang penyusupan ini tak erbukti dengan gamblang, namun toh negara zionis ini tetap memaksakan pendapatnya.

2500 rudal dijatuhkan

Dijatuhkannya 2500 rudal oleh Israel ke jalur Gaza, setara dengan kehancuran yang disebaban dua bom nuklir. Bahkan kabar adanya bom fosfor yang dapat mengaibatkan korbannya menderita luka bakar seumur hidup. Jelas lebih parah dari kejadian Hirosima-Nagasaki, menunjukkan kebencian luar buasa yang bergejolak di hati negara zionis hingga bertindak di luar perikemanusiaan.

Kebiadaban ini justru dianggao hal biasa, dengan alibi menghancurkan markas Hamas. Seperti peribahasa petani bodoh yang menghancurkn lumbungnya demi mencari tikus.

Meluluhlantakkan tempat pengungsian

Dengan serangan yang tanpa disertai akal sehat, meluluhlantakkan tempat pengungsian, jelas menunjukkan keinginan kuat memusnahkan bangsa Palestina, yang tentu saja mengarah pada genosida.  

Penyerangan yang dilakukan terhadap tempat pengungsian, tentu saja tidak hanya menewaskan warga Palestina, namun juga warga Israel sendiri yang tengah disandera Hamas.

Mungkin hal tersebut dipicu dengan dilepasnya sandera wanita lanjut usia warga oleh Hamas. Yang saat konferensi pers, para sandera justru menceritakan sikap manusiawi dan kemuliaan Hamas terhadap sandera. 

Namun dengan berjatuhannya banyak nyawa sandera akibat tindakannya sendiri, mengesankan terang-terangan tak peduli dengan nyawa rakyatnya. Jelas menunjukkan kefrustasian tentara Israel dalam menjadapi serangan Hamas. 


Kini dengan mempelajari dan memahami segala tindakan dan tingkah-polah tentara Israel yang mewakili negaranya terhadap Palestina. Jelas menunjukkan penurunan akal sehat, terjadinya gangguan psikologis depresi, kekalutan, keputusasaan, dan buta langkah. Hal tersebut sangat mengerikan, sebab mencabik-cabik nilai-nilai kemanusiaan dan melanggar hukum perang internasional.

Jika sudah demikian, apakah kita masih waras bila berdiri di pihak Israel? Mari kita renungkan.


 

Comments

Popular posts from this blog

Borneo Writers Club, Ajang Berkumpul Penulis Cilik Berbakat Kalimantan

Yang Tersisa dari Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI: Pembawa Baki Bendera yang Terganti

Zionisme, Akar Rasisme Pemicu Genosida Palestina