Ketika Dunia Arab Diam: Elitisme Abraham Accords dan Pengaburan Isu Palestina

Ilustrasi Abraham Accords (Pic: Meta AI)


Negara-negara Arab tahu Palestina diabaikan, tapi mereka menutup mata, sebagian karena bujukan ekonomi, sebagian karena tekanan geopolitik


Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko sepenuhnya sadar bahwa Palestina tak dilibatkan dalam Abraham Accords. Tapi:

Mereka tidak menjadikan isu Palestina sebagai syarat utama dalam perundingan.

Mereka menempatkan kepentingan nasional di atas solidaritas pan-Arab.


Beberapa diplomat Arab sempat menyatakan “keprihatinan” terhadap nasib Palestina, tapi itu hanya retorika diplomatik—tanpa aksi konkret.



Apa Jawaban AS dan Israel?


Jawaban mereka terkesan normatif namun sarat manipulasi:


AS (di bawah Trump) menyatakan bahwa Abraham Accords adalah langkah damai yang pada akhirnya akan menguntungkan Palestina karena: Israel akan lebih terbuka terhadap dialog, dan Palestina akan mendapatkan tekanan dari sesama negara Arab untuk kompromi.


Israel (Netanyahu) malah menegaskan: “Kami ingin perdamaian tanpa harus menyerahkan tanah.”Artinya:Tidak ada pengakuan kesalahan terhadap Palestina, dan Israel berusaha mengesahkan pendudukannya secara de facto lewat diplomasi ekonomi.



Pengaburan Sengaja oleh AS dan Israel


Sebuah bentuk pengaburan yang disengaja dan sistematis, dengan taktik:

Menggiring narasi perdamaian tanpa menyentuh penjajahan.

Mengganti ‘perjuangan’ menjadi ‘stabilitas regional’.

Menonjolkan manfaat ekonomi, pariwisata, dan teknologi, agar negara-negara Arab terpukau oleh pragmatisme.


AS juga memainkan kartu “ancaman Iran” untuk membuat negara-negara Teluk merasa butuh Israel sebagai aliansi militer.



Palestina Merespons Keras


Otoritas Palestina menyebut Abraham Accords sebagai:“Tikaman dari belakang.”Karena mereka ditinggalkan oleh tetangga-tetangganya demi dolar, drone, dan diplomasi dagang.



Negara-negara Arab tahu Palestina diabaikan, tapi mereka menutup mata, sebagian karena bujukan ekonomi, sebagian karena tekanan geopolitik. 


AS dan Israel memakai dalih perdamaian untuk membungkus kepentingan kolonialisme modern


Palestina, sekali lagi, tidak diberi tempat duduk dalam perjamuan damai—meski merekalah korban utama perang.









Referensi 

Lustick, I. S. (2021). Paradigm Lost: From Two-State Solution to One-State Reality. University of Pennsylvania Press.

Makovsky, D. (2020). The Abraham Accords: Normalization agreements between Israel and Arab States. The Washington Institute for Near East Policy.

Gerges, F. A. (2021). Making the Arab World: Nasser, Qutb, and the Clash That Shaped the Middle East. Princeton University Press.

Al Jazeera. (2020, September 16). Palestinians denounce UAE, Bahrain deals with Israel as ‘treason’. Retrieved from https://www.aljazeera.com

Human Rights Watch. (2021). A Threshold Crossed: Israeli Authorities and the Crimes of Apartheid and Persecution. Retrieved from https://www.hrw.org

United Nations. (2021). Report of the Special Rapporteur on the situation of human rights in the Palestinian territories occupied since 1967. Retrieved from https://www.un.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengupas Deep Learning: AI, Metode Abdul Mu'ti, dan Kurikulum Merdeka di Era Modern

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd