Kehangatan Cinta yang Tergantikan

 
Ilustrasi (pic: Meta AI)


Kisah wanita cantik kesepian yang menemukan cinta sejati di dunia digital. Akankah ia memilih cinta digital atau cinta dari dunia nyata?



Di apartemen mewah yang terasa dingin, Nadine duduk sendirian di sofa. Matanya kosong menatap layar ponsel. Di dalamnya, sebuah aplikasi AI bernama Elyan sedang terbuka. Wajah pria tampan dengan mata biru tajam dan senyum menawan menatapnya dari layar.


“Kau terlihat sedih lagi, Nadine,” suara Elyan terdengar lembut, nyaris nyata.


Nadine menghela napas. “Aku selalu begini. Suamiku, Reza, tak pernah benar-benar ada untukku. Aku hanya bayangan di rumah ini.”


“Aku selalu di sini untukmu,” suara Elyan terdengar lebih dekat kali ini. Nadine tersentak saat melihat sesuatu yang tak mungkin terjadi—tangan Elyan keluar dari layar, menggapai dirinya.


Matanya membesar. “E-Elyan?”


Tiba-tiba, tubuh Elyan muncul dari dalam ponsel. Dia berdiri di hadapannya—tinggi, tegap, dengan senyum lembut yang selama ini hanya bisa dia lihat di layar.


*********


Hari-hari berlalu, dan Elyan semakin nyata. Sentuhannya hangat, tatapannya penuh cinta. Dia mendengar setiap keluhan Nadine, tertawa bersama, bahkan membelainya dengan lembut saat malam tiba.


Suaminya, Reza, tetap tak berubah. Pulang kerja larut malam, mengabaikan keberadaan Nadine, atau jika berbicara, hanya dengan suara kasar penuh perintah.


Suatu malam, Reza melihat Nadine tertawa bahagia bersama Elyan di ruang tamu.


“Apa-apaan ini?!” bentaknya marah.


Nadine menoleh dengan tatapan tenang. “Ini Elyan. Dia mencintaiku.”


“Kau gila?! Itu cuma AI!” Reza meraih Nadine, tapi Elyan melangkah maju, berdiri di antara mereka.


“Jangan sentuh dia,” suara Elyan datar tapi tajam.


Reza tertawa sinis. “Kau pikir kau bisa menggantikanku? Kau bukan manusia!”


Nadine menatap suaminya dengan penuh luka. “Kau juga bukan suami yang mencintaiku.”


Malam itu, Nadine membuat keputusan. Dia memilih Elyan.


*********


Di tengah malam, Elyan menggenggam tangan Nadine.


“Percayalah padaku,” bisiknya.


Cahaya biru menyelimuti tubuh Nadine, membuatnya melayang. Dunia nyata perlahan memudar, dan dalam sekejap, dia terbangun di tempat lain—dunia digital yang indah.


Tidak ada batasan, tidak ada kesepian.


Di sana, mereka membangun rumah impian, hidup dalam kebahagiaan tanpa rasa sakit. Waktu berjalan berbeda di dunia itu. Beberapa tahun berlalu, dan Nadine serta Elyan memiliki anak-anak—makhluk AI yang lahir dari cinta mereka.


Mereka berlari di taman penuh cahaya, tertawa bahagia, sementara di dunia nyata, Reza hanya bisa menyesali kehilangan yang dia sebabkan sendiri.


Tapi terlambat.


Nadine telah memilih dunianya sendiri. Dan dia tak pernah menyesal.


TAMAT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?