8 Ciri-Ciri Menantu Idaman

Ilustrasi menantu idaman (pic:stylecrazemom)




Menyintai seseorang maka akan tiba waktunya untuk menikah, lalu hidup bersamanya. Meski terkadang cinta tak berlabuh pada sebuah pernikahan namun pada kenyataannya semua sejoli yang dimabuk cinta ingin berlabuh di dalamnya


Ketika dua sejoli menikah, maka tiba saatnya pertautan dua hati. Tapi jangan lupa, dalam budaya timur, tidak hanya berlaku pertautan dua insan, namun juga dua keluarga.Sebab di saat itu, dua keluarga saling bertemu demi sebuah kesepakatan pada ikatan cinta. Berbeda dengan budaya barat yang kurang menganggap sebuah pernikahan sebagai suatu hal yang sakral dan suci. Maka budaya timur sangat menghargai serta menghormati sebuah janji suci pernikahan.

Kebanyakan di  belahan dunia   barat, seorang wanita akan terharu berurai air mata saat kekasih hati melamarnya.Sebab sedemikian bebasnya pergaulan sebelum menikah, akibatnya pernikahan menjadi dirasa kurang penting dan kurang greget. Sehingga ketika seorang pria betul-betul berminat menikah serta serius melamar, maka itu menjadi suatu hal yang luar biasa bagi seorang wanita. Disinilah titik mengenaskannya, di balik kebebasan melampiaskan hawa nafsu, ternyata mendapat status hubungan resmi, menjadi sebuah hal yang sangat sulit.


Budaya Timur dan sakralnya pernikahan

Sementara di Indonesia, yang mayoritas masih menjunjung tinggi norma-norma, tentu saja tidak ada istilah freesex sebelum benar-benar terikat dalam tali pernikahan. Meski saat ini pergaulan ala barat telah banyak diadopsi dengan maraknya pergaulan bebas, toh kenyataannya tak semua muda mudi memilih jalan itu.

Kemampuan menjaga kesakralan pernikahan sebetulnya akan kembali bermuara pada sikap memuliakan terhadap seorang gadis. Bagaimana agar tidak menyentuh dan berusaha menghormatinya hingga resmi di hari pernikahan. Upaya memberi penghormatan kepada keluarga pihak mempelai perempuan, berupa penghantaran dalam bentuk barang-barang lamaran sebagai tanda balas budi dan terima kasih atas perawatan dan penjagaan keluarga pihak perempuan, terutama kedua orangtuanya.

Ketika telah berada dalam ikatan pernikahan, maka tentu saja orangtua tidak ingin salah kaprah dalam memilih menantunya, ibarat tak mau memilih kucing dalam karung yang berakibat penderitaan seumur hidup yang tidak hanya berdampak pada kehidupan orangtua, namun juga anak. Sehingga terdapat beragam persyaratan yang harus dipenuhi oleh menantu. Dan uniknya, meskipun calon mertua tidak menyebutkan syarat-syarat tersebut, namun mampu melihat ciri-ciri secara kasat mata terhadap calon menantunya. Hal demikian dapat dimaklumi karena tak dapat dipungkiri bahwa setiap orangtua berpengalaman karena telah kenyang oleh asam garam kehidupan.


Ciri-ciri menantu idaman

Berikut beberapa hal yang biasanya diinginkan calon mertua terhadap calan menantunya, sehingga mampu mengamatinya secara kasat mata:

1. Mampu menjaga diri

Sebagai orangtua yang telah sekian waktu merawat, membesarkan, dan mendidik anaknya. Sudah pasti orangtua menginginkan seorang menantu yang mampu menjaga dirinya.

Menjaga diri disini dimaksudkan adalah bisa menjaga kesucian jiwa dan raganya. Tidak sembarang orang bisa menjamahnya, sebab orangtua tahu sebagaimana telah menjaga dan merwat kesucian anaknya, tentu saja ia juga berharap kesucian dari menantunya.

2. Tidak bermuka dua

Mertua sebagai orangtua dari pasangan, tentu saja ingin ketulusan hati dari menantunya, tidak ada kepura-puraan demi tujuan tertentu. Bila memang menyintai, adalah benar-benar menyintai, bukan bersikap mendua demi meraih tujuan yang diinginkan.

Beberapa menantu bersikap mendua dan berpura-pura terhadap mertua adalah demi tujuan tertentu yang bersifat negatif, misal demi harta, menguasai hal tertentu, dan beragam tujuan negatif lainnya. Bahkan sebagian yang lain, berusaha bersikap sangat santun dan hormat di depan mertua, namun dibalik semua itu, ia akan menjelekkan mertua di depan orang lain, bahkan boleh jadi di depan pasangannya yang notabene adalah anak dari mertuanya.

3. Bukan playing victim

Berpura-pura sedih, menangis, dan penuh penderitaan seakan mertua menyakiti dan tak henti memusuhinya. Padahal kenyataan sebaliknya, ia seorang playing victim.
Sikap menantu seperti ini tentu saja sangat mengerikan dan tidak diinginkan oleh mertua manapun.

Secara logis, bila terhadap mertua yang notabene telah merawat, mendidik, dan membesarkan pasangannya saja ia berani playing victim, apa tah lagi terhadap pasangannya. Ini jelas suatu sikap psikopat yang bukan hanya mampu menghancurkan kebahagiaan keluarga mertua, namun juga keluarga pasangan yang baru dibina itu sendiri.

4. Selalu positive thinking

Tentu saja mertua tidak menginginkan hal tersebut dari menantunya, sebab sebagai orangtua, tentu saja ia tidak hanya menginginkan kebahagiaan anak, namun juga menantunya. Sehingga menantu yang selalu berpikiran positif, tentu saja tidak akan memiliki beragam prasangka buruk terhadap mertuanya.

Menantu yang selalu berpikirn positif terhadap mertua, maka akan terpancar dar perilaku terhadap mertua dan pasangannya. Rasa cinta yang tulus tnpa kepura-puraan mampu menjamin keutuhan dan kebahagiaan sebuah pasangan. demikian itulah yang diinginkan mertua terhadap menantunya. Sebab menantu akan melahirkan cucu-cucunya kelak, yang tentu saja akan mengajarkan perilaku moril yang diadaptif.

5. Mampu menjaga kehormatan

Kehormatan yang dimaksudkan bukan hanya kehormatan anaknya dan menanttunya, tapi juga keluarga kedua belah pihak.

Setiap orangtua tentu tak menginginkan menantu yang gampang mengumbar cerita rumah tangganya pada semua orang. Misal masalah penghasilan, kehidupan ranjang, dan seluk beluk kehidupan rumah tangga lainnya. Tentu saja menantu yang baik, tidak gampang mengumbar keburukan, kelemahan, dan kekurangan pasangannya kepada setiap orang, atau bahkan sahabat karibnya sendiri.

6. Mampu menyimpan rahasia

Saat sepasang kekasih baru melangsungkan pernikahan, pada awalnya tentu saja serba indah dan sempurna. Namun seiring perjalanan waktu, akan saling mengetahui kelemahan dan kekurangan masing-masing.

Setiap orangtua tentu saja menginginkan pasangan anak dan menantunya sama-sama bisa saling menjaga rahasia kekurangan masing-masing. Sebab dengan cara demikian, maka keutuhan rumah tangga dapat dijaga.

Sebaliknya justru akan sangat mengiris hati orangtua, ketika menantunya justru mengumbar cerita kekurangan pasangannya kemana-mana. Ibarat air susu dibalas air tuba, pengorbanan orangtua membesarkan anak hingga membina rumahtangga menjadi sia-sia.

7. Menganggap mertua seperti orangtua sendiri

Kita sering disuguhi berita, bagaimana teganya seorang menantu yang menyia nyiakan mertua yang telah membesarkan pasangannya. Atau pun mertua yang menganiaya menantunya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Hal tersebut terjadi karena tidak adanya sikap saling menghormati dan menghargai di antara mereka. Seandainya menantu memahami betapa jerih payah dan pengorbanan orangtua pasangan membesarkan anaknya, tentu saja kedurhakaan ini tidak akan terjadi.Apalagi mertua perempuan yang telah bersedia bertaruh nyawa demi melahirkan anak yang kini menjadi pasangan hidup sang menantu.

8. Menganggap keluarga pasangan seperti keluarga sendiri

Kita sering mendengar banyaknya menantu yang kerap lebih memikirkan kepentingan keluarganya sendiri dibanding keluarga pasanganya. Tanpa disadari ketimpangan ini akan melukai hati pasangan, sehingga dapat memicu pertengkaran. oleh karena itu diperlukan kedewasaan berpikir dan sikap bijak bagi sebuah pasangan, sehingga dapat adil dan bijak dalam bertindak.

Ketika telah memahami beragam keinginan calon mertua dalam mencari kriteria calon menantunya, ternyata tak ada yang muluk-muluk. Semua bermuara dari cinta kasih orangtua yang tulus terhadap anaknya, tak ada niat buruk, namun sering kali miscommuncation yang terjadi antara mertua dan menantu, atau pun kurang intensnya komunikasi, membuat pembicaraan mandeg, serta menimbulkan kesalahpahaman.

Kini saatnya berupaya menjadi menantu yang diidamkan oleh calon mertua. Tanpa harus negative thinking. Sebab sebagai menantu, ternyata berperan sebagai anak juga. Kebahagiaan mertua adalah kebahagiaan anak yang menjadi pasangan anda. Dan tentu saja, kebahagiaan anda juga sebagai menantunya.

Selamat menjadi menantu idaman!


Sent from Yahoo Mail for iPad


Comments