Sudahkah Etis dan Manusiawi Dalam Memperlakukan Hewan Kurban?

Illustrasi hewan kurban mengamuk (pic: kompas.com)


Rohmatan lil alamien sebagai kelembutan kasih sayang dan kemurahan kasih bagi seluruh alam, tidak hanya tertuju pada Tuhan dan sesama manusia, tetapi juga pada seluruh alam, termasuk hewan-hewan yang akan dikurbankan



Kemampuan berkorban pada Tuhan dengan mempersembahkan hewan-hewan terbaik sebagai hasil kerja keras dengan limpahan rejeki berlimpah dari-Nya merupakan satu hal yang patut disyukuri. Namun janganlah kemampuan yang terjadi atas ijin Tuhan ternodai dengan menelantarkan keadaan si hewan yang dikorbankan.


Perlu perlakuan manusiawi dengan mengistimewakan dan memperlakukan para hewan dengan spesial, sebab bukankah mereka juga rela berkorban demi keinginan kita mencari perhatian Tuhan?


Anda pasti pernah mendengar bagaimana mahalnya harga daging wagyu dari Jepang, sebab sesuai dengan apa yang dilakukan manusia pada hewan tersebut, diperlakukan dengan baik hingga dipijat. Perlakuan baik dari manusia membuat daging hewan menjadi empuk dan lezat, harganya melambung, yang ujung-ujungnya memberi keuntungan pada manusia bersangkutan. 


Demikian juga dengan hewan kurban, perlakuan dan kasih sayang kita padanya akan makin meningkatkan nilai ibadah kita pada Tuhan, sebab kita menambah porsi ibadah bukan hanya dengan mengorbankan uang untuk membeli hewan kurban, tapi juga  meluangkan waktu memperhatikan dan mengasihinya.



Penyebab hewan kurban mengamuk


Sering ditemukan kejadian hewan-hewan kurban yang mengamuk, lesu, liur yang menetes karena kelaparan dan kehausan, sorot mata mereka menyiratkan keadaan dan perlakuan buruk yang mereka terima.


Perjalanan selama menuju pasar hewan adalah perjuangan tersendiri bagi para hewan kurban, mungkin mereka diangkut dengan mobil bak terbuka, panas terik terpapar sinar matahari, belum lagi bila kehujanan, bahkan bisa juga berjalan kaki sembari diseret-seret pemiliknya, perjalanan melelahkan yang pastinya membuat hewan-hewan tersebut lelah, stres, kehausan, dan kelaparan. Jadi wajarlah bila kemudian hewan kurban mengamuk karena kebingungan pada situasi baru yang dihadapinya.


Ibadah kurban bukan hanya bertujuan untuk Tuhan dan manusia, tetapi lebih pada sikap etis dan  manusiawi dalam memperlakukan hewan kurban, sebab Islam sebagai agama komplek yang tidak hanya tertuju pada Tuhan dan sesama manusia, tapi juga pada seluruh alam. Itulah yang menjadi alasan Islam disebut  "Rohmatan lil alamien", kemurahan, kelembutan dan kasih sayang bagi seluruh alam, bukan hanya menyayangi Tuhan dan sesama manusia, tapi juga bumi, alam semesta, dan hewan ciptaan-Nya.



Hal-hal etis dan manusiawi pada hewan kurban


Sebetulnya tidak perlu hal-hal muluk yang diberikan pada hewan kurban hingga terkesan berlebih-lebihan, namun perlakuan-perlakuan ringan dan mudah seperti dibawah ini saja, sudah cukup membuat hewan kurban yang telah sedemikian rela  memenuhi ambisi kita, mampu berperilaku tenang dan tidak agresif.


Beberapa hal etis dan manusiawi tapi mudah, yang dapat dilakukan untuk hewan kurban:


Mengelusnya dengan kasih


Ingat selalu kesediaan si hewan mengorbankan dirinya demi ibadah kita pada Tuhan, pantaskah kita melecut dan menendangnya?. Sorot mata dan keikhlasan kasih kita dapat dirasakan meskipun hanya oleh hewan saja, sehingga ia bisa lebih tenang dan bahagia menjelang hari akhirnya.


Tempat yang teduh dan tenang


Letakkan hewan-hewan kurban pada tempat yang teduh dan tenang, sehingga terhindar dari stres ataupun tekanan mental. Kejadian sapi mengamuk tidak karuan sebagai indikasi stres tingkat tinggi yang dialaminya. Demikian juga saat memotongnya, sebaiknya tidak ditonton hewan-hewan kurban lainnya, pisahkan agar hewan yang belum terpotong tidak traumatis, sebab penelitian menunjukkan hewan-hewan yang stres dagingnya lebih alot dan berwarna merah tua.


Usahakan juga tidak dipertontonkan pada banyak orang saat dipotong, sebab orang-orang yang menonton biasanya gaduh dan menimbulkan hiruk-pikuk, akibatnya akan menambah tingkat stres pada hewan kurban. Bukankah sangat biadab, tidak etis dan tidak manusiawi, disaat makhluk Tuhan yang lain kesakitan meregang nyawa, justru disisi lain ada yang gaduh mengganggu ketenangan.


Cukupi kebutuhannya


Perhatikan dan amati hewan yang akan Anda korbankan, apakah haus?  lapar? lelah? Bahkan bukan tidak mungkin selain memberinya makan dan minum, Anda juga sedikit mengelus dan memijatnya, sungguh suatu pengorbanan luar biasa yang tidak semua orang bisa melakukannya, sebab kenyataan di lapangan kita sering melihat hewan kurban, jangankan dibelai dengan kasih, justru diseret-seret paksa sambil menahan haus dan lapar.




Jika Anda telah memberi perhatian lebih pada hewan kurban yang akan Anda korbankan, sungguh suatu pengorbanan tingkat tinggi yang pasti tidak akan disia-siakan pahalanya oleh Tuhan. 


Dus, sebagai "Rohmatan lil alamien", Islam merupakan kelembutan kasih sayang dan kemurahan kasih bagi seluruh alam, bukan hanya menjaga hubungan dengan Tuhan, manusia, tetapi juga seluruh alam, termasuk hewan-hewan yang akan dikurbankan.


Sudahkah Anda memperlakukan hewan-hewan kurban dengan etis dan manusiawi? Mari kita mulai hari ini.


 

Comments