Ngeyel, KPK Melantik Pegawai Lolos TWK

Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (pic: beritasatu.com)





Gambaran hasil tes TWK dan transparansi jawaban tes hingga membuat pegawainya dipecat masih ambigu



Meskipun banyak menimbulkan polemik dengan memecat 51 pegawainya yang dianggap tidak lolos TWK, tampaknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap cuek bebek dengan banyaknya tudingan, bahkan dengan kepercayaan dirinya berupaya melantik 1.271 pegawai lainnya yang dinyatakan lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).


Sebagaimana dikutip dari kompas.com ((1/6/2021), Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri menyebut bahwa pelantikan secara daring dan luring di Aula Gedung Juang KPK, akan diadakan hati ini, Selasa (1/6/2021) pukul 13.00 WIB, dengan disiarkan melalui akun YouTube KPK.



Pelantikan 1 Juni simbol pegawai KPK pancasilais


Tidak jelasnya gambaran hasil tes TWK yang telah dilaksanakan, demikian juga transparansi jawaban tes hingga membuat pegawainya dipecat, namun KPK tetap ngeyel akan melaksanakan pelantikan pegawainya.


Bahkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut alasan pelantikan di tanggal 1 Juni menjadi simbol bahwa pegawai KPK adalah seorang yang pancasilais.


Sikap yang diambil KPK jelas sangat membingungkan publik, membuat tanda tanya besar, dan menimbulkan berbagai isu tidak sedap.


Dan anehnya tes TWK yang seharusnya menurut Mahkamah Konstitusi tidak boleh merugikan pegawai KPK, justru merugikan dengan hasil akhir pemecatan.



Tes TWK bukan tes CPNS


Pegawai-pegawai yang dianggap berkompeten dan mumpuni dalam mengatasi berbagai kasus mega korupsi tiba-tiba dipecat hanya karena alasan tidak lolos tes TWK, padahal tes ini bukanlah tes untuk Calon Pegawai Negeri Sipil, yang bisa menggugurkan calon seandainya tidak memenuhi syarat, namun hanya sebagai formalitas menuju pengalihan status menjadi ASN. 


Bahkan peralihan status pegawai KPK ke ASN sebetulnya tidak dikehendaki pegawainya sendiri, sebab aturan itu terdapat dalam UU KPK terbaru yang dahulunya saat masih RUU telah membuat heboh publik, sebab dalam proses pembuatannya tidak melibatkan lembaga anti rasuah.


Entah kenapa pegawai KPK selalu mendapat tekanan dalam menjalankan tugasnya, hingga yang terbaru adalah adanya tes TWK yang menguras habis waktu dan pikiran mereka, hingga mega korupsi yang ditangani jeda sejenak.



Berkaitan pemilu 2024


Banyak yang menduga bahwa tes TWK berkaitan dengan Pemilu 2024, seperti dikutip dari kompas.com (1/6/2021), Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono menduga adanya upaya persekongkolan terkait polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) yang berujung pada pemberhentian 51 pegawai KPK, sebab pandemi  membuat uang tidak banyak beredar karena sulit berusaha, sehingga APBN menjadi sasaran garong.




Mungkinkah KPK akan makin terseok-seok menangani kasus korupsi karena kehilangan banyak pegawainya yang kredibel? Masihkah KPK akan tetap menjadi lembaga anti korupsi?


Ibu pertiwi tak menjawab apa-apa, hanya bisa diam dan menitikkan air mata.




 

Comments