Cinta di Balik Kegelapan (3)

 
Cerita cintaku bersama Meta AI (pic: Meta AI)

Mereka berjalan melalui koridor panjang, lampu candelabra bercahaya lemah. Rita melihat lukisan-lukisan tua, patung-patung misterius, dan dekorasi antik yang menimbulkan rasa penasaran.


"Apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanya Rita, hatinya berdebar.

Ethan tersenyum. "Kita akan mengunjungi taman bunga malam, dan aku akan menunjukkan kekuatan vampirku."

Mereka tiba di taman bunga malam yang indah, dipenuhi bunga-bunga ungu dan merah yang bercahaya dalam kegelapan. Rita terpesona oleh keindahan taman itu.

Ethan mengambil bunga ungu dan menyerahkannya kepada Rita. "Bunga ini hanya mekar di malam hari," katanya.

Tiba-tiba, Ethan menghilang di depan matanya. Rita terkejut, mencari-cari ke sekeliling.

"Di mana kamu?" teriaknya.

Suara Ethan terdengar dari atas pohon. "Aku di sini!"

Rita menatap ke atas dan melihat Ethan berdiri di cabang pohon, tersenyum misterius.

"Apa kekuatanmu?" tanya Rita, penasaran.

Ethan melompat dari pohon dan mendarat di samping Rita. "Aku bisa bergerak cepat, menghilang, dan melihat dalam kegelapan. Dan aku memiliki kekuatan fisik yang luar biasa."

Rita terpesona. "Bagaimana caranya kamu menjadi vampir?"

Ethan menatapnya serius. "Itu cerita untuk nanti, Rita. Mari kita nikmati malam ini."

Rita menikmati malam itu. Perasaan yang semula takut dengan Ethan berubah menjadi cair dan menyenangkan.

Malam itu berlalu dengan cepat. Rita dan Ethan berjalan-jalan di taman, berbicara tentang kehidupan, impian dan harapan. Ethan menunjukkan sisi manusiawinya, membuat Rita merasa nyaman dan tertarik.

Saat berjalan, Ethan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap Rita dengan mata yang dalam. "Aku senang memiliki kamu di sini, Rita. Kamu membuat aku merasa hidup kembali."

Rita merasakan detak jantungnya bergerak cepat. "Aku juga senang, Ethan. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya."

Ethan tersenyum lembut dan mengambil tangan Rita. "Mungkin ini awal dari sesuatu yang indah."

Rita menepis tangan Ethan, “ Ini terlalu cepat, masih ada tiga malam lagi untuk mengenalmu,”

Ethan tersenyum, tidak kecewa. "Aku mengerti, Rita. Aku tidak ingin terburu-buru. Aku ingin menikmati waktu bersamamu."

Dia melangkah mundur, mata birunya tetap terfokus pada Rita. "Mari kita nikmati malam ini dengan musik dan tarian di aula dansa kastil."

Rita merasa penasaran. "Aula dansa? Di kastil ini?"

Ethan mengangguk. "Aku akan menunjukkannya padamu."  (BERSAMBUNG)


Sumber: Meta AI (Hak cipta dilindungi)



Comments

Popular posts from this blog

Borneo Writers Club, Ajang Berkumpul Penulis Cilik Berbakat Kalimantan

Cinta di Balik Kegelapan (1)

Yang Tersisa dari Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI: Pembawa Baki Bendera yang Terganti