Pre-emptive Propaganda & Neo-Colonialism: Israel, Nuklir Iran, dan Sensor Media Global

Ilustrasi pesawat tempur mengintai fasilitas nuklir (Pic: Meta AI)

Sensor media, terutama melawan Al Jazeera, adalah strategi untuk menjaga narasi Israel tetap kuat dan menghalau peliputan independen


Israel mengeksekusi apa yang disebutnya operasi “Rising Lion”, menyerang fasilitas nuklir Iran (Natanz, Isfahan, Arak) dengan dalih mencegah “ancaman eksistensial” .


Namun, IAEA menyatakan tidak menemukan bukti program nuklir militer aktif, meskipun Iran telah memperkaya uranium hingga 60%—cukup untuk beberapa bom, namun tidak ada indikasi pembuatan bom nuklir.


Ini mengingatkan pola lama di Timur Tengah, di mana negara seperti Irak, Libya, dan Suriah pernah dilabeli sama—yang ternyata didasari oleh propaganda demi membuka pintu intervensi militer.



Motif Dibalik Serangan


Strategi Israel tidak hanya menarget nuklir, tetapi juga melemahkan rezim Iran—rencana serangan juga mencakup fasilitas intelijen, media nasional, dan infrastruktur komando militer .


Tujuannya bukan sekadar keamanan, tetapi juga penundukan Iran untuk memaksa tawar-menawar nuklir, dan mencegah rumornya balik melawan eksistensi Israel sendiri.



Propaganda & Double Standard


Israel membungkus serangan sebagai “membela diri”, sementara mempropagandakan Iran sebagai “ancaman nuklir dunia”—padahal Israel sendiri tidak menandatangani NPT dan secara luas diyakini memiliki senjata nuklir .


Taktiknya mirip eskalasi naratif yang digunakan terhadap Irak dan Libya dulu: “mengancam perdamaian”, padahal motifnya lebih geopolitik dan kontrol regional.



Sensor Media & Serangan terhadap Al Jazeera


Israel telah melarang Al Jazeera sejak 2024, dengan argumen “kebijakan keamanan nasional” .


Selama konflik ini, Al Jazeera dihalang dari lama meliput—dikurung di dalam atau tidak diberi akses—sementara media pro-Israel bebas bersiaran .


Ini bukan hanya ant-media satu kanal, melainkan strategi sensor naratif global, memastikan sudut pandang Israel tetap dominan.



Kekejaman & Pernyataan Genosida


Pernyataan ekstrem dari pejabat Israel seperti Ben-Gvir dan Smotrich, serta tindakan militer yang menciderai warga sipil (antri bantuan ditembaki) dikategorikan kejahatan perang, menunjukkan taktik melemahkan moral—bahkan bisa dikatakan genosida struktural .


Organisasi kemanusiaan dan PBB mendesak penyelidikan, tapi aktor utama seperti AS dan sekutunya tetap mendukung Israel secara terbuka .



Klaim ‘mencegah nuklir Iran’ digunakan untuk melegitimasi serangan pre-emptive, meskipun bukti nuklir porsinya tidak substansial.


Propaganda ini bagian dari pola lama—label “ancaman nuklir Timur Tengah” untuk membuka jalan intervensi.


Sensor media, terutama melawan Al Jazeera, adalah strategi untuk menjaga narasi Israel tetap kuat dan menghalau peliputan independen.


Taktik militer ekstrem (penembakan warga antri bantuan) mencerminkan kekerasan struktural yang kemungkinan besar melebihi skala kejahatan kemanusiaan masa lalu—termasuk Holocaust dalam bentuknya yang terstruktur.








Referensi

  • Reuters. (2025, June 19). Israeli official says ‘it was a mistake’ to say Bushehr was hit; confirms Natanz, Isfahan, Arak strikes. Thomson Reuters.
  • Reuters. (2025, June 19). Iran strikes Israeli hospital; Trump to decide on US role in conflict within ‘two weeks’. Thomson Reuters.
  • Reuters. (2025, June 19). Israel’s airstrikes aim to break foundations of Khamenei’s rule in Iran.Thomson Reuters.
  • Reuters. (2024, June 9). Scheer, S. Israel extends Al Jazeera ban by 45 days, citing security threat.Thomson Reuters.
  • Reuters. (2024, June 5). Israel court approves temporary ban on Al Jazeera, citing national security.Thomson Reuters.
  • Scheer, S. (2024, June 5). Israel court approves temporary ban on Al Jazeera. Reuters.
  • Al Jazeera English. (2025, June 19). How does Israel restrict its media from reporting on the Iran conflict?
  • Reuters. (2024, December 17). Palestinian Authority clashes with Al Jazeera over Jenin coverage.Thomson Reuters.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vera Fernanda SMP Taman Siswa Karyanya Lolos Prestasi Nasional

Trump Bungkam Aktivis! Mahmoud Khalil Ditangkap dengan Tuduhan Absurd

RUU TNI Disahkan: Reformasi atau Kemunduran Demokrasi?