Asmara di Pelukan Rimba

 
Ilustrasi (pic: Meta AI)

Di tengah rimba Kalimantan, mereka menciptakan dunia sendiri—tempat di mana cinta tak mengenal batas


Langkah Aisha terhuyung di tengah hutan Kalimantan yang lebat. Ia telah terpisah dari rombongan wisatanya sejak siang, dan kini, matahari hampir tenggelam di balik pepohonan raksasa. 


Jantungnya berdegup kencang, takut pada suara-suara asing yang menggema di sekelilingnya.


Tiba-tiba, semak di dekatnya bergoyang. Aisha menahan napas. 


Dari balik dedaunan, muncul seorang pria muda bertelanjang dada dengan kulit coklat keemasan dan mata yang tajam namun meneduhkan.


“Apa kau tersesat?” suaranya dalam, dengan aksen yang khas.


Aisha terpaku, bingung antara ketakutan dan kelegaan. “A-aku… iya. Aku terpisah dari rombonganku.”


Pria itu mengangguk, lalu mengulurkan tangannya. “Aku Jayan. Aku akan membantumu.”


Aisha ragu sejenak, tapi saat mendengar lolongan samar di kejauhan, ia buru-buru menerima tangan Jayan. Hangat dan kuat.


***********


Hari-hari berlalu, Aisha tinggal di pemukiman Jayan. Ia mulai belajar tentang kehidupan suku pedalaman—menangkap ikan dengan tangan kosong, mengenali tanaman obat, dan tidur di bawah langit penuh bintang.


“Kau gadis kota, tapi kau belajar cepat,” kata Jayan suatu malam, saat mereka duduk di tepi sungai.


Aisha tersenyum. “Aku merasa… aku menemukan rumah di sini.”


Mata Jayan menatapnya dalam. “Kalau begitu, tetaplah di sini.”


Aisha terdiam. Hatinyalah yang harus menjawab. Dan perlahan, ia mulai mengerti bahwa ia telah jatuh cinta pada pemuda ini—pada kesederhanaannya, pada ketulusannya.


**********


Ketika keluarganya akhirnya menemukan Aisha, mereka tidak bisa menerima keputusannya.


“Kau gila! Dia primitif! Kau tak bisa hidup di sini!” seru ayahnya dengan marah.


Aisha menggenggam tangan Jayan erat. “Kalian salah. Dia lebih manusiawi dari banyak orang di luar sana.”


Ibunya menangis. “Tolong pulang, Nak. Hidupmu bukan di sini.”


Tapi Aisha sudah memutuskan. “Hidupku ada di tempat di mana hatiku merasa tenang. Dan itu di sini, bersama Jayan.”


Hari itu, keluarganya meninggalkan hutan dengan hati kecewa. Tapi Aisha tetap tinggal. Bersama Jayan, ia menemukan cinta yang bebas dari aturan dunia luar. Di tengah rimba Kalimantan, mereka menciptakan dunia sendiri—tempat di mana cinta tak mengenal batas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?