Mudik dan Berhari Raya di Tanah Air itu Mahal Bro!

Illustrasi Idhul fitri (pic: id.pngtree.com)


Kehangatan hari raya di Indonesia tak pernah bisa dibandingkan dengan kehangatan di berbagai negara, apalagi New Zealand, Britania Raya ataupun negara-negara Eropa lain



Bagi mereka yang terbiasa berhari raya di tanah air pastilah sudah terbiasa dengan situasi yang ada, namun bagi mereka yang di perantauan, bisa berhari raya di tanah air apalagi kampung halaman adalah sebuah impian yang selalu ingin diwujudkan.


Itulah kenapa masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan mudik, yang tidak akan lekang okeh jaman, tidak luntur oleh penyekatan karena adanya kerinduan yang menggebu.



Nekat mudik meski lima kali balik


Kehangatan hari raya di Indonesia tak pernah bisa dibandingkan dengan kehangatan di berbagai negara, apalagi New Zealand, Britania Raya ataupun negara-negara Eropa lain.


Mungkin penyebab semua itu karena budaya Indonesia yang ramah tamah, dan kekhasan bunyi takbir bergema dimana-mana, ini yang membuat Indonesia sangat dirindukan, dulur!


Dikutip dari kompas.com Rabu (12/5/2021) tentang pemudik yang dengan mata berkaca-kaca terus mencoba mudik meskipun sudah lima kali diputar balik karena penyekatan, demi permintaan sang anak yang baru berusia 4 tahun dan kerinduan pada kedua orangtuanya.


Hal ini banding terbalik dengan WNA asal China yang bebas melenggang masuk ke Indonesia dengan alasan pekerjaan, dikutip dari detik.com Minggu (9/5/2021), kedatangan mereka di Terminal 3 Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta terbagi menjadi tiga kloter, kedatangan pertama sebanyak 85 WN China pada Selasa (4/5/2021) pukul 14.55 WIB, kloter kedua pada Kamis (6/5) sebanyak 46 orang, sedangkan kloter ketiga 160 orang pada Sabtu (8/5) pukul 05.00 WIB.


Meskipun telah mendapatkan rekomendasi/clearance oleh pihak KKP Kementerian Kesehatan, namun janganlah hal ini sampai menimbulkan kecemburuan sosial dan perasaan ketimpangan karena merasa pemerintah tidak adil kepada warga negaranya sendiri.



Rindu tebal Indonesia


Kalau masalah makanan mungkin bisa dicari kemiripannya, tapi suasana kekeluargaan di Indonesia sangat luar biasa, meskipun saat ini agak luntur karena masuknya budaya dari luar yang mengajarkan hoaks dan tipu-tipu.


Yang pasti gema takbir dan adzan di seluruh penjuru itu yang membuat suasana Indonesia khas, sebuah aroma yang menawarkan kerinduan dan kebersamaan.


Anda tidak akan bisa menikmati indahnya kerinduan itu jika hanya berada di tanah air, jika hanya menetap di suatu tempat saja, jika tidak merantau, rindu itu akan tebal jika Anda berada jauh dari Indonesia.


Mungkin karena tidak pernah jauh dari Indonesia, rasa bhineka tidak akan menguat, akibatnya akan terjadi kemarahan dan caci maki, bahkan penganiayaan bila mendengar gema itu, seperti yang sering viral menghiasi pemberitaan beberapa waktu lalu.



Semoga di hari raya yang fitri ini kita kembali fitrah, hijrah kembali pada Indonesia yang bhineka tunggal ika, sebab itulah Indonesia, justru kebhinekaannya yang membuat kerinduan makin tebal, sebab kerinduan itu tunggal ika, tetap menghargai tanpa mencaci-maki, dan tetap menjadi diri sendiri tanpa menghakimi.


Selamat hari raya Idhul Fitri, Indonesia!





 

Comments