Jeritan di Tanah Terlupakan

 

Ilustrasi anak-anak Palestina (pic: euronews.com)


Jeritan di Tanah Terlupakan


Palestina, tanah terlupakan,

Tangisan anak-anak terdengar tak putus.

Kelaparan dan kekurangan menghimpit,

Membunuh impian dan harapan.


Ibu-ibu meratap, ayah-ayah menangis,

Menghadapi penderitaan tak terhingga.

Bom-bom menghujam, senjata berdentang,

Menghancurkan kehidupan.


Anak-anak kecil, dengan mata yang redup,

Bertanya, "Mengapa kami harus menderita?"

Ibu-ibu menjawab, dengan air mata,

"Karena kami mencintai tanah air kami."


Di pengungsian, mereka terkatung-katung,

Mencari keadilan yang tak kunjung datang.

Tangan-tangan kecil meraih langit,

Mengharapkan kebebasan dan perdamaian.


Jerusalem, kota suci yang terkurung,

Menangis atas penderitaan umatnya.

Masjid Al-Aqsa, simbol kebanggaan,

Terancam oleh kehancuran.


Oh, Palestina, tanah yang terlupakan,

Merajut luka propaganda 

Tercekik kebebasan yang dipalsukan,

Dan air mata berhenti mengalir.


Keadilan dan perdamaian bagai paceklik

Kehausan dan kelaparan hanya tontonan.

Anak-anak Palestina menahan lapar,

Berbalut luka bombardir para serigala.


Mereka lapar,

Mereka luka,

Mereka menjerit dalam tangis,

Tapi mereka terlupakan.





Kota Renungan, 15 Januari 2025



Comments

Popular posts from this blog

Borneo Writers Club, Ajang Berkumpul Penulis Cilik Berbakat Kalimantan

Cinta di Balik Kegelapan (1)

Kabar Terbaru Los Angeles