BRICS: Strategi Geopolitik India dalam Dunia Multipolar
![]() |
| Ilustrasi India (Pic: Meta AI) |
India memilih fleksibilitas tinggi dalam hubungan luar negeri dengan berfokus pada keamanan nasional, ekonomi, dan pengaruh global
India adalah penggagas utama Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement) di era Perang Dingin, bersama Yugoslavia, Mesir, dan Indonesia (via Soekarno).
Tujuannya:
- Tidak memihak AS (Blok Barat) atau Soviet (Blok Timur).
- Fokus pada kedaulatan nasional dan solidaritas Dunia Ketiga.
Tapi, dunia sudah berubah…
Evolusi ke Non-Alignment 2.0
Konsep baru ini muncul dalam makalah strategis India tahun 2012:
“Nonalignment 2.0: A Foreign and Strategic Policy for India in the Twenty First Century” (Centre for Policy Research, New Delhi)
Poin utamanya:
- Tidak anti-Barat, tapi tidak juga tergantung pada Barat.
- India memilih fleksibilitas tinggi dalam hubungan luar negeri.
- Fokus: Keamanan nasional, ekonomi, dan pengaruh global.
Implementasi Strategi: Dua Kaki, Dua Dunia
Aliansi | Tujuan | Contoh |
Barat (AS, Jepang, Australia) | Teknologi, militer, ekonomi | QUAD, iCET (Inisiatif Teknologi AS-India) |
Global Selatan (BRICS, SCO) | Melawan dominasi G7, distribusi kekuasaan baru | BRICS, Shanghai Cooperation Organization |
Risiko dan Kritik
- India dituduh plin-plan, tidak punya komitmen aliansi.
- BRICS bisa curiga kalau India terlalu dekat dengan AS.
- AS pun ragu apakah India benar-benar sekutu sejati.
Tapi bagi India:
“Lebih baik punya 100 jalan keluar daripada 1 jalan buntu.”
Kenapa Strategi Ini Cerdas?
Karena dunia tidak lagi bipolar (Barat vs Timur). Dunia sekarang:
- Multipolar: banyak pusat kekuatan (China, Rusia, India, Uni Eropa, AS, dll)
- Terkoneksi: Teknologi membuat politik jadi kompleks dan cair.
- Kepentingan Nasional di atas ideologi.
India paham:
✨ Aliansi keras = jebakan.
✨ Aliansi fleksibel = kunci bertahan dan berkembang.
Relevansi untuk Indonesia
Sebagai anggota baru BRICS, Indonesia bisa belajar dari India:
- Gak perlu total tunduk pada China atau Rusia.
- Tetap pertahankan relasi hangat dengan Barat.
- Jaga kedaulatan, tapi aktif sebagai “penyeimbang global”.
“Indonesia bukan pion, tapi pemain. Bukan satelit, tapi gravitasi.”
REFERENSI
- Centre for Policy Research. (2012). Nonalignment 2.0: A Foreign and Strategic Policy for India in the Twenty First Century. New Delhi.
- Pant, H. V. (2016). India’s foreign policy: Coping with the changing world. Oxford University Press.
- Raja Mohan, C. (2023). India’s balancing act in a multipolar world. Foreign Affairs.
- Tharoor, S. (2021). The paradox of India’s global ambition. Brookings Institution.

Komentar
Posting Komentar