Bagaimana Seharusnya Poros Saudi–Iran Bersatu Demi Palestina
![]() |
Ilustrasi persahabatan Arab Saudi dan Iran (Pic: Meta AI) |
Jika mereka benar-benar bersatu maka rakyat Palestina akan punya tempat berlindung yang konkret, bukan sekadar kutukan di media sosial
Jika para raja dan revolusioner bisa duduk di meja yang sama,
maka Palestina tak perlu lagi dibela dengan darah anak-anak.
Sebab tangis bayi Gaza hanya bisa berhenti jika para pemimpin Muslim berhenti berseteru.
Mengapa Poros Saudi–Iran Penting untuk Palestina?
Arab Saudi dan Iran adalah dua kekuatan regional terbesar di dunia Islam:
Aspek | Arab Saudi | Iran |
Ideologi | Sunni Wahabi | Syiah |
Ekonomi | Monarki kaya minyak, anggota G20 | Negara besar dengan industri strategis |
Akses diplomatik | Dekat dengan Barat (AS, G7) | Poros perlawanan (Rusia, Tiongkok, Suriah, Hezbollah) |
Pengaruh dunia Islam | Penjaga 2 Kota Suci (Mekah & Madinah) | Pusat pemikiran Islam revolusion |
Jika bersatu, mereka dapat:
• Menyatukan kekuatan militer, ekonomi, dan ideologi
• Membuat poros Islam independen
• Meningkatkan diplomasi global untuk Palestina
• Menghentikan kooptasi Barat atas isu Palestina
Langkah Strategis Menuju Rekonsiliasi
1. Dialog Ulama Lintas Mazhab
• Mewujudkan Majelis Ulama Sunni–Syiah untuk menekan retorika saling benci.
• Rekonsiliasi sejarah: akui perbedaan sebagai kekayaan intelektual Islam, bukan ancaman.
2. Aliansi Ekonomi Bersama
• Mendirikan OPEC Islam Bersatu, mengontrol pasar energi sebagai alat tekan terhadap negara pendukung Zionisme.
• Membangun jaringan keuangan syariah terintegrasi sebagai alternatif SWIFT (yang sering disalahgunakan untuk sanksi politik).
3. Pusat Diplomasi Islam Global
• Membuat Lembaga Advokasi Palestina di bawah Dewan Saudi–Iran.
• Menggunakan kursi di PBB, OKI, dan G20 untuk menekan Israel.
4. Koalisi Militer Pertahanan Palestina
• Membentuk Forces of Unified Quds, terdiri dari pasukan relawan Syiah-Sunni.
• Pertahanan bukan untuk menyerang Israel, tapi melindungi wilayah Palestina dari pembantaian.
5. Counter-Intelligence: Mengusir Hasutan Asing
• Menindak tegas agen intelijen asing yang memprovokasi bentrokan Syiah–Sunni.
• Transparansi publik terhadap upaya infiltrasi Barat–Israel dalam konflik internal.
Hambatan yang Harus Diatasi
• Ketakutan terhadap Dominasi Iran
Harus diatasi lewat rotasi kekuasaan dalam koalisi, bukan dominasi tunggal.
• Ketergantungan Saudi pada Barat
Solusi: transisi perlahan ke poros multipolar (dengan Tiongkok, BRICS+).
• Warisan Luka Historis (Mekkah 1987, Suriah, Yaman)
Dibutuhkan komisi kebenaran dan rekonsiliasi Islam internasional.
Apa yang Akan Terjadi Jika Mereka Benar-Benar Bersatu?
1. Zionis panik. Karena Israel tidak akan mudah melawan front Islam Timur Tengah yang solid.
2. AS kehilangan pengaruh di Teluk. Dominasi dolarnya merosot saat perdagangan energi pindah ke yuan/dirham.
3. Gencatan senjata dan rekonstruksi Gaza lebih cepat terwujud.
4. Rakyat Palestina punya tempat berlindung yang konkret, bukan sekadar kutukan di media sosial.
5. Dunia Islam mulai menulis sejarahnya sendiri.
Referensi
- Nasr, V. (2006). The Shia Revival: How Conflicts within Islam Will Shape the Future. W. W. Norton & Company.
- Gause III, F. G. (2014). Beyond Sectarianism: The New Middle East Cold War. Brookings Doha Center.
- Parsi, T. (2007). Treacherous Alliance: The Secret Dealings of Israel, Iran, and the United States. Yale University Press.
- Esposito, J. L. (2011). The Future of Islam. Oxford University Press.
- Stratfor Intelligence. (2023). Middle East Realignments: Iran, Saudi Arabia, and the New Regional Order. [Declassified Brief].
Komentar
Posting Komentar