Wakilnya Memiliki Pelat Khusus, Rakyat Hanya Bisa Memandang

Pelat khusus Wakil Rakyat (pic: jawapos.com)

 

Pemberian pelat khusus dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial dan kerawanan pemalsuan serta penipuan



Kabar terbaru menunjukkan bahwa para wakil rakyat akan mendapat keistimewaan dengan memperoleh pelat khusus untuk alat transportasi mereka, bahkan saat ini beberapa anggota dan pimpinan komisi sudah menggunakan pelat tersebut.


Pelat nomor khusus bagi anggota DPR sebagaimana dikutip dari kompas.com 22/5/2021, dinyatakan dalam surat telegram dengan nomor STR/164/III/YAN/1.2/2021 tanggal 15 Maret 2021 ditandatangani oleh Kepala Korlantas Polri Irjen Pol. Istiono, yang merujuk pada penerbitan Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penggunaan STNK dan TNKB Khusus Bagi Pimpinan dan Anggota DPR RI untuk memberikan identitas khusus dan pengamanan ranmor pimpinan dan Anggota DPR RI untuk kelancaran pelaksanaan giat konstitusional.


Padahal menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, meskipun tanpa pelat khusus pun, kepemilikan mobil pribadi anggota DPR dapat dilacak dengan mudah melalui LHKPN yang mereka serahkan ke KPK. 



Alasan pemberian pelat khusus


Meski terkesan istimewa, namun ada beragam alasan di balik pemberian pelat khusus tersebut, di antaranya adalah, agar wakil rakyat mudah ketahuan jika melakukan pelanggaran lalu lintas di jalan raya.


Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang juga Politisi Partai Nasdem menyebutkan sebagaimana dikutip dari kompas.com 22/5/2021 menyebutkan bahwa penggunaan pelat nomor khusus bertujuan sebagai penanda identitas.

Benarkah demikian? Entahlah. Yang pasti, dari kenyataan di lapangan selama ini, meskipun tanpa pelat khusus, ada juga anggota DPR yang masih adigang adigung adiguna, lalu apabila memiliki pelat istimewa, mungkinkah tidak makin menjadi? 



Kecemburuan sosial memicu pemalsuan dan penipuan


Pemberian pelat khusus memunculkan kekhawatiran akan menimbulkan kerawanan pemalsuan dan penipuan, jika dibuat oleh pembuat pelat palsu demi memenuhi pesanan masyarakat umum karena ingin juga memperoleh perlakuan istimewa di jalan raya, seperti yang baru-baru ini terjadi, seorang pria memakai pelat TNKB khusus untuk TNI dan Polri  yang ternyata abal-abal.


Adanya kekhasan khusus dari pelat yang melambangkan kesatuan khusus ataupun lembaga-lembaga tertentu, pastinya menaikkan prestise si pengguna, akibatnya banyak yang ingin memperoleh dan menggunakannya dengan cara apapun, seperti beberapa waktu lalu ketika seorang pria kedapatan memakai pelat khusus militer yang tidak jelas asal-usulnya, demi bisa parkir sembarangan saat singgah di waring pinggir jalan. 


Dikutip dari kompas.com 22/5/2021, Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai pembuatan pelat mobil khusus bagi anggota DPR RI berlebihan, menimbulkan kecemburuan sosial dan tidak memiliki urgensi, sebab lembaga/kementerian negara sudah memiliki kode pelat mobil khusus pejabat.


Banyak pihak menyikapi pelat khusus yang diperuntukkan anggota DPR sebagai hal yang berlebihan, bahkan terkesan sombong, seakan-akan wakil rakyat ingin berbeda kasta dari pemilihnya, padahal apalah arti wakil rakyat bila tak dipilih oleh rakyat?


Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyebut pengadaan pelat nomor kendaraan khusus anggota DPR merupakan sebuah bentuk kesombongan, sebab ingin berbeda dengan rakyat dengan memiliki kelas sosial tersendiri.



Kalau wakil rakyat sudah menginginkan kasta yang lebih istimewa dari pemilihnya, maka rakyat pemilih hanya bisa gigit jari menyesali pilihannya. Sudah seharusnya di saat ada kesempatan memilih dimanfaatkan secara maksimal dengan mempelajari latar belakang kecerdasan intelektual dan emosi wakilnya, sehingga saat telah terpilih tidak menjadi kecewa karena suara terabaikan. 


Apalagi jika wakil rakyat buta politik, terpilih berdasar aji kumpung, mumpung naik daun dan namanya dikenal rakyat kebanyakan, maka jangan terkejut bila saat terpilih yang akan terjadi adalah aji mumpung juga, mumpung jadi wakil rakyat, jadi kapan lagi kesempatannya? Nah lho!

Comments