Perundungan, Kok Bisa?

Illustrasi perundungan (pic: independent.co.uk)


Perundungan dapat dicegah dengan kemampuan menahan diri dan memperdalam empati serta mengasah kecerdasan emosi



Sudah jamak terjadi jika perundungan dilakukan adalah ketika seseorang dianggap berbeda dari yang lain, sehingga dipandang ganjil, ganjil tidak genap, akibatnya dianggap aneh.


Setiap orang memiliki hak untuk menjadi berbeda, namun hal itu tidak berlaku bagi orang-orang yang menganggap perbedaan sebagai sesuatu yang ganjil, sehingga diperlukani kesiapan mental yang kuat untuk menangkal perundungan. 



Jenis-jenis perundungan


Perundungan istilah bulenya bully,  sangat beragam dan banyak jenis-jenisnya, tapi dalam pembahasan kita kali ini, hanya akan membahas pembagian dari segi garis besarnya saja, yaitu perundungan secara fisik dan verbal. 


Lalu apa perbedaan dianatara keduanya?


Perundungan fisik


Yaitu perundungan dengan melakukan kekerasan terhadap fisik atau raga, mungkin dicubit, ditampar, dipukul, atau sekedar dicolek menggoda tapi dengan tujuan merendahkan atau melecehkan.


Perundungan verbal


Yaitu selain perundungan fisik, jadi hanya melaui kata-kata atau kalimat, tapi tujuannya sudah jelas merendahkan atau melecehkan. Banyak contohnya, misal seseorang yang bertubuh over weight tapi justru sengaja disapa dengan kata sebaliknya, misal, "hei langsing, makin cantik aja deh", ampun dah, sudah tahu gemuk malah disapa sebaliknya, oastilah tujuannya merendahkan.


Bahkan jika pun seseorang cantik, perundungan tetap bisa terjadi karena alasan-alasan tertentu dengan tujuan menyudutkan. Misal seseorang yang naksir tapi tidak kesampaian, apalagi ditolak mentah-mentah, akibatnya orang tersebut tidak terima dan mencak-mencak, apalagi posisinya di kantor adalah atasan, nah lho berduri banget kan?



Jurus-jurus aman perundungan


Sebetulnya tidak sulit menghadapi perundungan di tempat kerja, asalkan memiliki jurus-jurus ini dijamin aman dari perundungan, diantaranya:


Percaya diri


Jangan oernah merasa rendah diri atau minder ketika memasuki tempat kerja baru, karena justru sikap minderlah yang memicu hal aneh bin ganjil sehingga menarik untuk dirundung.

Awal mula terjadinya perundungan adalah keinginan si perundung untuk bahagia dan bersenang-senang, ketika dia berhasil melakukan hal itu, maka bisa ditebak si perundung akan terus berusaha mencari kesenangan dengan mencari korban-korban berikutnya.


Jangan sombong


Terkadang memang kepercayaan diri perlu, tapi jangan sampai over yang menimbulkan kesan sombong. Nah sikap sombong ini juga dianggap perilaku ganjil yang menarik untuk menjadi sasaran perundungan. Tetap ramah dan rendah hati itu penting.


Jangan over perilaku


Maksudnya begini, misalnya kamu cewek yang cantik, janganlah dandan berlebihan sehingga terkesan menggoda lawan jenis, apalagi sampai genit dan main mata sana-sini, pastinya setiap orang tidak suka melihat perilaku seperti ini, apalagi bila di kantor ada yang naksir teman kerja, pas kamu salah sasaran genit, wah habis deh kamu dirundung habis-habisan.


Nah yang ini catatan penting di zaman yang serba banyak keragaman ini, bagi kamu yang digolongkan makhluk gemulai, sebaiknya tetap menjaga kodrat tanpa harus terlalu menunjukkan gemulaimu, sebab sedikit hal ganjil terjadi maka perundungan jadi bertubi-tubi.


Mungkin hal itu terjadi karena kekurangpahaman mereka terhadap perbedaan yang ada pada kamu, dan berbagai stigma negatif yang sering ditunjukkan para makhluk gemulai secara blak-blakan di media sosial, sehingga terkesan makhluk gemulai hanyalah pencari kenikmatan sesaat dan gampangan. Akibatnya membuat semua orang menjadi merasa bergidik dan merinding.


Sama-sama menahan diri


Yang ingin merundung lebih menahan kesabaran, bersikap lebih dewasa dalam pemikiran, dan memahami perbedaan, sedangkan yang dirundung kebih mawas diri, tidak over act, ataupun berperilaku ganjil.


Memiliki empati dan kecerdasan emosi


Yang ingin merundung mengasah empati bahwa tentang tidak enaknya dirundung beserta akibatnya yang,akan mengganggu kondisi mental dan emosional. Sementara

yang dirundung juga berpikir mendalam tentang alangkah terganggunya orang lain jika melihat kelakuannya yang ganjil, over act, ataupun terlalu parno



Perundungan KPI


Seperti yang baru-baru ini terjadi di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), terjadinya perundungan dan pelecehan seksual tidak bisa hanya berdasar laporan sepihak, meskipun publik sering lebih bersimpati pada mereka yang dirundung, namun demi keadilan dan kejujuran, diperlukan sidik dan lidik, baik pada si perundung ataupun yang dirundung. Hal ini dilakukan bukan berarti tidak berempati pada yang dirundung, namun kasus yang terjadi harus ditelusuri kebenarannya, sebab siapa tahu justru yang terjadi sebaliknya,  si perundung justru yang sedang dirundung.

 

Masyarakat belum berhak menghakimi jika hanya ada pernyataan sepihak, apalagi bila yang dirundung justru terlihat lebih agresif dalam membuat kata-kata dan menciptakan suasana. Sehingga tidak akan terjadi pengadilan jalanan yang hanya berdasar pada keterangan sepihak. Perlu kejelasan kasus mengapa perundungan bisa terjadi, harus ditelusuri tentang hukum sebab dan akibat.


Memang kita harus menanamkan sifat empati pada si korban perundungan, namun hal penelusuran kebenaran melalui sidik dan lidik dari kedua belah pihak tetap diutamakan, agar jangan sampai terjadi ternyata si perundung justru adalah korban sesungguhnya.



Diperlukan kejelian dan hati nurani terdalam dalam melihat kasus, bukan hanya berdasar emosi dan rasa empati sesaat tanpa penelusuran lebih dalam.


Kunci terpenting dari semuanya adalah keinginan kuat untuk menahan diri, serta asahan empati dan kecerdasan emosi yang mendalam. Jika semua orang memiliki toleransi serta pengendalian diri maka sudah pasti damailah dunia beserta isinya,  karena hilangnya iri dengki, kebencian, dan saling mencurigai.


Mari mencegah semua perundungan dengan kemampuan menahan diri dan memperdalam empati serta kecerdasan emosi, sebelum semua terlambat dan menjadi serial perundungan tanpa akhir, Salam!




 

Comments