Sulit Memaafkan Kesalahan Orang Lain? Mungkin Ini Penyebabnya

Illustrasi sulit memaafkan (pic: everydayknow.com)


Peristiwa masa lalu yang melukai melekat erat dalam memori otak  membuahkan trauma berkepanjangan menimbulkan upaya melindungi diri agar sehingga sulit memaaafkan



Bagi sebagian orang mungkin mudah memaafkan kesalahan orang lain, namun pada orang-orang tertentu hal itu bukan hal mudah, apalagi bila dikaitkan dengan harga diri dan keyakinan pendapat yang dimiliki. 


Namun tahukah Anda, dibalik tidak mudahnya memaafkan kesalahan orang lain, ternyata ada alasan psikologis yang melatarbelakangi semua itu, yang jika diremehkan justru akan kian memperuncing permasalahan, hingga makin sulit memaafkan.



Faktor penyebab sulit memaafkan


Tak semua orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain, biasanya hal itu disebabkan beberapa faktor, antara lain: 



Peristiwa masa lalu menyakitkan


Akibat kejadian masa lalu yang melukai, melekat erat dalam memori otak, hingga membuahkan trauma berkepanjangan. Akibatnya saat mengalami peristiwa menyakitkan yang serupa, akan terasa mencekat pahit, timbul upaya melindungi diri agar  terhindar dari masalah itu kembali, sehingga sulit memaaafkan.



Perbuatan selalu berulang


Sulit memaafkan bisa juga disebabkan oleh kesalahan yang diulang-ulang terus menerus, akibatnya muncul semacam alarm untuk sulit memaafkan, lahir rasa jenuh, bosan, yang berujung penolakan karena terjadinya pola kesalahan sama.



Pengalaman pertama sulit dilupakan


Terkadang peristiwa menyakitkan yang terjadi pertama kali dalam hidup akan membuat seseorang sulit memaafkan karena shock, dilatarbelakangi keterkejutan akibat kejadian yang pertama kali dialami, yang tentunya sangat mengejutkan, sehingga sulit memaaafkan.



Pola asuh masa kecil sangat memanjakan


Pola asuh orang tua juga mampu mempengaruhi perilaku seseorang, pola asuh yang  serba sempurna serta serba mengistimewakan, sehingga saat menjumpai orang lain melakukan kesalahan, dia menjadi sulit menerima, dan menganggapnya sebagai sebuah peristiwa yang sangat merendahkannya.



Seperti apapun pilihan orang dalam bersikap saat menghadapi peristiwa sehingga sulit memaafkan, seyogyanya kita tidak menghakiminya dengan pola pikir kita sendiri, sebab setiap orang memiliki pola pikir serta pola asuh yang berbeda di masa lalunya.


Alangkah indahnya kehidupan bila kita menghormati setiap pilihan orang lain, berusaha bertoleransi dengan menghargai hak-hak pribadinya selama tidak melanggar norma-norma, serta meminimalisir perbedaan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.


 

Comments