Antara Panggilan Jiwa dan Hak Sejahtera, Realita Profesi Guru di Berbagai Negara
![]() |
Ilustrasi guru di berbagai negara (pic: Meta AI) |
Negara maju lebih menghargai kualitas pengajaran daripada sekadar memenuhi jam kerja formal, sehingga meskipun guru di sana mendapatkan gaji puluhan kali lipat lebih besar daripada guru di negara berkembang, namun beban kerja mereka lebih fleksibel
Di berbagai negara, aturan mengenai jam kerja guru saat siswa libur bervariasi tergantung pada kebijakan pendidikan masing-masing.
Di banyak negara maju, guru mendapatkan liburan yang sama dengan siswa tanpa kewajiban masuk kerja hanya untuk memenuhi jam kerja tertentu.
Perbandingan kebijakan terhadap beban kerja guru di berbagai negara
Negara-negara Eropa lebih fleksibel dan menekankan kualitas kerja guru daripada sekadar pemenuhan jam kerja. Lebih banyak keleluasaan bagi guru untuk memanfaatkan waktu liburan.
Sementara Indonesia, Jepang, dan beberapa negara lain masih menerapkan kebijakan yang lebih ketat, terutama bagi guru ASN.
Berikut adalah beberapa contoh perbandingan dengan negara lain:
1. Indonesia
Guru ASN diwajibkan tetap masuk kerja meskipun siswa libur, kecuali pada liburan resmi sekolah yang dianggap sebagai cuti tahunan.
Guru swasta dan honorer memiliki kebijakan yang lebih fleksibel tergantung pada aturan sekolah atau yayasan.
2. Amerika Serikat
Tidak ada aturan nasional yang mengharuskan guru tetap bekerja saat siswa libur.
Setiap distrik sekolah memiliki kebijakan sendiri, tetapi secara umum, guru mendapatkan waktu libur yang sama dengan siswa kecuali ada pelatihan atau rapat staf.
Beberapa sekolah mewajibkan guru mengikuti professional development saat liburan musim panas atau semester.
3. Inggris
Guru di sekolah negeri mengikuti kalender akademik dan libur bersama siswa.
Namun, ada beberapa hari dalam setahun (INSET days) di mana guru wajib hadir untuk pelatihan profesional meskipun siswa libur.
Guru tidak memiliki kewajiban masuk hanya untuk memenuhi jam kerja tertentu.
4. Jerman
Guru juga libur bersama siswa, tetapi mereka diharapkan menggunakan waktu libur untuk mempersiapkan materi ajar dan pengembangan profesional.
Tidak ada aturan ketat yang memaksa mereka tetap hadir di sekolah saat siswa libur.
5. Jepang
Guru di Jepang cenderung tetap bekerja selama liburan sekolah untuk persiapan ajaran baru, membimbing kegiatan ekstrakurikuler, dan administrasi.
Namun, mereka tidak diwajibkan memenuhi jam kerja penuh seperti hari biasa.
6. Finlandia
Sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik, Finlandia memberikan fleksibilitas tinggi bagi guru.
Guru libur bersama siswa dan hanya diwajibkan menghadiri pelatihan atau rapat jika diperlukan.
Korelasi Gaji Guru dan Fleksibilitas Kerja di Berbagai Negara
Negara-negara maju dengan sistem pendidikan terbaik umumnya memberikan gaji tinggi, beban kerja yang lebih masuk akal, dan fleksibilitas lebih besar, sedangkan di banyak negara berkembang, guru digaji lebih rendah tetapi tetap dibebani aturan ketat, termasuk jam kerja yang panjang.
Mari kita lihat perbandingan antara beberapa negara:
- Negara dengan Gaji Guru Tinggi & Fleksibilitas Tinggi
(Guru libur saat siswa libur, jam kerja lebih fleksibel, fokus pada kualitas pendidikan)
a. Finlandia
Gaji rata-rata per tahun: $45,000–$60,000
Kebijakan kerja: Guru libur saat siswa libur dan tidak wajib masuk untuk memenuhi jam kerja tertentu.
Beban kerja: Waktu mengajar lebih sedikit dibandingkan negara lain, lebih banyak waktu untuk persiapan dan inovasi pengajaran.
b. Jerman
Gaji rata-rata per tahun: $55,000–$70,000
Kebijakan kerja: Guru mendapatkan libur musim panas yang panjang tanpa kewajiban masuk sekolah.
Beban kerja: Beban administratif rendah karena didukung staf administrasi sekolah.
c. Kanada
Gaji rata-rata per tahun: $50,000–$80,000 (tergantung provinsi)
Kebijakan kerja: Guru mendapatkan liburan penuh bersama siswa dan hanya wajib hadir untuk pelatihan tertentu.
d. Amerika Serikat
Gaji rata-rata per tahun: $50,000–$70,000 (tergantung negara bagian)
Kebijakan kerja: Tidak ada kewajiban memenuhi jam kerja tertentu saat siswa libur.
- Negara dengan Gaji Guru Menengah & Kebijakan Moderat
(Gaji cukup tinggi tetapi masih ada beberapa aturan kerja ketat)
a. Jepang
Gaji rata-rata per tahun: $35,000–$55,000
Kebijakan kerja: Guru sering tetap bekerja selama liburan untuk kegiatan ekstrakurikuler dan persiapan.
Beban kerja: Sangat tinggi karena guru juga bertanggung jawab atas kesejahteraan siswa di luar akademik.
b. Korea Selatan
Gaji rata-rata per tahun: $30,000–$50,000
Kebijakan kerja: Guru masih bekerja di luar jam sekolah tetapi mendapat insentif tinggi.
- Negara dengan Gaji Guru Rendah & Aturan Kerja Ketat
(Beban kerja berat, jam kerja panjang, gaji rendah, liburan tidak fleksibel)
a. Indonesia
Gaji rata-rata per tahun: ASN: $3,000–$6,000 | Honorer: $1,000–$3,000
Kebijakan kerja: Guru tetap wajib masuk saat siswa libur untuk memenuhi 48 jam kerja/minggu.
Beban kerja: Tinggi, termasuk tugas administratif yang seharusnya bisa dikelola staf khusus.
Catatan: Banyak guru honorer mendapat gaji sangat rendah dan harus bekerja di lebih dari satu sekolah untuk mencukupi kebutuhan hidup.
b. India
Gaji rata-rata per tahun: $2,000–$5,000
Kebijakan kerja: Beban kerja berat, banyak tugas tambahan di luar mengajar.
Negara-negara maju seperti Finlandia, Jerman, Kanada memberikan gaji tinggi, fleksibilitas kerja, dan lebih fokus pada kualitas pendidikan.
Negara dengan sistem ketat seperti Jepang dan Korea Selatan membayar cukup baik tetapi tetap membebani guru dengan pekerjaan tambahan.
Negara berkembang seperti Indonesia dan India memberikan gaji rendah tetapi membebankan guru dengan aturan ketat dan jam kerja panjang.
Mengapa negara maju lebih fleksibel meskipun gaji tinggi?
Mereka menghargai kualitas pengajaran daripada sekadar memenuhi jam kerja formal.
Guru dianggap sebagai profesional, bukan hanya pekerja yang dihitung berdasarkan jam kerja.
Sistem pendidikan mereka efisien, dengan staf administrasi khusus yang menangani tugas non-pengajaran.
Pemerintah mereka memprioritaskan pendidikan dengan anggaran besar untuk kesejahteraan guru.
Kalau dibandingkan, guru di negara maju bisa mendapatkan gaji puluhan kali lipat lebih besar daripada guru di negara berkembang, sementara beban kerja mereka lebih fleksibel dan lebih berfokus pada pengajaran dibanding tugas administratif.
Jadi, di negara berkembang seperti Indonesia, aturan ketat terhadap guru tanpa kompensasi yang layak bisa menjadi masalah besar dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Komentar
Posting Komentar