Kripto Jatuh, Kaum Berduit Ngacir Ke Saham Lagi

Mata uang kripto (pic: idntimes.com)



Masa keemasan criptocurrency sedang diuji akibat harganya merosot drastis, bahkan Sang tukang gelembungnya beberapa waktu lalu, Ellon Musk sudah tak berminat lagi untuk menggelembungkannya



Para kaum berduit tampaknya akan mengalihkan permainan uangnya kembali ke pasar modal. Mereka yang khususnya investor ritel mulai kembali ke saham, sebab harga mata uang kripto meskipun sempat mengalami kenaikan tipis, namun tetaplah masih lemah dibanding minggu-minggu sebelumnya.


Dikutip dari kompas.com (12/6/2021) harga bitcoin hari ini menguat tipis sebesar 0,35 persen menjadi 36.347,99 dollar AS atau sekitar Rp 516,12 juta (kurs Rp 14.200) per keping. Meskipun menguat tapi masih melemah 3,55 persen bila dibandingkan dengan harga pekan lalu.


Kenaikan mata uang kripto hanya ditunjang oleh bitcoin, sedangkan mata uang kripto lainnya masih melandai, bahkan cenderung menurun tajam.



Sempat merajai kini merosot tajam


Setelah beberapa waktu lalu bursa saham memerah dalam jangka cukup lama, hingga para kaum berduit mengalihkan permainannya ke aset kripto, saat itulah mata uang kripto mengalami kenaikan dahsyat yang membuat semua orang makin ngiler ingin juga berinvestasi di dalamnya.


Bitcoin sempat mencapai rekor harga tertingginya pada 14 April 2021 lalu, senilai 64.804 dollar AS per keping atau sekitar Rp 920,21 juta. Namun kini harga bitcoin mengalami penurunan drastis.


Tak terkecuali harga ethereum, berada di kisaran 2.284 dollar AS per keping atau Rp 32,43 juta, turun 5,46 persen bila dibandingkan sehari sebelumnya.

Apalagi bila dibandingkan dengan harga sepekan yang lalu, harga ethereum anjlok 17,65 persen.


Sedangkan dogecoin selama sepekan terakhir merosot tajam 21,69 persen menjadi 0,3054 dollar AS atau sekitar Rp 4336,68.



Masa bubble kripto mengempis


Tampaknya masa bubble mata uang kripto mulai mengempis dengan ditandai penurunan drastis harga-harganya, hanya bitcoin yang masih  mampu menunjukkan tanda-tanda kehidupan, sementara mata uang kripto lainnya cenderung megap-megap.


Dikutip dari Investor Daily (24/5/2021) bitcoin dan ether berjangka mengalami penurunan tajam, yang menandakan beberapa investor menyerah dan mundur diam-diam.


Investasi criptocurrency memang sangat menjanjikan, dengan keuntungan yang bisa melampaui 100 persen membuat orang beramai-ramai menginvestasikan uang di dalamnya. Namun dibalik kemilau keuntungannya yang menggoda iman, ada kerugian besar saat nilainya jatuh yang nilainya tidak main-main, apalagi dengan tidak adanya jaminan dari lembaga penjamin keuangan di banyak negara, tentunya sebuah resiko yang harus ditanggung sendiri.


Seperti Departemen Keuangan Amerika Serikat yang mengeluarkan aturan baru tentang transfer mata uang kripto dalam jumlah besar yang harus dilaporkan ke Layanan Pendapatan Internal atau Internal Revenue Service, sebab The Federal Reserve (The Fed) menilai mata uang kripto menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan. 


Tak terkecuali China yang menindak tegas aktivitas penambangan dan perdagangan bitcoin, sebagaimana dilansir dari Investor Daily (24/5/2021)


Bahkan di Indonesia sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan agar mewaspadai investasi aset kripto, sebab dinilai tidak memiliki underlying jelas, dan bukan alat pembayaran yang sah


Jika telah memahami segala macam resiko di atas, maka investasi dalam mata uang kripto sebaiknya memakai uang dingin, artinya bukan uang pinjaman, ataupun untuk kebutuhan sehari-hari, sebab jika terjadi kerugian, maka resikonya tidak akan melebar kemana-mana.




Masa keemasan criptocurrency sedang diuji akibat harganya merosot drastis, bahkan Sang tukang gelembungnya beberapa waktu lalu Ellon Musk sudah tak berminat lagi untuk menggelembungkannya.


And so, kalau sudah begitu, apakah Anda siap menanggung resikonya sendiri?


 

Comments