HMPV, Virus Apalagi?

Ilustrasi virus HMPV (pic: dy365.in)

Virus HMPV ternyata bukan jenis virus baru. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus ini sudah terdeteksi di Indonesia sejak 2006


Virus HMPV (Human Metapneumovirus) adalah virus RNA yang menyebabkan infeksi pernapasan atas dan bawah

Ditemukan pertama kali pada tahun 2001 oleh tim ilmuwan di Belanda yang dipimpin oleh Dr. Ron Fouchier.

Virus ini ditemukan di sampel pernapasan pasien anak-anak yang menderita pneumonia dan bronkiolitis.


Bukan virus baru

Di Indonesia, Virus HMPV ternyata bukan jenis virus baru. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus ini sudah terdeteksi di Indonesia sejak 2006. Dari semua kasus Virus HMPV yang masuk ke Indonesia, banyak dilaporkan melibatkan anak-anak. 

Menurut Menteri Kesehatan, virus ini tidak perlu ditakuti karena gejalanya mirip dengan flu biasa. Virus ini sudah lama dikenal dalam dunia medis dan sudah ditemukan di Indonesia sebelumnya.

Tetapi Virus HMPV baru-baru ini memang menjadi perhatian karena beberapa alasan:

1. Meningkatnya kasus: Jumlah kasus HMPV meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan orang dewasa dengan sistem imun lemah.

2. Penyebaran yang cepat: Virus ini menyebar dengan cepat, terutama di daerah perkotaan.

3. Gejala yang mirip dengan COVID-19: Gejala HMPV mirip dengan COVID-19, sehingga memicu kekhawatiran.

4. Kurangnya kesadaran: Banyak orang tidak menyadari bahaya HMPV dan cara pencegahannya.

Belum lagi ditambah gencarnya faktor Media dan Publik, berupa:

1. Liputan media: Media massa memberikan perhatian besar pada kasus HMPV, membuat masyarakat lebih sadar.

2. Sosial media: Berita tentang HMPV menyebar cepat di platform sosial media.

3. Kekhawatiran masyarakat: Masyarakat khawatir karena kasus HMPV meningkat dan mirip dengan COVID-19.

Sehingga pemerintah mengambil langkah-langkah cepat, yaitu:

1. Peningkatan surveilans: Pemerintah meningkatkan pemantauan kasus HMPV.

2. Edukasi masyarakat: Kampanye kesadaran tentang pencegahan dan gejala HMPV.

3. Penanganan medis: Pemerintah memperkuat fasilitas kesehatan untuk menangani kasus HMPV.


Kelompok berisiko

Virus HMPV dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun, orang dewasa dengan sistem imun lemah (misalnya, penderita HIV/AIDS, kanker, atau penyakit kronis).Pasien dengan penyakit pernapasan kronis (misalnya, asma, bronkitis kronis dan Lansia.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) angka kematian akibat HMPV yang tetjadi pada:

1. Anak-anak: 1-3% dari kasus.

2. Dewasa: 2-10% dari kasus.

Kelompok Risiko

1. Anak-anak di bawah 5 tahun

2. Orang dewasa dengan sistem imun yang lemah

3. Pasien dengan penyakit kronis seperti asma atau penyakit jantung

Jika mengingat bahwa faktor risiko kematian sangat besar tethadap usia ekstrem (balita atau lansia), mereka yang berpenyakit kronis, sistem imun lemah, keterlambatan perawatan medis, serta infeksi sekunder (misalnya, bakteri), maka upaya pencegahan sangat diperlukan.

Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan, menggunakan masker, menghindari kontak langsung, serta vaksinasi influenza dan pneumokokus, sebab vaksin spesifik HMPV saat ini belum tersedia,.


Gejala, cara penularan, pencegahan dan pengobatan 

Gejala yang ditimbulkan diantaranya demam, batuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sesak napas, dan diare (pada beberapa kasus).

Cara Penularan

1. Kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi

2. Melalui udara (droplet)

3. Melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi

Cara Mencegah

1. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air

2. Menggunakan masker saat berada di tempat umum

3. Menghindari kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi

4. Menggunakan pembersih tangan (hand sanitizer)

5. Menghindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut

6. Mengikuti vaksinasi yang direkomendasikan oleh dokter

Pengobatan

1. Istirahat yang cukup

2. Minum banyak cairan

3. Mengonsumsi obat pereda demam dan batuk

4. Menggunakan oksigen jika diperlukan

5. Pengobatan antivirus tidak efektif, namun dokter dapat meresepkan obat untuk mengurangi gejala

Jika Anda mengalami gejala-gejala HMPV, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.





Sumber:

1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

2. World Health Organization (WHO).

3. Kementerian Kesehatan RI.

4. National Institutes of Health (NIH) - (link unavailable)

5. Journal of Clinical Virology

6. The Lancet

7. New England Journal of Medicine

8. Badan Kesehatan Masyarakat (BKM)

9. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PDSPI) 

10. Hello Sehat..


Comments

Popular posts from this blog

Borneo Writers Club, Ajang Berkumpul Penulis Cilik Berbakat Kalimantan

Cinta di Balik Kegelapan (1)

Siswa Selalu Tidur di Kelas? Ini Cara Mudah Mengatasinya!