Peluluhlantakan Al Jazeera oleh Israel, Pembungkaman Saksi Kunci Kebenaran yang Sesungguhnya

Gedung tempat kantor berita yang dibombardir Israel (pic: france24.com)


Imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina akibat babak paling kelam dalam Perang Dunia II yaitu holocaust, sebuah praktik pemusnahan massal oleh Nazi Jerman, namun mereka lupa dengan bangsa yang menerimanya dengan tangan terbuka saat holocaust terjadi 



Tragis, ngilu, pahit, dan menyakitkan. tampaknya kalimat itu pantas disematkan pada perilaku Israel yang secara ugal-galan memborbardir Palestina dengan alasan menyerang Hamas yang terus menerus menembakkan roket. Tapi yang menimbulkan pertanyaan, jika memang sasarannya Hamas, kenapa kantor berita Al Jazeera dan AFP menjadi bulan-bulanan? Hingga seperti ada tujuan rertentu yang ingin dilakukan namun bersembunyi di balik alasan kelakuan Hamas.


Al Jazeera, bukan rahasia umum lagi, saat terjadi invasi Amerika atas Irak dan negara-negara Timur tengah lainnya, hanya AlJazeera satu-satunya kantor berita yang menyiarkan berita tanpa rekayasa ataupun propaganda Amserika. Bila selama sekian waktu semua pemberitaan dunia dikangkangi negara super power, namun setelah adanya AlJazeera, Amerika tidak bisa lagi mendikte dunia dengan berita-berita propagandanya.


Namun kini, saat terjadi konflik dengan Palestina, seakan-akan Israel tidak ingin dunia mengetahui keserakahannya dari berita-berita Al Jazeera yang jujur, takut apabila segala kebrutalan dan kegilaannya memborbardir anak-anak dan wanita tak bersalah sebagai kejahatan kemanusiaan, oleh karena itu Israel super cepat membungkam kantor berita itu dengan meluluhlantakannya.



Deadline 15 menit sebelum peledakan kantor berita


Al Jazeera secara sepihak dituduh berafiliasi dengan Hamas, padahal jelas dibantah mentah-mentah oleh semua crew berita, tapi tampaknya semua alasan itu dibuat-buat oleh sang negara zionis demi langkah pembenaran dari penghancuran yang dilakukannya, sebab tidak ada bukti yang mendukung klaim Israel itu.


Pemberian deadline hanya 15 menit untuk mengosongkan kantor bagi seluruh crew pemberitaan kantor Al Jazeera sungguh terasa menyesakkan dada, wartawan sebagai garda terdepan pemberitaan, yang telah berjuang sekian waktu mendirikan kantor berita, mengumpulkan peralatan, kini setelah terwujud perjuangan puluhan tahun itu, Israel dengan seenak udelnya meluluhlantakkan atas nama pembelaan diri terhadap Hamas.


Entah itu alasan yang sesungguhnya, atau alasan yang dibuat-buat, namun yang pasti Israel seakan mencari pembenaran dari semua kelakuannya. Secara teori meluluhlantakkan kelompok Hamas, namun dalam kenyataannya yang menjadi korban adalah wartawan, perempuan, dan anak-anak.


Dikutip dari kompas.com Minggu, 16/5/2021, bahkan jurnalis kantor berita Associated Press (AP) memohon ke petugas intel Israel agar diberi waktu 15 menit untuk membereskan peralatan, termasuk kamera, dan lain-lain sebelum bangunan diledakkan Israel, namun tak digubris.



Wilayah Palestina tinggal rongga kecil


Sebagai negara dengan kecerdikan (atau kelicikan?) tingkat tinggi, beragam strategi dan taktik berputar di otak negara zionis ini demi mewujudkan ambisinya. Dan sayangnya hal itu terwujud terus karena Palestina yang gampang diprovokasi.


Bila melihat dari peta dunia, wilayah Palestina sedikit demi sedikit digerogoti Israel dengan akal cerdik bin licknya, bahkan peta terbaru menunjukkan wilayah Palestna kini hanya tersisa rongga-rongga kecil, yang itupun ingin dikuasai oleh Israel demi ambisi keserakahannya.


Taktik perebutan wilayah sudah lama dilancarkan Israel, misal saat perang di tahun 1967, dengan cerdiknya negara zionis ini memancing kemarahan negara Timur tengah lainnya agar membela Palestna, yang akhirnya terpancing dengan cara perang, dan bisa ditebak siapa pemenangnya, kekalahan Palestina dan Mesir saat itu membuka jalan mudah bagi Israel untuk menguasai wilayah yang dianggap sebagai rampasan perang.


Demikian juga yang terjadi saat ni, disaat wilayah Pallestina yang jika dilihat melalui peta hanya tinggal rongga-rongga, itupun diliriknya, sebab keinginan Israel hanya satu, mendirikan negaranya sendiri dengan menguasai seluruh wilayah Palestina.


Dengan media propagandanya sangat banyak dan kuat, Israel telah dipoles oleh pemberitaan dengan sedemikian manisnya, hingga dunia cuma manggut-manggut saat melihat kelakuannya terhadap Palestina, meskipun masih ada juga yang memiliki hati nurani, serta memahami bahwa yang jahat adalah si penjajah, tapi toh tak mampu berbuat apa apa dan seakan hoah hooh menyetujui klaim sepihaknya.



Imigrasi Yahudi ke Palestina akibat holocaust


Seakan-akan Israel lupa bahwa terjadinya imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina akibat babak paling kelam dalam Perang Dunia II yaitu holocaust, sebuah praktik pemusnahan massal bangsa Yahudi oleh Nazi Jerman, yang menewaskan 6 juta orang Yahudi di seluruh penjuru Eropa.


Namun Israel pura-pura lupa dengan semua itu, bahkan lupa dengan White Paper 1939, bahwa imigrasi bangsa Yahudi harus mendapatkan izin penduduk mayoritas Arab, dan wajib membeli tanah dari bangsa Arab, bukan malah merampasnya. Tapi ambisi menguasai seluruh wilayah Palestina, terutama Seikh Jarrah, menggerakkan taktik liciknya dengan menempatkan para pemukim Yahudi di wilayah tersebut. Hingga kemudian membulkan gesekan-gesekan yang memancing kemarahan dan ketersinggungan bangsa Palestina, ditambah dengan provokasi dan gangguan saat Palestina melaksanakan sholat tarawih, yang akhirnya terbukti berhasil memancng solidaritas kemarahan antar mereka, terutama Hamas.


Taktik Israel selalu membuahkan hasil tanpa disadari oleh bangsa Palestna, kemarahan kejengkelan, perlawanan, justru malah membuat Israel memiliki alasan kuat untuk melakukan penyerangan. Meluluhlantakkan Palestina yang miskin hingga makin miskin, sehingga mudah dikuasai sebagai wilayah rampasan perang.


Israel mungkin telah lupa, atau mungkin pura-pura lupa, bangsa mana yang menerimanya dengan tangan terbuka saat holocaust terjadi di seluruh belahan dunia sebab Hitler telah kalah dalam Perang Dunia II.


Ibarat orang miskin yang mencubit orang kaya akibat terprovokasi kelakuan orang kaya, maka si orang kaya akan mempunyai alasan tepat untuk melakukan pembalasan kepada si miskin dengan alasan terganggu ketenangannya, hingga dibalaslah cubitan itu dengan lemparan petasan dan kembang api, si miskin tak bisa berbuat apa apa, sebab yang dimiliknya hanya tangan kosong, hingga si kaya pun leluasa menyakiti si miskin. Dan kebetulan disekitar mereka ada orang jujur yang menjadi saksi, karena takut taktik jahatnya ketahuan serta tersebar di seantero kampung, maka si orang jujur pun dihabisi oleh si kaya agar tidak membuat pemberitaan sebenarnya, dengan alasan si jujur berafilisi dengan si miskin menganggu si kaya.



Cleaning service gagal paham 


Sedemikian perkasanya media propaganda barat yang dkuasai zionis, hingga mereka yang awam beritapun ikut terprovokasi, sebagaimana dikutip dari kompas.com Selasa (18/5/2021) HL (23), melakukan penghinaan terhadap bangsa Palestina dengan cara menari diiringi musik dan lirik yang tidak pantas untuk bangsa  di video TikTok.


Seorang cleaning service yang tidak paham politik membuat rekaman video dengan melecehkan Palestina, yang ternyata setelah ditelusuri, hal itu dilakukannya karena tidak paham sejarah penjajahan Palestna oleh Israel, hingga si cleanng service yang kurang pengetahuan beranggapan justru Palestinalah penjajahnya!, alamaaak......



China mencemooh Amerika


Seakan membalas, China pun mencemooh perlakuan Amerika yang membela Israel dengan mengabaikan hak-hak Palestina, tampaknya bukan karena China paham hak asasi manusia, namun sebagai balasan karena selama ini Amerika mengkritik China atas perlakuan buruknya terhadap suku Uighur di Xinjiang.


Dilansir dari kompas.com Sabtu/5/2021, China menuduh Amerika mengabaikan penderitaan rakyat Palestina karena memblokir pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan untuk membicarakan konflik Israel dan Palestina yang memanas.


Di saat Dewan Keamanan PBB akan memutuskan bahwa perlakuan Israel biadab dan mengabaikan prikemanusiaan, justru Amerika membela mati-matian negara zionis itu dengan tidak menghadiri sesi, dan menggunakan hak vetonya demi menjegal keputusan tersebut.


Bahkan tidak main-main lagi dalam seminggu sudah tiga kali Amerika Serikat memblokir pernyataan bersama Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan penghentian kekerasan dalam konflik Israel-Palestina pada Senin (17/5/2021).

Dan jika dihitung, tidak tanggung-tanggung negara super power ini telah menggunakan 44 kali hak vetonya demi melindungi Israel.



Anak emas yang menguntungkan


Sudah bukan hal mengherankan lagi jika Amerika selalu menganak emaskan Israel, sebab ada faktor kepentingan disana. Israel dengan intelijennya yang super cerdas adalah aset besar Amerika untuk memata-matai Timur tengah, apalagi spywarenya yang super dupper membuat Amerika tak perlu mengeluarkan banyak tenaga jika ingin membuat instalasi nuklir seterunya Iran amburadul.


Analis Timur Tengah di Israel Policy Forum Michael Koplow sebagaimana dikutip dari Business Insider Sabtu (15/5/2021), menyebutkan bahwa kedekatan AS dengan Israel sangat terikat dengan dua faktor, yaitu pertukaran data intelijen dan persamaan ideologi.


Unit 8200 Israel menurut analis intelijen merupakan salah satu unit intelijen yang paling elit di dunia, apalagi ditunjang dengan pengetahuan Israel tentang urusan Timur Tengah yang tidak tertandingi oleh negara mana pun, hal inilah yang membuat AS makin sayang Israel sebab dianggap menguntungkan 


Apalagi pada 2010, AS dan Israel pernah berkolaborasi menciptakan Stuxnet, malware paling canggih yang mampu menyusup ke infrastruktur siber Iran hingga memperlambat kemajuan senjata nuklirnya tanpa perlu lelah menyerbu Iran dengan pasukan berskala besar.


Yang pasti, dengan kuatnya zionis mencengkeram pemerintahan Amerika, menimbulkan rumor bahwa jika ada presiden Amerika yang berani mencoba melawan keinginan zionis, maka konsekwensinya adalah tembakan mati, seperti tragisnya kematian mendiang presiden Amerika John F. Kennedy, yang kabarnya pernah berani mencoba  melawan keinginan kaum zionis.



Jebakan Batman ala Zionis


Kini dengan masuknya Palestina terutama Hamas dalam jebakan provokasi Israel, hingga menenmbakkan ribuan roket, makin membuat negara zionis itu menyeringai lebar, sebab memiliki alasan tepat melakukan perusakan dan peluluhlantakan Palestina, padahal jika terjadi perang berkepanjangan, maka bisa ditebak siapa yang bakal memenangkannya, yang kemudian dengan pongah merebut Sheikh Jarrah dengan alasan wilayah rampasan perang.


Apalah artinya ribuan roket yang ditembakkan Hamas dibanding dengan Iron dome dan rudal Israel, roket dengan mudah bisa dihancurkan dengan iron dome, terlihat perbandingan korban yang lebih besar di pihak Palestina dibandingkan Israel


Demikian juga dengan Hamas, meskipun secara demokratis pernah memenangkan pemilu Palestina 2006, toh kekuatan propaganda media barat telah mencapnya sebagai organisasi teroris, meskipun sebetulnya dia adalah pemilik rumah tapi justru dicap sebagai penjahat, karena berusaha mengusir penumpang  gelap yang serakah di rumahnya sendiri. 


Hamas yang memiliki pasukan militer bernama Brigade Izz Ad-Din Al Qassam, dibentuk pada awal 1990 sebagai gerakan perlawanan bersenjata melawan pasukan pendudukan Israel, meski kemudian dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang.




Sebuah catatan penting untuk kita semua, hati hati saat memberi tumpangan tempat tinggal pada seseorang, sebab pada awalnya mungkin akan tahu berterima kasih karena paham sejarahnya, namun seiring berlalunya waktu, boleh jadi akan menguasai dan merebut semua yang Anda mliki, jika kemudian Anda berusaha mempertahankan hak yang selama ini Anda miliki, malah justru Anda dihajar habis-habisan karena dianggap menteror ketenangan hidupnya.


Dunia sedang tidur lelap, hingga generasi saat ini tidak memahami tentang sejarah Palestina sebagai pemilik rumah, yang mereka tahu hanya bahwa pemilik rumah tak punya rumah, hingga dengan jahatnya berusaha mengusik ketenangan orang numpang yang sedang tidur dirumahnya, sebab dunia hanya melihat saat ini, dan bukan saat lalu.




 

Comments