Tips Mengendalikan Perilaku Buang Sampah Sembarangan

Sampah yang dibuang sembarangan di salah satu sudut perumahan Banjarmasin (pic: istimewa)


Sampah merupakan permasalahan masyarakat yang tak ada habisnya, apalagi jika ditambah dengan perilaku buang sampah sembarangan, maka makin runyamlah semua permasalahan itu



Entah mengapa tidak ada kesadaran dari para pelaku pembuang sampah sembarangan, atau setidaknya berpikir tentang resiko di masa mendatang jika semua orang berperilaku seperti yang dilakukannya.


Terjadinya bencana banjir beberapa waktu lalu tampaknya hanya sesaat diambil pelajaran, sebab perilaku buang sampah sembarangan kembali terulang, apalagi adanya wacana penyebab banjir adalah bencana ekologis, penambangan dan penggundulan hutan, seakan menjadi pembenar perilaku buang sampah sembarangan, hingga kembali mengulang perilaku tak elok tersebut.


Padahal boleh jadi penyebab banjir memang bencana ekologis penambangan dan penggundulan hutan, namun ada juga faktor lain yang turut berperan didalamnya, diantaranya adalah sampah.


Saat hutan gundul akibat penebangan liar dan pertambangan, hujan lebat tidak akan tertahan oleh resapan air, meluncur bebas sebagai air bah menerjang pemukiman-pemukiman penduduk, penyebab awal telah terlihat yakni eksploitasi hutan. Setelah air bah mengalir cepat menuju pemukiman penduduk di kota-kota melalui sungai-sungai yang meluap akibat drainase tersumbat sampah, disinilah faktor penyebab berikutnya terbaca, yaitu perilaku buang sampah sembarangan.



Perilaku buang sampah sembarangan di Banjarmasin


Selain Jakarta dan kota-kota lain yang mengalami banjir parah, Banjarmasin juga sebagai mengalami hal serupa. Faktor bencana ekologis berupa penggundulan hutan dan penambangan memang sebagai penyebab utama, namun faktor kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan, terutama di daerah-daerah pinggiran tentunya tak bisa diabaikan begitu saja.


Alasan utama masyarakat yang tinggal di bantaran-bantaran sungai membuang sampah sembarangan adalah karena tidak adanya petugas pemungut iuran sampah, sehingga tidak terbiasa mengumpulkan sampah untuk kemudian menitipkannya pada petugas sampah, akibatnya mereka memilih cara praktis membuangnya di sungai. 


Namun satu hal yang membuat tak habis pikir, adanya perilaku buang sampah sembarangan di sebuah komplek perumahan, padahal terdapat petugas pemungut sampah dengan iuran tetap setiap bulan.


Sebagian besar daerah di Kalimantan, terutama Banjarmasin adalah rawa-rawa. saat  rawa-rawa dibuat perumahan dan tidak diuruk, maka ketika warga membuang sampah sembarangan melalui jendela sama artinya dengan membuangnya ke rawa-rawa. Sampah akan menumpuk dan berputar di sekitar perumahan, yang tentunya mengganggu tetangga di sekitarnya.


Perilaku buang sampah sembarangan di Banjarmasin seperti sebuah ironi, yang kadang menimbulkan konflik tak berkesudahan. Konflik terjadi namun tidak akan terselesaikan, karena di kemudian hari terjadi lagi, dan terjadi lagi, seperti sebuah tradisi yang sulit ditinggalkan.


Sehingga menimbulkan pertanyaan beragam, untuk apa membayar iuran sampah tiap bulan jika sampah masih dibuang sembarangan? Sampah apa yang ada dalam tong sampahnya jika melalui jendelanya dia membuang segala macam sampah seperti plastik, kemasan makanan, sterefoam, jerigen oli bekas, yang kesemuanya adalah sampah yang sulit terurai dalam air? Perilaku bodoh atau pura-pura bodoh?


Terkadang miris melihat, di satu rumah sibuk memunguti sampah yang terapung di sungai, sementara di rumah lain setiap hari membuang sampah “semau gue’ dari jendelanya.



Cara mengendalikan buang sampah sembarangan


Berikut beberapa tips agar perilaku buang sampah sembarangan tidak menular pada kita:


Kesadaran agama jangan sekedar teori


Dalam ajaran agama dikatakan kebersihan sebagian daripada iman, segala gerak-gerik tidak luput dari pantauan Tuhan, sehingga memiliki rasa malu saat membuang sampah sembarangan, sebab segala sesuatu pastinya akan diadili. termasuk perilaku buang sampah sembarangan, yang pastinya akan mendapat hukuman setimpal karena efek negatif yang ditimbulkan, seperti bencana banjir akibat sumbatan sampah, atau doa tetangga yang teraniaya karena setiap hari harus membersihkan sungai dari sampah yang mengganggu.


Cerdas pengetahuan


Dengan cara memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan, mempelajari dampak-dampak negatif dari sampah plastik yang dibuang sembarangan, seperti pendangkalan sungai, penyumbatan aliran sungai, membahayakan sumber hayati air sebab plastik sangat sulit terurai, dan dapat mengkontaminasi air 

Kemampuan berpikir lurus jauh ke depan, tentang resiko yang akan terjadi pada anak cucu saat bumi dijejali sampah, masihkah ikan sehat dan air layak dikonsumsi jika terkontaminasi sampah.


Cerdas emosi


Mencoba membayangkan kejengkelan dan kutukan tetangga jika setiap hari harus memunguti sampah yang dibuang sembarangan, serta introspeksi diri untuk apa mebayar iuran sampah jika membuang sampah sembarangan.



Tahu diri dan tahu malu


Mungkin saat membuang sampah sembarangan hanya satu atau dua buah, namun jika itu terus terjadi setiap hari, minggu, bulan, dan tahun, lama kelamaan akan mengendap di bagian bawah sungai, bisa menyebabkan pendangkalan dan kemusnahan ikan-ikan cikal bakal generasi baru.

Tahu malu, saat 

tergoda buang sampah sembarangan, yakinkah Tuhan tidak Maha melihat dan Maha memperhitungkan? 




Jika kemampuan di atas dapat dikuasai, pastilah perilaku buang sampah sembarangan dapat dikendalikan, sebab bagaimanapun segala macam bencana yang terjadi di permukaan bumi adalah akibat oerilaku manusia sendiri. 


Semua kembali pada kemauan berpikir dan kesadaran masing-masing, sesuai peribahasa sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, kalau yang menjadi bukit adalah emas mungkin tidak masalah, tapi jika ternyata hanya sampah? Mendatangkan manfaat atau malah bencana?


Mari selamatkan bumi dan air dari bencana buang sampah sembarangan demi generasi anak cucu mendatang!

Comments